free hit counter code Sampah Medis Covid-19 Miningkat, Kapasitas Penanganan Limbah B3 Ditingkatkan - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Sampah Medis Covid-19 Miningkat, Kapasitas Penanganan Limbah B3 Ditingkatkan
    (istimewa) PT Jasa Medivest akan menambah kapasitas penanganan limbah B3

    Sampah Medis Covid-19 Miningkat, Kapasitas Penanganan Limbah B3 Ditingkatkan

    • Senin, 8 Februari 2021 | 17:16:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) infeksius di Jawa Barat berpotensi meningkat selama pelaksanaan vaksinasi Covid-19 berlangsung.


    Untuk mengantisipasi hal tersebut, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat melalui PT Jasa Medivest (Jamed) akan menambah kapasitas penanganan limbah B3 infeksius hingga 24 ton per harinya, 500 kilogram per jam melalui dua mesin insinerator ramah lingkungan.


    Direktur Jasa Medivest Olivia Allan mengatakan, jika telah siap empat mesin insinerator tersebut, maka kapasitas penanganan limbah B3 infeksius milik Jamed bisa mencapai 48 ton per harinya.


    "Tahun ini, kami upayakan financial close untuk segera terbangunnya tambahan dua mesin incinerator lagi, sehingga total limbah infeksius yang bisa kami musnahkan menjadi 48 ton per hari," kata Olivia, Senin (8/2/2021).


    Menurutnya, penanganan limbah medis Covid-19 yang dilakukan Jamed bersifat aman terhadap lingkungan. Sebab, pemusnahan menggunakan insinerator berbasis teknologi “Stepped Heart Controlled Air” dengan dua proses pembakaran bersuhu 1.000-1.200 derajat celcius, dilengkapi pula alat kontrol polusi udara.


    "Mesin pembakaran mampu menetralkan emisi gas buang seperti partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, CO, dioxin dan furan, sehingga gas buang yang dikeluarkan dapat memenuhi parameter standar baku emisi internasional," ucapnya.


    Olivia menegaskan, Jamed menerapkan SOP penanganan limbah medis dengan ketat. Mulai dari distribusi limbah medis dari fasyankes, sampai proses pengolahan dan pengelolaan residu ke sanitary landfill berizin. Limbah Covid-19 selalu didahulukan dalam penanganan, guna menekan potensi sebaran Covid-19.


    Jamed pun telah menyusun SOP secara komprehensif, "misalnya pegawai di plant dawuan dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD), dan penyemprotan disinfektan pada limbah COVID-19. Selain itu, manajemen menyediakan fasilitasi vaksin terkait didukung asupan gizi untuk menjaga imunitas pegawai,"


    Selain peningkatan kapasitas insinerator, kata Olivia, Jamed juga berupaya mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) mumpuni di Plant Dawuan.


    Jasa Medivest merupakan anak perusahaan BUMD Jasa Sarana yang berfokus dalam pengelolaan limbah B3 medis, berlokasi di kawasan Dawuan, Kabupaten Karawang.


    Selama pandemi Covid-19, Jamed telah memberdayakan lima orang karyawan, yang berasal dari sekitar kawasan Plant. Selain itu, kendaraan pengangkut limbah medis pun akan ditambah. Tidak lain, tujuannya adalah agar operasional dapat berjalan optimal.


    "Kami memberdayakan masyarakat di sekitar Plant Jamed, untuk bisa mengisi alokasi tambahan personel di lapangan," ucapnya.

     

    "Kami juga sudah melakukan pengadaan mobil pengangkutan. saat ini dalam tahap, pengurusan izin. Jumlahnya Lima kendaraan akan kami tambah,"pungkasnya. (*)

     

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links