JuaraNews, Bandung - Curug Penganten adalah nama sebuah obyek wisata air terjun yang ada di wilayah Kota Bandung di bagian barat yang Secara geografis, curug Panganten terletak di antara kecamatan Parongpong dan kecamatan Cisarua kabupaten Bandung Barat, provinsi Jawa Barat. 

Curug Penganten adalah air terjun yang terbentuk alami dari salah satu aliran sungai di kabupaten Bandung Barat. Sebelum mengalir ke curug Panganten, aliran sungai mengalir dan jatuh terlebih dahulu ke curug Cimahi yang sekarang bernama Curug Pelangi.

Curug ini terletak di ketinggian 1.050 mdpl (meter di bawah permukaan laut) dengan ketinggian air terjunnya sekitar 50 meter, di mana Curug Penganten terdiri dari dua buah air terjun yang saling berdampingan. Curug Penganten terkenal karena keunikannya, dengan pemandangan alam yang indah, serta berada di lembah yang hijau dan menyejukkan.

Untuk nama curug penganten pun ada beberapa versi yang melatar belakangi nama curug Panganten ini. Versi pertama karena curug ini memiliki 2 aliran air terjun yang saling berdampingan layaknya seorang pengantin. Aliran air di samping kanan terlihat deras, sedangkan aliran air disamping kiri lebih kecil. Karena itulah curug ini dinamakan curug Panganten.

Versi kedua dikisahkan bahwa dahulu pernah ada sepasang kekasih yang baru menikah dan mengunjungi tempat ini, namun karena suatu kejadian sepasang kekasih ini terjatuh dan hanyut terbawa arus sungai, Kisah lainnya menyebutkan bahwa pasangan tersebut tidak terjatuh dan hanyut, melainkan bunuh diri di air terjun ini.

Layaknya sebuah misteri yang berkembang di masyarakat, hingga kini pun belum bisa dipastikan siapa yang hanyut atau bunuh diri di air terjun ini, serta kapan terjadinya kejadian tersebut. Menurut masyarakat sekitar, dulu curug ini bernama curug Manglayang, karena kejadian tersebut maka air terjun ini berganti nama menjadi Curug Panganten.

Namun sangat di sayangkan Curug Panganten ini yang penuh dengan ke indahan dan keelokan nuansa alamnya masih belum memiliki fasilitas yang memadai karena pemerintah pusat belum mengelolanya dengan baik. Hal ini yang membuat sarana dan prasarana masih belum terawat, bahkan sebagian besar sudah mengalami kerusakan. Keberadaan toilet dan gazebo atau saung untuk berteduh dan bersantai pun tidak ada keluh para wisatawan.(*)

Rdsp