free hit counter code Angka Partisipasi Pilwalkot Bandung Jadi Sorotan - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • HAM: MASA DEPAN KITA SEKARANG
    HAM: MASA DEPAN KITA SEKARANG

    SETIAP tanggal 10 Desember. termasuk Indonesia, merayakan Hari Hak Asasi Manusia. Penetapan ini dinyatakan oleh IHEU sebagai hari resmi perayaan kaum humanisme.

    Angka Partisipasi Pilwalkot Bandung Jadi Sorotan

    Sosialisasi KPU Dinilai Gagal

    Angka Partisipasi Pilwalkot Bandung Jadi Sorotan

    • Kamis, 5 Desember 2024 | 18:10:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews Bandung - Anjloknya partisipasi Pemilih di Kota Bandung pada Pilkada jadi sorotan. 

     

    Partisipasi Pemilih di Kota Bandung pada Pilkada serentak 2024 mencapai 64,78 Persen. Angka tersebut menurun dibandingkan Pilkada tahun 2018 yang mencapai 76,2 persen.

     

    Direktur Democracy and Electoral Empowerement Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati mengatakan evaluasi secara serius harus dilakukan oleh penyelenggaraan Pemilu khususnya KPU Kota Bandung.

     

    "Ini jadi evaluasi penyelenggara pemilu. dalam hal ini KPU. Ini jadi tamparan, mestinya aspek teknis ini tidak perlu terjadi," tandasnya, Kamis (5/12/2024).

     

    Neni berangapan ada beberapa faktor menurunnya angka partisipasi di Kota Bandung, yakni terkait teknis dan non teknis. 

     

    Dari sisi teknis misalnya, DEEP masih mendapati pemilih di Kota Bandung belum mendapat C Pemberitahuan hingga masyarakat yang masih belum tau lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di hari pemungutan. Masalah berikutnya adalah soal aksesibilitas TPS. Dalam pilkada ini jumlah TPS memang lebih sedikit jika dibanding pemilu yang digelar Februari lalu.

     

    Pada prakteknya, beberapa TPS di pemilu kemudian digabung menjadi satu TPS dalam pilkada saat ini. Penggabungan TPS itu di beberapa titik makin mengurangi aksestabilitas pemilih. Misalnya dari lokasi yang semakin jauh dari TPS sebelumnya.

     

    Selain itu faktor lainnya ada kekecewaan dan kejenuhan politik di masyarakat. Pelaksanaan pilkada yang berdekatan dengan pemilu bisa jadi alasan masyarakat kian jenuh. 

     

    Di samping itu, juga bisa karena pilihan kandidat yang disodorkan partai politik kurang menarik. DEEP juga sempat mewawancarai beberapa warga Bandung yang sebenarnya pemilih dengan tingkat pendidikan tinggi dan melek politik. Mereka cenderung memilih tidak datang ke TPS karena tidak ada kandidat yang sesuai harapan.

     

    Yang tak kalah penting berikutnya adalah dari sisi sosialisasi yang dilakukan KPU Kota Bandung. Menurut Neni, sosialisasinya kurang efektif dan efisien dalam menjangkau pemilih. "Anggaran sosialisasi KPU Kota Bandung itu besar, tapi sepertinya kurang efektif," jelasnya.

     

    Neni menguraikan, beberapa kali sosialisasi yang dilakukan cenderung menyasar organisasi masyarakat atau organisasi yang ada keselarasan dengan latar belakang komisioner KPU. Beberapa organisasi lain yang sebenarnya aktif dalam kegiatan politik tidak dilibatkan. "Termasuk media, pemberitaan KPU kurang masif. Padahal sekarang era digital. Mestinya pemberitaan media bisa lebih masif dari pada diminta untuk melihat website KPU," tandasnya.

     

    Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) yang diakses Kamis (5/12). KPU Kota Bandung mencatatkan 73 rencana paket kegiatan. Tapi kebanyakan adalah kegiatan bertemakan rakor, bimtek dan paket meeting. Itu di luar paket pengadaan sejumlah logistik keperluan pemilu.

     

    Misalnya, bimtek rekapitulasi hitung suara dengan rencana anggaran Rp 72 juta, Paket Meeting Fullboard rakor diseminasi produk hukum dengan rencana anggaran 285 juta, training fasilitasi bimtek KPPS dengan Rp 115 juta, paket meeting rakor logistik dan pertanggung jawaban keuangan Rp 44 juta, bimtek sirekap Rp 185 juta, rakor pembentukan KPPS Rp 36 juta, rapat singkronisasi data pemilih Rp 83 juta, bimtek kode etik Rp 164 juta, rakor penyelenggaraan tahapan dan PKS dengan

     

    polrestabes dan kejaksaan Rp 110 juta, meeting fullday rekonsiliasi laporan pertanggung jawaban keuangan Rp 119 juta, bimtek ORTUG badan adhoc Rp 225 juta, bimtek penyusunan identifikasi masalah hukum Rp 76 juta, bimtek terpadu dengan PKK  Rp 72 juta, bimtek kuangan badan adhoc Rp 238 juta, rakor persiapan pilkada Rp 72 juta.

     

    Adapun kegiatan bertemakan sosialisasi di antaranya, kegiatan sosialisasi pilwalkot dalam bentuk festival budaya dengan rencana anggaran Rp 500 juta. Kegiatan sosialisasi pada pilwalkot dengan rencana anggaran Rp 575 juta. Debat paslon Rp 3 miliar. Deklarasi kampanye damai Rp 350 juta. Peluncuran tahapan pilwalkot Rp 737 juta. Meeting sosialisasi atau media gathering Rp 24 juta.

     

    Sebelumnya,Ketua KPU Kota Bandung Khoirul Anam mengungkapkan, banyak variable dan faktor yang menyebabkan turunya angka partisipasi itu. 

     

    “Dari kami KPU kota Bandung sudah berupaya semaksimal mungkin. Kami buat 151 kegiatan di setiap kelurahan di 30 kecamatan masing masing bikin kegiatan. Bahkan dengan 83 organisasi di Kota Bandung bikin kegiatan untuk sosialisasi jadi cukup banyak sosialisasi. Ada sekitar 250 kegiatan,” jelasnya.

     

    Anam melanjutkan, perlu juga ada kebijakan kebijakan baru dari KPU RI untuk memformat pelaksanaan pilkada. Misalnya juga terkait penetapan jumlah pemilih di TPS. Itu menjadi kebijakan di tingkat pusat. “Kami tentu akan evaluasi,” jelasnya.(*)

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Tetap Akan Kritis pada Bupati Terpilih
    Bupati Tekankan Kondusifitas & Efisiensi Anggaran
    Pemkab KBB Terima Mobil Tangki Air dari Bank BJB
    Raih Kemenangan Pilgub, Demokrat Gelar Syukuran
    Polisi Ciduk 4 Penculik IRT di Rumah Kontrakan

    Editorial


      Info Kota


        Inspirasi