Ini Resep Dewa Beri Kekalahan Perdana untuk Persib
- 18 Januari 2025 | 00:26:00 WIB
JAN Olde Riekerink mengungkapkan, kemenangan 2-0 timnya atas Persib, Jumat (17/1/2025) malam, merupakan hasil dari ketekunan para pemainnya.
JAN Olde Riekerink mengungkapkan, kemenangan 2-0 timnya atas Persib, Jumat (17/1/2025) malam, merupakan hasil dari ketekunan para pemainnya.
BENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan.
JuaraNews, Bandung – Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) mengusulkan dana Sumbangan Penyelenggara Pendidikan (SPP) di sekolah-sekolah diaktifkan kembali. Usulan ini disampaikan karena Badan Operasional Pendidikan Daerah (BOPD) dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak efesien dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan.
Usulan disampaikan saat AKSI melakukan audensi dengan Komisi V DPRD Jawa Barat di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung, Rabu (8/1/2025).
Ketua AKSI Dr. Asep Tapip Yani, MPd. mengatakan, sejak SPP tidak diperbolehkan pemerintah dan dana pendidikan dicover oleh BOPD dan BOS, banyak dinamika yang dihadapi kepala sekolah, namun dinamika itu kurang nyaman dirasakan oleh sekolah. Salah satunya, kata Asep, adalah adanya pantauan dari LSM yang menyebutkan adanya penyelewengan dana BOS atau ‘wartawan” (dalam tanda kutip) yang banyak menyoroti dana tersebut.
“Padahal kami sudah melaksanakan dana BOS itu sesuai dengan ketentuan. Tapi kami dikatakan kami melakukan penyelewengan dan sebagainya. Itu sangat menyakitkan,” kata Asep dalam audensi tersebut.
Tak hanya itu, katanya, tak sedikit kepala sekolah yang harus berurusan dengan Kejaksaan Negeri karena masalah dana BOS atau BOPD tersebut. Tidak sedikit pula, katanya, penyelenggara pendidikan seperti kepala kekolah menjadi korban karena menghadapi vonis hukum setelah kasusnya dibawa ke pengadilan.
Pada kesempatan tersebut, Asep meminta perlindungan hukum kepada Komisi V DPRD Jawa Barat karena merasa terancam dalam pengelelolaan dana pendidikan tersebut. Oleh sebab itu, kata Asep, pihaknya berharap penyelenggaraan pendidikan dikembalikan pada sistem pembayaran dana SPP atau sumbangan pendidikan.
Kepala sekolah lain, Bambang, mengatakan sebelumnya pihaknya pernah memungut dana SPP sebesar Rp 500 ribu per bulan. Ia bisa memenuhi berbagai kebutuhan sekolah tanpa ada masalah dan ketakutan. Namun, katanya, sejak tidak diperbolehkan menarik dana SPP muncul berbagai persoalan yang dihadapi, termasuk persoalan menghadapi kejaksaan. “Padahal kami tidak melakukan tuduhan-tuduhan yang ditujukan. Belum diberitakan melakukan penyelewengan. Sakit hati kami,” katanya.
Menanggapi keluhan ini, Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat H. Yomanius Untung mengatakan, terkait perlindungan kepala sekolah pihaknya mengumpulkan bahan-bahan dan kajian untuk dijadikan dasar, untuk dibuatkan surat kepada Pimpinan DPRD Jabar yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh Gubernur dan Forkominda (Forum Komunikasi dan Pimpinan Daerah). Hal ini dilakukan sebagai upaya Komisi V DPRD Jawa Barat dalam memberi perlindungan hukum kepada kepala sekolah.
ude
0 KomentarPEMERIKSAAN dilakukan di Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah IV Bandung, Kamis, Selengkapnya..
PEMKOT Bandung mendesak pengembang aplikasi koin Jagat bertanggung jawab dengan kerusakan yang terjadi di taman-taman Kota Selengkapnya..
SEBANYAK 21 Kepala Keluarga (KK) Jalan Batu Api, Kota Bandung terpaksa harus segera angkat kaki dari kediamannya yang sudah dihuni puluhan Selengkapnya..
SEBUAH tebing di kawasan Lembang dipenuhi lautan sampah membuat pemandangan yang Selengkapnya..
APLIKASI jagat menuai permasalahan dimana ada sejumlah laporan kerusakan yang signifikan pada sejumlah taman kota di Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
LAYANAN Mobil SIM Keliling Online hadir di sejumlah tempat di wilayah Kota Bandung Raya. Berikut ini jadwal dan lokasinya:
ACHYADI sosok bapak pemilik sepeda tua yang juga melukis tokoh tokoh sejarah pejuang kemerdekaan Indonesia.
FOKUS tingkatkan taraf hidup masyarakat, Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi tidak akan membagi-bagi jabatan selama kepemimpinannya.