Perda No.5 Tahun 2023 Diharapkan Bantu Pekerja
- 20 Januari 2025 | 19:23:00 WIB
PERDA Nomor 5 Tahun 2023 bertujuan untuk meningkatkan perlindungan tenaga kerja melalui jaminan sosial ketenagakerjaan di Jabar.
PERDA Nomor 5 Tahun 2023 bertujuan untuk meningkatkan perlindungan tenaga kerja melalui jaminan sosial ketenagakerjaan di Jabar.
BENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan.
JuaraNews Bandung - Anjloknya partisipasi Pemilih di Kota Bandung pada Pilkada jadi sorotan.
Partisipasi Pemilih di Kota Bandung pada Pilkada serentak 2024 mencapai 64,78 Persen. Angka tersebut menurun dibandingkan Pilkada tahun 2018 yang mencapai 76,2 persen.
Direktur Democracy and Electoral Empowerement Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati mengatakan evaluasi secara serius harus dilakukan oleh penyelenggaraan Pemilu khususnya KPU Kota Bandung.
"Ini jadi evaluasi penyelenggara pemilu. dalam hal ini KPU. Ini jadi tamparan, mestinya aspek teknis ini tidak perlu terjadi," tandasnya, Kamis (5/12/2024).
Neni berangapan ada beberapa faktor menurunnya angka partisipasi di Kota Bandung, yakni terkait teknis dan non teknis.
Dari sisi teknis misalnya, DEEP masih mendapati pemilih di Kota Bandung belum mendapat C Pemberitahuan hingga masyarakat yang masih belum tau lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di hari pemungutan. Masalah berikutnya adalah soal aksesibilitas TPS. Dalam pilkada ini jumlah TPS memang lebih sedikit jika dibanding pemilu yang digelar Februari lalu.
Pada prakteknya, beberapa TPS di pemilu kemudian digabung menjadi satu TPS dalam pilkada saat ini. Penggabungan TPS itu di beberapa titik makin mengurangi aksestabilitas pemilih. Misalnya dari lokasi yang semakin jauh dari TPS sebelumnya.
Selain itu faktor lainnya ada kekecewaan dan kejenuhan politik di masyarakat. Pelaksanaan pilkada yang berdekatan dengan pemilu bisa jadi alasan masyarakat kian jenuh.
Di samping itu, juga bisa karena pilihan kandidat yang disodorkan partai politik kurang menarik. DEEP juga sempat mewawancarai beberapa warga Bandung yang sebenarnya pemilih dengan tingkat pendidikan tinggi dan melek politik. Mereka cenderung memilih tidak datang ke TPS karena tidak ada kandidat yang sesuai harapan.
Yang tak kalah penting berikutnya adalah dari sisi sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Bandung. Menurut Neni, sosialisasinya kurang efektif dan efisien dalam menjangkau pemilih. "Anggaran sosialisasi KPU Kota Bandung itu besar, tapi sepertinya kurang efektif," jelasnya.
Neni menguraikan, beberapa kali sosialisasi yang dilakukan cenderung menyasar organisasi masyarakat atau organisasi yang ada keselarasan dengan latar belakang komisioner KPU. Beberapa organisasi lain yang sebenarnya aktif dalam kegiatan politik tidak dilibatkan. "Termasuk media, pemberitaan KPU kurang masif. Padahal sekarang era digital. Mestinya pemberitaan media bisa lebih masif dari pada diminta untuk melihat website KPU," tandasnya.
Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) yang diakses Kamis (5/12). KPU Kota Bandung mencatatkan 73 rencana paket kegiatan. Tapi kebanyakan adalah kegiatan bertemakan rakor, bimtek dan paket meeting. Itu di luar paket pengadaan sejumlah logistik keperluan pemilu.
Misalnya, bimtek rekapitulasi hitung suara dengan rencana anggaran Rp 72 juta, Paket Meeting Fullboard rakor diseminasi produk hukum dengan rencana anggaran 285 juta, training fasilitasi bimtek KPPS dengan Rp 115 juta, paket meeting rakor logistik dan pertanggung jawaban keuangan Rp 44 juta, bimtek sirekap Rp 185 juta, rakor pembentukan KPPS Rp 36 juta, rapat singkronisasi data pemilih Rp 83 juta, bimtek kode etik Rp 164 juta, rakor penyelenggaraan tahapan dan PKS dengan
polrestabes dan kejaksaan Rp 110 juta, meeting fullday rekonsiliasi laporan pertanggung jawaban keuangan Rp 119 juta, bimtek ORTUG badan adhoc Rp 225 juta, bimtek penyusunan identifikasi masalah hukum Rp 76 juta, bimtek terpadu dengan PKK Rp 72 juta, bimtek kuangan badan adhoc Rp 238 juta, rakor persiapan pilkada Rp 72 juta.
Adapun kegiatan bertemakan sosialisasi di antaranya, kegiatan sosialisasi pilwalkot dalam bentuk festival budaya dengan rencana anggaran Rp 500 juta. Kegiatan sosialisasi pada pilwalkot dengan rencana anggaran Rp 575 juta. Debat paslon Rp 3 miliar. Deklarasi kampanye damai Rp 350 juta. Peluncuran tahapan pilwalkot Rp 737 juta. Meeting sosialisasi atau media gathering Rp 24 juta.
Sebelumnya,Ketua KPU Kota Bandung Khoirul Anam mengungkapkan, banyak variable dan faktor yang menyebabkan turunya angka partisipasi itu.
“Dari kami KPU kota Bandung sudah berupaya semaksimal mungkin. Kami buat 151 kegiatan di setiap kelurahan di 30 kecamatan masing masing bikin kegiatan. Bahkan dengan 83 organisasi di Kota Bandung bikin kegiatan untuk sosialisasi jadi cukup banyak sosialisasi. Ada sekitar 250 kegiatan,” jelasnya.
Anam melanjutkan, perlu juga ada kebijakan kebijakan baru dari KPU RI untuk memformat pelaksanaan pilkada. Misalnya juga terkait penetapan jumlah pemilih di TPS. Itu menjadi kebijakan di tingkat pusat. “Kami tentu akan evaluasi,” jelasnya.(*)
bas
0 KomentarPEMKOT Bandung melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung terus melakukan pencegahan Selengkapnya..
SEKOLAH Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) membatalkan 233 ijazah mahasiswa yang lulus pada periode 2018-2023. Selengkapnya..
KORBAN yang tinggal di Jalan Cipicung Hilir, Ciumbuleuit, Kota Bandung, terlihat linglung dengan tatapan mata Selengkapnya..
PEMERIKSAAN dilakukan di Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah IV Bandung, Kamis, Selengkapnya..
PEMKOT Bandung mendesak pengembang aplikasi koin Jagat bertanggung jawab dengan kerusakan yang terjadi di taman-taman Kota Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
LAYANAN Mobil SIM Keliling Online hadir di sejumlah tempat di wilayah Kota Bandung Raya. Berikut ini jadwal dan lokasinya:
ACHYADI sosok bapak pemilik sepeda tua yang juga melukis tokoh tokoh sejarah pejuang kemerdekaan Indonesia.
PEMKOT Bandung melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung terus melakukan pencegahan HIV/AIDS.
SEBANYAK 21 Kepala Keluarga (KK) Jalan Batu Api, Kota Bandung terpaksa harus segera angkat kaki dari kediamannya yang sudah dihuni puluhan tahun.