free hit counter code Disdik Jabar Siapkan Trauma Healing dan Pastikan KBM Tetap Berjalan - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Disdik Jabar Siapkan Trauma Healing dan Pastikan KBM Tetap Berjalan
    (humas disdik jabar) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Dedi Sopandi saat meninjau bangunan SMKN 1 Cugenang yang rusak pada Selasa (22/11/20). Sekolah itu merupakan salahsatu sekolah yang terdampak gempa Cianjur

    Disdik Jabar Siapkan Trauma Healing dan Pastikan KBM Tetap Berjalan

    • Rabu, 23 November 2022 | 10:04:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Cianjur - Sedikitnya 26 bangunan sekolah (SMA dan SMK) mengalami karusakan pasca gempa gempa Cianjur. Kerusakan sekolah-sekolah itu beragam dari kategori ringan sampai berat. Berdasarkan pantauan lapangan, sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan paling parah berada di lokasi Cugenang dan Cilaku.


    "Jadi total dari 26 itu hampir di 138 ruang kelas, termasuk ruang guru dia antaranya rusak berat. Dari pantauan kami yang terberat di daerah Cugenang dan juga di daerah Cilaku. Begitu juga SMAN 1 Cianjur yang saya pantau," ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Sopandi saat meninjau SMKN 1 Cugenang Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022.


    Selain kerusakan bangunan, Dedi juga menengarai adanya kemungkinan ganguan psikologis pada para siswa pasca gempa berkekuatan M5.6 itu. Oleh karena itu, Dedi mengutarakan bahwa Disdik Jabar akan melakukan trauma healing kepada para siswa terdampak. Pemberian trauma healing ini sangat penting, mengingat gempa ini banyak menelan korban termasuk para peserta didik turut merasakan langsung dampak gempa itu.


    “Di SMKN 1 Cugenang saja, ada sekitar 12 siswa yang harus mendapatkan perawatan hingga dilarikan ke puskesmas,” ungkapnya.


    Menurut Dedi, trauma healing itu dimaksudkan untuk membantu para siswa terbebas dari gangguan psikologis seperti kecemasan pasca bencana. Dalam pelaksanaannya, pemberian trauma healing itu akan dilakukan secara bekerjasama dengan Dinas Pemberdayan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB).


    "Termasuk juga dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, (P2TP2A) Jawa Barat untuk mencoba melakukan trauma healing bagi siswa-siswi yang kemarin terdampak gempa," tutur Dedi.


    Mengenai kegiatan belajar mengajar (KBM) pada sekolah-sekolah di wilayah terdampak, Dedi menjelaskan bahwa hal tersebut tetap berjalan. Hal ini dapat dilakukan melalui tiga pola yang dapat dipilih oleh masing-masing satuan pendidikan dengan menyesuaikan kondisi sekolahnya masing-masing.


    “Untuk KBM ada tiga pola yang bisa diterapkan; daring, hybrid (luring dan daring) dan sistem shift pagi dan siang. Kewenangan itu saya serahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah sekolah untuk membuat kebijakan mana yang kira kira bisa memudahkan dalam proses belajar mengajar tersebut," urainya.


    Dalam dua pekan ini, ungkap Dedi, ketiga pola KBM yang diterapkan di wilayah Kabupaten Cianjur masuk dalam lingkungan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Jawa Barat ini, akan dipantau. Selain itu ia pun menambahkan dalam pelaksanaan Ujian Akhir Semester pada tanggal 15 Desember 2022 mendatang, para kepala sekolah dan KCD Wilayah VI Jabar untuk menerapkan pola yang lebih ramah dalam pelaksanaan UAS itu.


    "Kepala sekolah dan cabang dinas agar tolong dalam rangka ujian akhir semester di tanggal 5 ada pola pola yang lebih ramah anak pada saat anak anak masih dalam kondisi trauma," pintanya.(*)

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat

    Editorial



      sponsored links