Ratusan Ulama Kota Bekasi Siap Menangkan RIDHO
- 11 Oktober 2024 | 08:41:00 WIB
RATUSAN ulama dipimpin KH Jamalullail Lc mendeklarasikan diri mendukung Paslon Tri Adhianto-Harris Bobihoe (RIDHO) pada Pilwalkot Bekasi.
RATUSAN ulama dipimpin KH Jamalullail Lc mendeklarasikan diri mendukung Paslon Tri Adhianto-Harris Bobihoe (RIDHO) pada Pilwalkot Bekasi.
RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
JuaraNews, Bandung - Seorang petugas pemikul jenazah Covid-19 di tempat pemakaman umum (TPU) khusus Covid-19 di Cikadut, Kota Bandung diamankan polisi terkait dugaan tindak pungutan liar (pungli) kepada ahli waris.
Pelaku berinisial R itu pun telah diberhentikan dari pekerjaannya sebagai Pegawai Hatian Lepas (PHL) pada UPT TPU Cikadut oleh Pemkot Bandung.
“Oknum yang bersangkutan kami tindak tegas dengan pemberhentian. Oknum yang bersangkutan juga sedang menjalani pemeriksaan di Polsek setempat,” ujar Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dalam keterangan persnya, Minggu (11/7/2021).
Baca Juga: Pungli Pemakaman Jenazah Covid-19, Ridwan Kamil: Mohon Maaf, Seharusnya Ini Tak Terjadi
Kejadian ini sendiri berawal dari surat terbuka yang dilayangkan keluarga kirban Covid-19, Yunita Tambunan, putri alm Binsar Tambunan, sseorang pensiunan pegawai PT KAI. Surat terbuka tersebut beredar di media sosial sejak beberapa hari lalu, khususnya di grup Whatsapp.
Yunita mengaku diminta uang Rp4 juta oleh oknum petugas pikul saat hendak memakamkan jenazah ayahnya di Cikadut, Selasa (6/7/2021) lalu.
Baca Juga: Lakukan Pungli, Pemkot Bandung Berhentikan Petugas Pikul Jenazah Covid-19
Saat dikonfirmasi, Yunita membenarkan informasi tersebut dan memperbolehkan cerita yang dialaminya dikutip. "Iya, boleh (dikutip)," ujar Yunita saat dikonfirmasi wartawan.
Berikut ini surat terbuka yang ditulus Yunita Tambunan:
Perkenalkan, saya Yunita Tambunan., putri kandung dari Pak Binsar Tambunan (mama saya Nelly br Sitorus alm) - papa saya adalah Pensiunan Pegawai PT. KAI., tinggal di Jl. Teraso No. 15 Bandung. Papa meninggal karena Covid-19 di RS. Sentosa Bandung hari Selasa, 06 Juli 2021 pk. 10.30, dan dimakamkan ke TPU Khusus Covid-19 di TPU Cikadut hari itu juga..
Yang mau saya ceritakan disini adalah :
Waktu saya datang ke TPU Cikadut mengurus rencana pemakaman papa saya, saya di datangi oleh Pak Redi - Koordinator C TPU Cikadut. Dia minta uang Rp 4.000.000,- untuk biaya pemakaman papa. Dia bilang bahwa liang lahat sdh di siapkan.
"Saya bertanya., kenapa saya harus bayar pak?".
Pak Redi mengatakan bahwa : "Kalau non muslim tidak ditanggung pemerintah." .
Karena waktu sdh semakin mendesak, saya minta keringanan sama beliau., alasannya saya sampaikan kepada pak Redi : Pak kiranya punya hati sama saya pak karena saya tidak menginginkan papa saya meninggal karena covid 19 apalagi sekarang ada PPKM Darurat., sehingga pendapatan kami berkurang serta biaya hidup tinggi.
Akhirnya adik saya menawar harga menjadi Rp 2,8 jt. Lalu aku menawar harga jadi Rp 2 jt. Lalu., salah seorang rekan pak Redi nyeletuk : Biar ibu tahu, kemarin aja bu ada nasrani bayarnya sdh 3,5 jt.
Akhirnya saya acc bayar Rp 2,8 jt tetapi minta ditulis dikwitansi serta dirinci. Lalu pak Redi., bilang kalau pemakaman malam tidak ada kwitansi. Lalu saya minta supaya di tulis dikertas putih aja pa serta dirinci Rp 2,8 jt itu biaya apa saja, nama yg meninggal, dan tanda tangan beliau, serta nama jelas pak Redi, dan jabatan bapak dan serta no HP nya. Lalu kuitansi diberikan dgn rincian :
1. Biaya gali : Rp 1,5 juta
2. Biaya pikul : Rp 1 juta
3. Salib : Rp 300.000
Total : Rp 2.800.000,-
Saya katakan : "siapa tahu saya perlu kontak bapak untuk melihat kuburan papa saya di tpu cikadut." Diapun mencantumkan No HP nya.
Sesudah dibawa ke liang lahat tim gali kubur bertanya sama saya yang pakai baju APD : "Bu., saya dengar ada 4 org non muslim yg meninggal katanya ada yg belum bayar satu orang, apakah keluarga pak Binsar Tambunan yang belum bayar bu , maaf ya kalau tersinggung ?"
Saya dan adikku bilang sudah dibayar di bawah pa di kantor. "Oh....!" , kat tukang gali kubur yang pakai baju APD sambil mengucapkan terima kasih. Setelah selesai pemakaman bbrp tukang gali kubur yang pakai baju APD lain menyerbu adik saya dan saya meminta tambahan uang. Karena mereka perlu beli vitamin katanya . Adikku di datangi beberapa org gali kubur kecuali aku menghindar. Lalu terpaksa akhirnya dikeluarkan dana Rp 50.000 lagi selain membayar uang parkir Rp 10.000,-
Demikian kisah saya yang sangat memilukan., setelah saya di timpa kemalangan papa saya , ternyata di TPU Covid-19 Cikadut Bandung ada praktek Pungli utk pemakaman yang meninggal, terutama Non Muslim. Apakah demikian peraturannya. Mohon pencerahan. Terlampir foto kwitansi, dan dokumen lainnya..
Terima kasih
Salam,
Yunita Tambunan
(Bandung)
(*)
jn
0 KomentarKOTA Bandung memperingati hari jadi ke-213, Senin 25 September Selengkapnya..
Penanganan sampah di Kota Bandung perlahan sudah menunjukkan titik terang. Sampah-sampah yang berada di TPS pun sudah mulai Selengkapnya..
FLYOVER Kopo di Jalan Soekarno Hatta (By Pass) Kota Bandung mulai diujicobakan sejak Kamis (19/5/2022) hingga sepekan ke Selengkapnya..
GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil melantik Yana Mulyana menjadi Wali Kota Bandung sisa masa jabatan 2018-2023, Senin Selengkapnya..
DPRDDPRD Kota Bandung menganggarkan pembelian 47 telepon selular (ponsel) atau smartphone mewah baru senilai Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
LAYANAN Mobil SIM Keliling Online hadir di sejumlah tempat di wilayah Kota Bandung Raya. Berikut ini jadwal dan lokasinya:
ACHYADI sosok bapak pemilik sepeda tua yang juga melukis tokoh tokoh sejarah pejuang kemerdekaan Indonesia.
CALON wali kota Bandung, Muhammad Farhan, memastikan keberadaan pasar tradisional sangat penting.
CALON wali kota Bandung nomor urut 3 Muhammad Farhan, bertemu dengan Asosiasi Guru dan Tenaga Honorer (AGTH) se-Kota Bandung.