free hit counter code Pandangan Agus Mulyana Tentang Generasi Sandwich - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


  • Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    • 23 November 2024 | 12:22:00 WIB

    CALON Wakil Walikota Bandung nomor urut 2, Dhani Wirianata, meminta agar masyarakat berani dalam menolak potensi jual-beli suara di pilkada 2024 mendatang.

Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Pandangan Agus Mulyana Tentang Generasi Sandwich
    Agus Mulyana (Foto:Istimewa)

    Pandangan Agus Mulyana Tentang Generasi Sandwich

    JuaraNews, Bandung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan ibu rumah tangga agar tidak menciptakan Generasi Sandwich dengan menempatkan beban finansial pada anak-anak mereka untuk menopang kehidupan pensiun mereka. Pada Selasa (23/4/2024). 

     

    Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.

     

    Lalu apa sebenarnya generasi sandwich?

     

    Manurut Agus Mulyana, seorang professional di bidang perbankan dan Komisaris di Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) Generasi sandwich adalah istilah yang merujuk pada generasi muda yang cenderung mengutamakan gaya hidup yang santai, fleksibel, dan lebih memperhatikan keseimbangan antara karier dan kehidupan non-profesional.

     

    “Istilah ini muncul dari gabungan kata "senior" dan "sandwich", yang menggambarkan posisi mereka di antara generasi sebelumnya dan generasi mendatang” ucap Agus Mulyana pada Kamis (25/4/2023).

     

    Agus mengungkapkan generasi sandwich memiliki sifat-sifat tertentu yang mencerminkan pengalaman hidup mereka yang unik dengan menghadapi generasi yang lebih tua dan lebih muda. Beberapa karakter dan sifat yang umumnya terkait dengan generasi ini meliputi:

     

    Fleksibilitas: Mereka cenderung fleksibel dalam memanage waktu dan tugas, karena mereka sering menghadapi tekanan dari dua arah: tanggung jawab terhadap orang tua yang membutuhkan perawatan, serta tanggung jawab terhadap anak-anak atau keluarga muda mereka sendiri.

     

    Kemandirian: Karena harus menangani berbagai tanggung jawab keluarga dan pekerjaan, generasi sandwich sering kali memiliki kemampuan yang kuat dalam mengambil keputusan dan bertindak secara mandiri.

     

    Kreativitas: Mereka cenderung mencari solusi kreatif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

     

    Stres: Menangani peran ganda dalam keluarga dan karier sering kali menimbulkan tingkat stres yang tinggi bagi generasi sandwich. Mereka bisa merasa tertekan oleh tuntutan dari berbagai arah.

     

    Empati: Pengalaman merawat orang tua dan membesarkan anak-anak membuat mereka menjadi lebih empati terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.

     

    Keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi: Mereka cenderung mencari keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, mengutamakan waktu bersama keluarga dan mengejar kegiatan yang memberi mereka kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

     

    Inovatif: Generasi sandwich cenderung terbuka terhadap teknologi dan inovasi, karena mereka sering kali harus memanfaatkan alat-alat modern untuk membantu mereka mengelola tugas-tugas sehari-hari dengan lebih efisien.

     

    Ini hanya beberapa contoh karakter dan sifat yang umumnya terkait dengan generasi sandwich, namun tentu saja setiap individu dalam generasi ini memiliki pengalaman dan kepribadian yang unik.

     

    Agus Mulyana atau yang sering disapa Amul ini juga mengungkapkan terdapat dampak positif dan negativf pada para generasi sandwich ini, diantaranya:

     

    Dampak Positif

    Pemeliharaan nilai-nilai tradisional: Generasi sandwich sering kali menjadi penjaga nilai-nilai budaya dan tradisi keluarga. Mereka mewariskan dan memperkuat norma-norma budaya seperti gotong royong, rasa hormat pada orang tua, dan kebersamaan keluarga.

     

    Perpaduan antara tradisi dan modernitas: Mereka membawa perubahan positif dengan menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan gaya hidup modern. Hal ini memungkinkan adopsi teknologi dan inovasi sambil tetap mempertahankan identitas budaya mereka.

     

    Keterlibatan aktif dalam komunitas: Generasi sandwich sering kali menjadi tulang punggung dalam menjaga keharmonisan dan keberlangsungan komunitas mereka. Mereka aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan yang memperkuat ikatan sosial di lingkungan mereka.

     

    Dampak Negatif

    Beban emosional dan stres: Tanggung jawab ganda untuk merawat orang tua dan mengurus anak-anak dapat menyebabkan tingkat stres dan beban emosional yang tinggi bagi generasi sandwich. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.

     

    Keterbatasan waktu dan energi: Generasi sandwich sering kali merasa kekurangan waktu dan energi untuk menjalankan peran ganda mereka. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan kebutuhan pribadi mereka.

     

    Konflik peran: Mereka mungkin mengalami konflik peran antara harapan tradisional keluarga dan aspirasi pribadi mereka dalam karier dan kehidupan pribadi. Ini bisa menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga dan penyesuaian yang sulit.

     

    “Secara keseluruhan, generasi sandwich di lingkungan budaya Indonesia membawa dampak yang kompleks. Sementara mereka memainkan peran penting dalam mempertahankan nilai-nilai budaya dan mempromosikan kesejahteraan keluarga, mereka juga menghadapi tantangan yang signifikan dalam menjalankan peran ganda mereka dalam masyarakat modern” ucapnya. 

     

    Agus juga menjelaskan generasi sandwich merujuk pada generasi yang harus mengelola tanggung jawab keuangan mereka sendiri sambil juga memberikan dukungan finansial kepada orang tua yang sudah lanjut usia serta anak-anak yang masih bergantung pada mereka. 

     

    Ia menambahkan dampaknya terhadap pendapatan masyarakat di Indonesia bisa signifikan karena mereka harus mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara keseluruhan.

     

    Ini dapat mengurangi daya beli dan investasi mereka, serta membatasi kemampuan untuk menabung atau berinvestasi dalam pengembangan pribadi dan karier. Sebagai akibatnya, hal ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

     

    “Meskipun demikian, dengan pemahaman yang baik tentang kebutuhan keluarga yang beragam, generasi sandwich diharapkan dapat menemukan keseimbangan yang tepat untuk memastikan kesejahteraan keluarga mereka serta kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Indonesia” tutupnya. (*) 

    Rdsp

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Pelataran Bandung Suguhkan Fasilitas Istimewa
    Paket Unlimited Smartfren, Harga Mulai Rp9 Ribuan
    Superadventure Prima 4x4 Challenge Tampil Memukau
    Manjakan Penikmat The Papandayan Jazz Fest 2024
    Merek Fashion Lokal yang Stylish & Terjangkau

    Editorial