free hit counter code Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Dinkes Kota Bandung Sosialisasikan KBPP - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


  • Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    • 23 November 2024 | 12:22:00 WIB

    CALON Wakil Walikota Bandung nomor urut 2, Dhani Wirianata, meminta agar masyarakat berani dalam menolak potensi jual-beli suara di pilkada 2024 mendatang.

Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Dinkes Kota Bandung Sosialisasikan KBPP
    Istimewa Kepala Dinkes Kota Bandung, Ahyani Raksanagara

    Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Dinkes Kota Bandung Sosialisasikan KBPP

    • Selasa, 19 Januari 2021 | 22:31:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung- Kepala Dinkes Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan karakteristik kematian bayi di tahun 2020 paling banyak terjadi pada saat bayi berusia 0-6 hari, yaitu berjumlah 38 orang. 


    Sedangkan untuk ibu meninggal, sebanyak 14 orang terjadi pada saat nifas dan 42,9 persen penyebab kematiannya akibat pendarahan.


    Menurutnya ada beberapa faktor penyebab kematian Ibu dan bayi, diantaranya yaitu usia Ibu terlalu muda, Ibu tidak ikut KB, masalah gizi, dan juga dilihat dari faktor sosial. Seperti pekerjaan suami, pendidikan ibu dan suami, dan masalah pembiayaan.


    "Apa yang bisa dicegah jauh-jauh hari sebelum kelahiran bayi? Salah satunya dengan mengikuti KB (Keluarga Berencana) dan KBPP (Keluarga Berencana Pasca Persalinan)," terangnya saat mengikuti Workshop Sosialisasi Projek KBPP (Keluarga Berencana Pasca Persalinan) secara virtual. Selasa (19/1/2021).


    Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, pada 2019 total kematian bayi berjumlah 114 kasus dan di tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 82 kasus. Sedangkan angka kematian ibu, pada 2019 berjumlah 29 kasus dan di tahun 2020 turun menjadi 28 kasus.


    Ahyani menjelaskan KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan. Sedangkan KBPP bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran/kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.


    "Penyelesaian masalah kematian ibu dan anak tidak bisa diselesaikan oleh satu sektor aja, tapi harus diselesaikan oleh berbagai sektor sesuai fungsinya," imbuhnya.


    Sementara itu, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Nina Rachman mengungkapkan untuk menekan angka kematian supaya lebih kecil yaitu dengan cara mencegah sejak dini kehamilan yang berisiko. 


    "Bisa dilihat dari siklus usia subur wanita. Untuk itu, kita membuat kader-kader remaja untuk mengingatkan temannya bagaimana mereka menjadi remaja berencana, yang kita sebut sebagai GenRe," terangnya.


    Program GenRe (Generasi Berencana) bertujuan untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang Pendewasaan Usia Perkawinan. 


    "Yaitu anak-anak muda dimatangkan, bagaimana mereka merencanakan. Bagaimana para remaja mengajak teman sebaya untuk menunda perkawinan dini. Termasukbagaimana mereka menyiapkan diri untuk menghadapi usia pernikahan," tandasnya. (*)

     

    Oleh: alvian hamzah / alv

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Paslon Haru-Dhani Tegas Tolak Jual Beli Suara
    Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot
    Markas Judol Raup Ratusan Juta Berkedok Toko Kain
    PKS-Gerindra akan Catat Hattrick Kemenangan
    Tanggul Sungai Cisunggalah Jebol Air Genangi Rumah

    Editorial


      Info Kota


        Inspirasi