Ini Usulan Legislator Jabar Kurangi Dampak PPN 12%
- 22 Januari 2025 | 07:00:00 WIB
ANGGOTA Komisi II DPRD Jabar Saeful Bahri siap mengawal kebijakan pemerintah pusat yang berpotensi memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
ANGGOTA Komisi II DPRD Jabar Saeful Bahri siap mengawal kebijakan pemerintah pusat yang berpotensi memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
PEMPROV Jabar mendapatkan Hasil Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) tahun 2024
BENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan.
JuaraNews, Bandung - Anggota Komisi II DPRD Jabar Saeful Bachri terus mendorong pengembangan Kakao sebagai produk pertanian unggulan di Jabar, khususnya di Kabupaten Bandung.
Menurut Saeful, Kabupaten Bandung memiliki peluang besar untuk mengembangkan kakao sebagai komoditas strategis. Pasalnya, wilayah tersebut memiliki iklim yang sangat mendukung untuk pengembangan kakao, yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan cokelat.
Tanaman ini, kata ia, berasal dari daerah hutan tropis Amerika Tengah dan Selatan, namun kini telah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis di dunia, termasuk di Indonesia. “Ini merupakan peluang besar dalam pengembangan kakao sebagai komoditas unggulan khususnya di Kabupaten Bandung,” ujar Saeful.
Saeful menyebutkan, Kabupaten Bandung sebelumnya telah dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas tinggi. Namun, pihaknya juga melihat potensi besar lain yang belum banyak digarap, yaitu kakao. “Kakao ini memiliki 2 fungsi utama, yakni konservasi lingkungan dan potensi ekonomi. Di dataran 400-700 mdpl, tanaman ini bisa tumbuh subur dan menjadi alternatif selain kopi,” jelasnya.
Saeful juga menyoroti kebutuhan dunia terhadap kakao yang sangat besar, terutama dalam industri makanan dan minuman. Ironisnya, meskipun Kabupaten Bandung memiliki pabrik pengolahan kakao terbesar di Asia Pasifik yang terletak di Dayeuhkolot, bahan bakunya justru didatangkan dari luar Jabar, seperti Sulawesi dan Lampung.
“Ini menjadi tantangan bagi kita. Potensinya besar, tapi belum menjadi komoditas unggulan yang digarap serius,” jelasnya.
Menurutnya, ada 3 kendala utama dalam pengembangan kakao, yakni kurangnya sosialisasi tentang manfaat kakao, rendahnya jumlah petani kakao, serta minimnya eksposur terhadap keberhasilan budidaya kakao.
“Pasar kakao ini sangat terbuka lebar, tetapi suplai masih sangat sedikit. Kami berharap pemerintah daerah bisa memberikan perhatian lebih, termasuk menyediakan pelatihan dan dukungan kepada petani kakao,” ucapnya.
Salah satu dorongan legislator Dapil Jabar 2 (Kabupaten Bandung) tersebut, yakni dengan ketersediaan bibit bagi para petani kakao agar meningkatkan produktivitas. Belum lama ini, Saeful Bachri pun menyuarakan aspirasi para petani kakao di Kabupaten Bandung kepada Dinas Perkebunan Jabar, dengan harapan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.
“Kami menyuarakan aspirasi para petani kakao dari Kabupaten Bandung yang kesulitan akan bibit kakao unggul kepada dinas terkait (Dinas Perkebunan) Provinsi Jawa Barat ke UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan di Cikajang Garut,” kata Saeful, Selasa (21/1/2025).
Melalui sinergi dengan UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, politisi Partai Demokrat ini berharap para petani kakao di Kabupaten Bandung dapat mengakses bibit berkualitas tinggi.
“Semoga dengan ikhtiar ini membawa kebaikan untuk para petani Kakao di Jabar khususnya di Kabupaten Bandung agar bisa menjadi produk pertanian unggulan,” tandas Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPRD Jabar ini.
Saeful juga mengapresiasi upaya komunitas pecinta kakao yang terus memperjuangkan pengembangan kakao sebagai pilihan utama selain kopi. Ia juga berkomitmen untuk berkolaborasi dengan komunitas tersebut dalam memperluas cakupan budidaya kakao di Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
Ia optimistis dengan dukungan semua pihak, kakao dapat menjadi komoditas unggulan yang tidak hanya memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, tetapi juga mendukung konservasi lingkungan di Kabupaten Bandung. (*)
Oleh: deni mulyana sasmita / den
0 KomentarANGGOTA Komisi II DPRD Jabar Saeful Bahri siap mengawal kebijakan pemerintah pusat yang berpotensi memengaruhi kesejahteraan Selengkapnya..
SAEPUL Bachri terus mendorong pengembangan Kakao sebagai produk pertanian unggulan di Jabar, khususnya di Kabupaten Selengkapnya..
PERDA Nomor 5 Tahun 2023 bertujuan untuk meningkatkan perlindungan tenaga kerja melalui jaminan sosial ketenagakerjaan di Selengkapnya..
YOD Mintaraga mengatakan pemprov Jabar memiliki Perda Nomor 5 Tahun 2023 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Perlindungan Tenaga Selengkapnya..
Yomanius Untung menghadiri rapat paripurna DPRD Jabar nota pengantar gubernur tentang Rapeda Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anak-anak di Indonesia yang belum menerima program Makan Bergizi Gratis(MBG).
MAHASISWA Kota Bekasi yang tergabung dalam Aliansi Forum Komunikasi Lingkungan Kota Bekasi melakukan aksi demo Gedung Bersama.