free hit counter code Dinkes Kota Bandung Temukan 2.363 Kasus DBD - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


  • Zalnando Segera Kembali Berkostum Persib
    Zalnando Segera Kembali Berkostum Persib
    • 7 Desember 2024 | 07:00:00 WIB

    BOJAN Hodak mulai mengincar pemain anyar pada jendela transfer paruh musim Liga 1 2024-2025, guna melengkapi skuatnya pada Putaran 2 nanti.

Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Dinkes Kota Bandung Temukan 2.363 Kasus DBD
    (Foto: Net) Ilustrasi DBD

    Dinkes Kota Bandung Temukan 2.363 Kasus DBD

    JuaraNews, Bandung - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan data kumulatif sejak Januari 2020 hingga Juli 2020 sudah ada total 2.363 kasus.

     

    "Dari 2.363 kasus, sebanyak 12 orang di antaranya meninggal dunia," kata Rosye di Kota Bandung, Rabu (26/8/2020).

     

    Dia mengatakan, di Kota Bandung, DBD mayoritas menyerang usia anak-anak dan usia produktif. Pola penyebaran DBD dari sisi rentang usia ini disebut masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

     

    "Kasus terbanyak di usia 5-14 tahun, kedua adalah di usia 15-44 tahun, usia-usia produktif," jelasnya.

     

    Menurutnya, hal yang menyebabkan DBD menyerang dua kelompok usia tersebut adalah karena aktivitas sehari-hari yang sudah mulai banyak dilakukan dan karena sifat alamiah nyamuk penyebab DBD yang kerap menggigit tanpa disadari.

     

    "Usia 5 tahun ke atas kan sudah aktif, usia15-44 di jam-jamnya nyamuk banyak menggigit juga aktif (berkegiatan). Tanpa disadari ketika berkegiatan, digigit nyamuk. Sifatnya memang mengigit pelan-pelan, tidak seperti nyamuk yang suka bikin bentol," paparnya.

     

    Rosye menyebutkan, nyamuk aedes aegypti penyebab DBD kerap menggigit di pukul 8 pagi hingga siang hari pukul 11-12 dan sore hari. Nyamuk biasa berkeliaran di kebun ataupun di dalam rumah.

     

    "Mereka juga bisa 'istirahat' di gantungan-gantungan baju, itu bisa jadi tempat transit nyamuk. Kalau baju banyak digantung-gantung di rumah itu seperti menyediakan tempat untuk istirahat nyamuk," tandasnya. (*)

    Oleh: ridwan / rid

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Ini Ajakan Bambang ke Warga Bandung di HJKB ke-213
    Pemkot Optimis Masalah Sampah Bisa Diatasi 3 Bulan
    Flyover Kopo Diuji Coba selama Sepekan
    Yana Mulyana Resmi Jabat Wali Kota Bandung, Gubernur Minta Komunikasi dengan Pemprov Ditingkatkan
    Wow, DPRD Kota Bandung Anggarkan Rp1 Miliar untuk Beli Ponsel Mewah di Tengah Pandemi Covid-19

    Editorial


      Info Kota


        Inspirasi