free hit counter code Puluhan Ribu Kasus DBD di Seluruh Indonesia, Waspada Ancaman DBD di Masa Pandemi - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Puluhan Ribu Kasus DBD di Seluruh Indonesia, Waspada Ancaman DBD  di Masa Pandemi
    (kompas.com nyamuk Aedes aegypti

    Puluhan Ribu Kasus DBD di Seluruh Indonesia, Waspada Ancaman DBD di Masa Pandemi

    JuaraNews, JAKARTA – Di masa pandemi, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap ancaman penyakit lain, seperti demam berdarah. Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 65 ribu kasus demam berdarah di seluruh Indonesia.

    Angka kematian penyakit demam berdarah termasuk tinggi yakni hampir 400 jiwa. Ini menjadi tantangan di tengah pandemi covid-19, khususnya terhadap masyarakat di wilayah-wilayah endemis malaria. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat pada tahun ini kasus demam berdarah antara 100 hingg 500 kasus per hari.

    Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, masyarakat perlu waspada dengan ancaman penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini, terutama di daerah dengan angka kasus covid-19 yang tinggi, seperti di Provinsi Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.

    Menurut dia pula, demam berdarah adalah suatu penyakit yang hingga sekarang juga belum ada obatnya.

    “Vaksinnya belum terlalu efektif dan salah satu upaya untuk mencegahnya adalah kita menghindari gigitan nyamuk, dan sama-sama virus ini,” ucap dr. Siti pada dialog pagi di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Senin (22/6).

    Di masa pandemi covid-19 dan ancaman penyakit DBD Siti menyampaikan tiga tantangan yang dihadapi masyarakat. Pertama, kegiatan jumantik atau juru pemantau jentik menjadi tidak optimal karena saat ini menuntut adanya social distancing. Kedua, sudut-sudut bagian bangunan seperti mushola, tempat ibadah, dan bangunan lain yang ditinggalkan karena kebijakan kerja dan belajar dari rumah.

    “Ketiga tentunya, karena masyarakat banyak berada di rumah, sehingga penting, bahwa kita melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) itu di rumah,” tambah Siti.

    Lebih lanjut ia berharap saat beradaptasi kebiasaan baru masyarakat dapat memanfaatkan untuk pemberantasan sarang nyamuk. Hal tersebut dapat dilakukan di sekolah, rumah ibadah, dan hotel terutama.

    Siti menekankan keluarga berinisiatif dalam pemberantasan nyamuk sehingga demam berdarah dapat dicegah. Masyarakat dapat melakukan pencegahan utama melalui 3 M yakni menguras, menutup. dan mendaur ulang.

    “Selain tentunya ventilasi yang baik, kemudian tidak menumpuk baju, digantung seperit itu, karena nyamuk sangat senang sekali setelah menggigit bergelantungan, karena itu memang sifatnya nyamuk, bergelantungan, karena adem,” katanya saat menjelaskan langkah 3 M.

    Demam berdarah dipicu oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang berperilaku menggigit dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.(*)

    Oleh: ayi kusmawan / ayi

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links