JuaraNews, Bandung - Komisi IV DPRD Jawa Barat menilai pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilakukan Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi patut diacungi jempol.

Pasalnya, dalam penanganan Covid-19 ada relawan disemua tingkatan untuk menangani situasi darurat lantaran keterbatasan aparat desa yang harus bekerja dari rumah.

Melihat hal itu, Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Zulkifli Chaniago menuturkan, Kepala Desa Lambangsari adalah seorang perempuan yang dibantu suaminya untuk menangani Covid-19.

Bahkan, kata dia, suaminya juga pernah turun langsung untuk memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia hingga pukul 03.00 WIB pagi.

"Dari keterangan Kepala Desa Lambangsari, sejak Lebaran Idul Fitri sekitar 2 bulan lalu, di Desa ini sudah terpapar 200 orang lebih dari total warga 20.000 jiwa. Data sebulan terakhir saja 147 orang terpapar dan yang meninggal 15 orang. Penanganan pandemi di Desa Lambangsari dilakukan secara gotong royong," tuturnya belum lama ini.

Lebih jauh dia menerangkan, penerpan PPKM Darurat di sana diberlakukan per RT dan dinilai sudah maksimal.

Kendati demikian, dalam kondisi seperti sekarang ini oksigen sulit untuk didapat, termasuk beberapa kendala lainnya.

"Di sana ada staf desa yang terpapar dan melakukan isolasi mandiri ada 2 orang, itu yang membuat warga gotong royong," ucapnya.

Dia juga meminta agar para pejabat daerah di Jawa Barat bisa turut memfasilitasi kebutuhan desa-desa, seperti Desa Lambangsari ini.

"Pejabat seperti Bupati Bekasi, Gubernur Jawa Barat dan pemerintah pusat bisa turut bergotong royong memberikan bantuan berupa fasilitas ke desa-desa di Jabar," tukasnya. (*).

Oleh: satria negara / stn