Pemkot Bekasi Segera Atur Titik Penjualan Minol
- 19 Desember 2024 | 09:04:00 WIB
PEMKOT Bekasi akan segera menindaklanjuti Perda baru tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol (Minol).
PEMKOT Bekasi akan segera menindaklanjuti Perda baru tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol (Minol).
JABAR meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama 2024 sebagai pemda provinsi terbaik dalam partisipasi pengelolaan sistem transportasi publik.
INDRAMAYU merupakan lumbung padi nasional dengan julukan Bumi Wiralodra dengan penghasil beras yang melimpah.
JuaraNews, Bandung - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Ridwan Kamil menyatakan sudah mengambil kebijakan terhadap pondok pesantren di Kuningan dan Kota Tasikmalaya yang ada kasus positif.
Hal itu disampaikan Emil saat rakor penanganan Covid-19 di pesantren bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui telekonferensi dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (30/9/2020) sore.
“Jadi, kebijakannya adalah kalau dites dia (santri) itu negatif (Covid-19), maka dia dipulangkan ke rumah masing-masing. Kalau dia ditesnya positif tapi kalau (gejala) ringan itu dikarantina di pesantrennya, kalau yang agak parah ke rumah sakit,” ujar Ridwan Kamil.
Namun jika pesantrennya tidak memadai untuk karantina, maka Gugus Tugas Jabar menyiapkan ruang-ruang karantina mandiri. “Contohnya di Kota Tasikmalaya santrinya (yang positif) dikarantina di rusun milik Universitas Siliwangi. Dan itu sudah mulai kita lakukan dan mudah-mudahan kita bisa mencegah lebih baik,” katanya.
Dengan demikian, KBM tatap muka di 2 ponpes tersebut diliburkan sementara karena asrama dipakai untuk isolasi mandiri dan santri yang negatif Covid-19 dipulangkan ke rumah masing – masing.
“Jadi, kita ambil tindakan kemudian kita libur dulu selama empat belas hari untuk melakukan persiapan penanganan,” jelasnya.
Dalam rakor tersebut, Emil mengusulkan agar dana Rp2,6 triliun dari Kementerian Agama yang sedianya digunakan membangun infrastruktur pendukung pencegahan Covid-19 di pesantren, agar dialihkan untuk uji usap (swab/PCR) serta pelacakan kontak erat.
“Saya sampaikan juga ke pemerintah pusat bahwa ada dana Rp2,6 triliun itu kalau boleh kebijakan penggunaannya bisa dikaji ulang tidak hanya ke infrastruktur, tapi ke penanganan Covid-19 yang sifatnya urgent, yaitu pengetesan swab ataupun tracing,” ungkap Emil.
“Tapi kewenangannya ada di Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agama,” tutupnya.
Gubernur Jabar pada Juni 2020 lalu telah mengeluarkan Kepgub Jabar No 443/Kep.321-Hukham/2020 tentang Protokol Kesehatan untuk Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Lingkungan Pondok Pesantren. Ponpes dapat menggelar kegiatan belajar mengajar tatap muka asal melaksanakan dengan baik aturan pencegahan dan penanggulangan, termasuk protokol kesehatan Covid-19. Sejauh ini baru baru dua ponpes yang ditemukan kasus positifnya.
125 Orang di Pesantren Positif Covid-19
Sementara itu, hingga Rabu (30/9/2020), tercatat total 125 orang dari lingkungan pesantren di Kuningan dan Tasikmalaya yang positif terpapar Covid-19.
Satuan Tugas Covid-19 Tasikmalaya mencatat, sebanyak 32 orang dari klaster pesantren yang terkonfirmasi Covid-19. Kendati begitu, belum diketahui darimana sumber penularan virus dari tempat belajar yang sudah menggelar tatap muka ini.
"Jadi ada penambahan kasus sangat signifikan 3 hari terakhir. Mulai klaster wisata keluarga dan klinik, sekarang klaster pondok pesantren. Hari ini klaster ponpes delapan 18 orang dari kemarin sebanyak 14 orang. Jadi total 32 orang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, Selasa (29/9/2020).
Uus mengatakan, seluruh santri akan dievakuasi menuju rusunawa untuk mendapatkan perawatan dan isolasi mandiri. Hal itu dilakukan, karena rumah sakit rujukan Covid-19 di Tasikmalaya sudah kelebihan pasien.
"Rencananya kita akan bawa ke Rusunawa untuk proses perawatan. Kenapa ke Rusunawa karena rumah sakit rujukan sudah overload," ucap Uus.
Sementara itu di Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan, Satgas Covid-19 mencatat ada 93 orang yang positif Covid-19 di lingkungan pesantren.
"Ada penambahan 37 orang yang positif dari hasil swab yang dilakukan hari Sabtu dan Minggu kemarin. Total saat ini yang positif ada 93 orang," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kuningan Agus Mauludin, Selasa (29/9/2020).
Menurut Agus, dari 37 orang yang positif rata-rata memiliki gejala klinis demam, batuk, dan pilek. "Semuanya saat ini sudah ditangani tim medis dan menjalani karantina," ungkapnya. (*)
Oleh: JuaraNews / jar
0 KomentarPEMKOT Bekasi akan segera menindaklanjuti Perda baru tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol Selengkapnya..
USAI mendapat penolakan dari warga sekitar, pembangunan hotel Fox di Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi dihentikan Selengkapnya..
BEY Machmudin bersama tiga menteri meluncurkan program Penanganan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) Selengkapnya..
DEPIDAR SOKSI Jabar menggelar Pendidikan Politik Kader Bangsa (P2KB) Tingkat Madya Batch Kedua Selengkapnya..
SOKSI lahir pada 1960 untuk membenahi arah politik negara, yang cenderung semakin jauh dari cita-cita para pemimpin Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
SOKSI lahir pada 1960 untuk membenahi arah politik negara, yang cenderung semakin jauh dari cita-cita para pemimpin bangsa.
KONI Jabar mengapresiasi Raker KONI Kabupaten Cirebon yang membahas persiapan BK Porprov menuju Porprov Jabar pada 2026.