free hit counter code 7 Daerah di Jabar Sudah Lakukan Pengetesan PCR sesuai standar WHO - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


    7 Daerah di Jabar Sudah Lakukan Pengetesan PCR sesuai standar WHO
    (istimewa/humas pemprov jabar) Emil menyampaikan perkembangkan terakhir Covid-19

    7 Daerah di Jabar Sudah Lakukan Pengetesan PCR sesuai standar WHO

    • Senin, 28 September 2020 | 17:12:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Sebanyak 7 daerah di Jabar, yakni Kota Bandung, Cimahi, Sukabumi, Banjar, Bekasi, Bogor, dan Kota Cirebon telah mencapai target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam melakukan pengetesan Covid-19 terhadap populasinya melalui uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

     

    "Saya apresiasi 7 daerah yang pengetesan PCR-nya sudah melewati batas 1 persen standar WHO," ucap Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar dalam konferensi pers seusai rapat mingguan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar di Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota Bandung, Senin (28/9/2020).

     

    Berdasarkan data yang dihimpun Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar per tanggal 24 September 2020, Kota Bandung telah melakukan tes PCR terhadap 64.243 spesimen atau 2,56% dari populasi, Kota Cimahi terhadap 11.956 spesimen (1,95%), Kota Sukabumi terhadap 3.962 spesimen (1,21%), Kota Banjar terhadap 2.194 spesimen (1,20%), Kota Bekasi terhadap 33.067 spesimen (1,10%), Kota Bogor terhadap 12.099 spesimen (1,09%), dan Kota Cirebon terhadap 3.399 spesimen (1,06%).

     

    Sementara secara keseluruhan berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), tes PCR di Jabar per 28 September pukul 14.30 WIB mencapai 383.335 atau lebih kurang 0,75% dari populasi.

     

    Untuk itu, Emil menjelaskan, pihaknya terus berupaya mendorong agar seluruh daerah di Jabar bisa melakukan jumlah pengetesan PCR sesuai standar WHO, termasuk dengan menambah kembali kit PCR agar tes bisa berjalan optimal.

     

    "Kami sedang melakukan upaya agar 20 kabupaten/kota lainnya yang belum memenuhi target 1 persen jumlah penduduk untuk meningkatkan kapasitas tes," kata Emil.

     

    "Saat ini yang tadinya sudah bisa mencapai 50 ribu tes PCR per minggu, menurun karena jumlah persediaan reagen PCR kita sedang menurun. Minggu ini (reagen) tersisa 5 ribu lagi. Sesuai prosedur, kami minta ke pusat, akan turun 250 ribu (reagen) PCR," tambahnya.

     

    Dari jumlah tersebut, 50 ribu akan dikelola oleh Gugus Tugas Jabar, sementara 200 ribu lainnya akan digunakan dengan metode baru, yaitu bekerja sama dengan swasta demi menyokong kapasitas pengujian.


    "Karena kapasitas total laboratorium kami (Jabar) sudah mentok, sehingga meningkatkan kapasitas testing itu harus melibatkan swasta yang (harga) satuan pengetesannya harus sesuai aturan BPKP, tidak boleh mahal-mahal," tuturnya.

     

    Selain itu, Emil juga memaparkan, dari data periode 21-27 September 2020, terdapat 5 daerah berstatus Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jabar, yakni Kota Depok, Bogor, Cirebon, serta Kabupaten Bekasi dan Cirebon.

     

    Meski begitu, recovery rate (angka pemulihan) Jabar per 27 September adalah 61,40% atau meningkat 2,5% dibanding minggu sebelumnya. Sementara case fatality (angka kematian dari kasus) per 27 September, adalah 1,80% atau menurun 0,08% dari minggu sebelumnya.

     

    "Yang meninggal semakin sedikit. Dua minggu lalu di 2,4% sekarang 1,8%. Yang sembuh semakin baik walau belum memuaskan. Dua minggu lalu di 53%, sekarang sudah di 61%," kata Emil.

     

    Adapun angka Reproduksi Efektif (Rt) COVID-19 di Jabar per 26 September adalah 1,04%. "(Rt) Jabar masih kisaran di 1,04 (%) menandakan tingkat kecepatan penularan masih relatif terkendali," ujarnya.

     

    Terkait antisipasi klaster Covid-19 di pesantren, pihaknya terus berkoordinasi dengan para pengurus pondok pesantren. Untuk kasus penularan di salah satu pesantren di Kabupaten Kuningan, Emil berujar, telah dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di desa atau pesantren tersebut.

     

    "Sekarang di Jabar ada klaster pesantren di Kuningan. Terkait pesantren, kami temukan (penularan) karena adanya (orang) keluar masuk. (Pesantren) yang sifatnya bermukim itu menurut laporan Pak Wagub (Uu Ruzhanul Ulum) lebih terkendali," kata Emil.

     

    "Dan minggu ini sudah kami tentukan fokus pengetesan di pesantren, juga sesuai pola di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan) karena di wilayah tersebut terjadi peningkatan kasus Covid-19," tutupnya. (*)

    Oleh: JuaraNews / jar

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Pemkot Bekasi Segera Atur Titik Penjualan Minol
    Pembangunan Hotel Fox di Mustika Jaya Dihentikan
    Peluncuran Program Penanganan PPKS Perkotaan
    SOKSI Harus Adaptif Dengan Perkembangan Zaman
    Anti Komunis dan Kekaryaan tak Boleh Terlepas

    Editorial



      sponsored links