free hit counter code Penjelasan BMKG Soal Sering Terjadi Hujan saat Tahun Baru Imlek - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Penjelasan BMKG Soal Sering Terjadi Hujan saat Tahun Baru Imlek
    ilustrasi

    Penjelasan BMKG Soal Sering Terjadi Hujan saat Tahun Baru Imlek

    • Minggu, 30 Januari 2022 | 17:37:00 WIB
    • 0 Komentar

     

    JuaraNews Bandung -Perayaan Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China ke 2573 Selasa, (1/2/2022). Perayaan tahun baru Imlek kerap kali dikaitkan oleh masyarakat Indonesia dengan hujan. 

     

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan perihal sering terjadi hujan saat tahun baru Imlek.

     

    Menurut Forecaster Stasiun Geofisika Kota Bandung, Yan Firdaus mengatakan memang selalu jatuh antara akhir Januari dan awal Februari. Di saat itu, memang bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah hujan yang tinggi.



    "Inilah mengapa hari raya Imlek dikatakan identik dengan turunnya hujan.Dalam waktu tiga hari ke depan atau hingga akhir bulan Januari ini, cuaca di Kota Bandung hujan nya terbilang sedikit dan anginnya cukup kencang," ujarnya, Minggu (30/1/2022).



    Yan mengamati perihal musim hujan secara empiris, di wilayah Bandung Raya dimulai November dan akan berakhir pada Maret.Sedangkan musim kemarau tahun ini, di wilayah Bandung Raya dimulai pada Juni berakhir di bulan September.

     

    Terkait dengan kondisi Kota Bandung terkini, masyarakat diharapkan selalu waspada karena perubahan cuaca cukup cepat dari cerah ke mendung dan kemudian angin kencang cukup cepat terjadinya.

     

    "Jika terjadi awan mendung atau angin mulai terasa kencang, masyarakat diharapkan langsung mencari perlindungan," imbuhnya.

     

    Yan menerangkan, cara pengamatan cuaca dan kelembaban di Stasiun Geofisika Kota Bandung yang berlokasi di Jalan Cemara.

     

    "Pengamatan suhu dan kelembaban diukur menggunakan alat observasi manual. Pengamatan suhu menggunakan alat temperatur yang terbagi menjadi dua. Termometer bola kering dan termometer bola basah. Sedangkan untuk mengukur kelembaban menggunakan Hygrometer," ujarnya.

     

    Ia menerangkan, alat-alat meteorologi tersebut diletakkan pada suatu tempat yang disebut Taman Alat. Taman Alat berisi beberapa alat untuk mengamati unsur cuaca di suatu tempat.

     

    Termometer bola kering, digunakan untuk mengukur suhu udara permukaan. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang di dalamnya terdapat pipa kapiler yang berisikan air raksa. 

     

    Ketika suhu naik, maka air raksa akan memuai dan menunjukan skala suhu pada lingkungan.

     

    Termometer bola basah digunakan untuk mengukur titik embun dalam udara. Termometer ini sama seperti termometer bola kering, yang membedakannya adalah termometer ini bolanya dilapisi dengan kain yang dijaga agar selalu basah. 

     

    Selain itu, ada juga Higrometer yang merupakan sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. (*)

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    DPRD Minta Pemprov Kaji Ulang Kondisi Lingkungan
    TNI AU Beri Trauma Healing Untuk Anak-anak
    7.310 Kasus DBD, Dinkes Imbau Warga Lakukan Ini
    KPU Umumkan Paslon Farhan-Erwin Unggul Telak
    Angka Partisipasi Pilwalkot Bandung Jadi Sorotan

    Editorial


      Info Kota


        Inspirasi