free hit counter code Kerap Disiksa Majikan Orang Gila, PMI Ini Kabur dan Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Kerap Disiksa Majikan Orang Gila, PMI Ini Kabur dan Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air
    Pekerja Migran Indonesia (PMI) berhasil dipulangkan APPMI dan BP2MI setelah mendapatkan penyiksaan oleh majikannya di Bahrain.

    Kerap Disiksa Majikan Orang Gila, PMI Ini Kabur dan Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air

    • Kamis, 4 Februari 2021 | 00:34:00 WIB
    • 0 Komentar

     

    JuaraNews, Bandung – Asosiasi Purna Pekerja Migran Indonesia (APPMI) dan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jabar berhasil memulangkan pekerja migran dari Bahrain karena mengalami penderitaan di negeri orang. Ia kabur dari majikannya karena sering dipukuli dan diperlakukan tak manusiawi.

     

    Pekerja migran tersebut adalah Lilis (38 tahun), warga Baladewa Utara RT 01/RW 08 Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung. Sejak Nopember 2019 Lilis berangkat ke Bahrain untuk kembali bekerja sebagai PMI, dan mendapat dukungan sponsor dari Garut. Sebelumnya Lilis pernah bekerja pula di negeri orang, yakni di Arab Saudi dan Abu Dhabi.

     

    Sebanyak dua kali ia bekerja di luar negeri menjadi asisten rumah tangga. Namun saat berangkat kembali bukan pekerjaan sama yang didapatkan. Di Bahrain Lilis malah mendapat pekerjaan mengurus dua orang gila. Penderitaan pun mulai ia rasakan. Selain sering mendapatkan perlakukan kasar dari orang gila yang diasuhnya, ia juga kerap kali tak diperlakukan tak manusiawi. Salah satu contohnya, Lilis hanya diberi makan satu buah pisang di pagi hari, bahkan saat diberi makan pun pun porsinya sangat sedikit, tak mencukupi kebutuhan gizi. 

     

    “Setelah dua bulan saya merasa tidak betah dan meminta dipulangkan. Saya juga sakit. Saya lapor ke Agen dan KBRI. Namun sama sekali tak ada tanggapan,” kata Lilis, saat kepulangan ke rumah orang tuanya di Baladewa, Kota Bandung, Rabu (3/1/2021).

     

    Lilis mengaku, ia kerap kali dipukul dua orang gila itu. Ia tidak kuat dengan perlakukan majikannya sehingga mengingkan pulang dan kembali ke tanah air. Setelah melapor ke sana-sini, Lilis akhirnya kontak dengan salah satu pengurus APPMI, Raida.

     

    May be an image of 5 people, including Benny Fitriadi, people sitting and people standing

     

    Namun, rupanya Lilis belum bisa langsung pulang karena situasi pandemi covid-19. Bandara di Bahrain pun ditutup akibat adanya lockdown di negara tersebut. Kepulangan pun tertunda, sejak Juli 2020. Setelah situasi memungkinkan, Lilis akhirnya bisa kabur dari tempat kerjanya dan bisa pulang ke tanah air setelah berkomunikasi dengan aktivis pekerja migran tersebut.

     

    Selasa (3/2/2021) kemarin, Lilis akhirnya berhasil pulang dan dibawa ke rumah orang tuanya. Keluarga merasa bersyukur dan berterima kasih kepada APPMI dan BP2MI yang telah membantu kepulangan anaknya. “Saya berterima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu telah membantu dan memfasilitasi kepulangan anak saya,” kata Yadi Supriadi, orang tua Lilis.

     

    Tangis pun pecah di rumah itu. Lilis dan ibu kandungnya menangis setelah tiba di rumah orang tuanya. Lilis pun memeluk sang ibu dan sang ayah.

     

    Ketua APPMI Biben Fikriana saat menyerahkan Lilis kepada keluarga mengatakan, pihaknya bersyukur telah berhasil memulangkan Lilis kepada orang tuanya. Ia berharap kejadian ini menjadi pembelajaran dan tak terulang lagi. Kepada Lilis dan orang tuanya, Biben berpesan agar jika mau berangkat ke luar negeri untuk bekerja hendaknya menghubungi dan berkonsultasi dengan BP2MI atau lembaga resmi lainnya.

     

    “APPMI pun siap memberikan sharing informasi terkait keberangkatan pekerja migran Indonesian (PMI). Kita akan memberi pemahaman dan informasi bagaimana seharusnya bekerja di luar negeri itu dilakukan,” kata Biben lagi.

     

    Keberangkatan ke luar negeri, katanya, sudah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah mulai pelatihan, persiapan, keberangkatan, sampai ke negara tujuannya. “Semua ada aturannya ada ketentuannya. Termasuk lembaga atau perusahaan yang memberangkatkannya, tercatat atau berijin tidak,” katanya lagi.

     

    Sementara itu, Kepala BP2MI Ade Kusnadi mengatakan, keberangkatan kerja ke luar negeri sudah diatur dalam ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan. Warga negara yang akan bekerja ke luar negeri, katanya, baiknya memperhatikan prosedur dan mekanisme yang harus ditempuh oleh PMI. “Misalnya siapa yang memberangkatkan, bagaimana pekerjaannya, legal atau tidak, dan yang lainnya, sudah diatur dalam ketentuan tersebut,” kata Ade.

     

    May be an image of 5 people, including Lili Suhaeli, people standing, people sitting and outdoors

     

    Ia mengatakan, untuk penempatan pekerjaan asisten rumah tangga, katanya, saat ini tak bisa diberangkatkan ke Timur Tengah karena moratorium. Untuk itu, katanya, jika ada yang bekerja ke Timur Tengah di masa moratorium, diduga hal itu adalah tidak prosedural.

     

    “Jika bapak, ibu, dan teteh mau berangkat lagi bisa ditanyakan langsung ke BP2MI. Kita akan sampaikan bagaimana seharusnya pekerja ke luar negeri itu prosedurnya seperti apa,” kata Ade lagi.

     

    Lilis sebelumnya pernah bekerja di luar negeri di tiga negara yang berbeda. Pada 2009, katanya, ia sempat bekerja di Arab Saudi dan Abu Dhabi. Setelah pulang dari Arab Saudi, Lilis berencana untuk tak lagi melanjutkan kerjanya. Namun karena desakan Ekonomi, ia melamar pekerjaannya kembali untuk bekerja.

     

    Pada 2019 ia mencoba mendaftarkan diri ke perusahaan yang ada di Jakarta dan bersponsor di Garut. Ia diberangkatkan pada Nopember 2019, setelah melakukan persiapan-persiapan. Namun Lilis tak dikasih tahu pekerjaan yang akan dilakukannya di Bahrain. Semula ia mengira akan bekerja sebagai asisten rumah tangga seperti sebelumnya. Namun, kenyataannya ia malah ditugasi mengurus dua orang gila dan mendapat perlakuan yang tak manusiawi. Karena tak betah ia pun memutuskan untuk pulang dan kabur karena tak betah dengan perlakuan kepada dirinya. (*)

    Oleh: ude gunadi / ude

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links