Daop 2 Bandung Terus Optimalkan Uji Coba KA Baru
- 14 Januari 2025 | 16:51:00 WIB
KAI terus melakukan uji coba kereta baru sebagai bagian dari investasi besar yang telah direncanakan.
KAI terus melakukan uji coba kereta baru sebagai bagian dari investasi besar yang telah direncanakan.
BENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan.
BADAN meteorologi dan geofisika atau BMKG telah menyampaikan beberapa rilis himbauan yang berhubungan dengan risiko bencana gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht).
Hal ini tentunya harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan bencana sejak dini, mengingat sangat kita maklumi bersama bahwa sebuah lembaga pemerintah setingkat BMKG yang sangat jelas mereka memiliki sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya, serta adanya daya dukung peralatan yang dapat mendeteksi berbagai macam kemungkinan bencana yang salah satunya gempa yang diakibatkan oleh pergeseran lempengan termasuk bencana geologi yang lainnya.
Kita sebagai masyarakat awam, tentunya sangat harus memaklumi dengan yang disampaikan oleh BMKG itu, karena secara pribadi kita tidak memiliki kompetensi keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan yang berhubungan dengan berbagai macam bencana geologi dan klimatologi.
Selain itu kita sendiri tidak memiliki berbagai macam peralatan yang canggih yang dapat mendeteksi tentang kemungkinan-kemungki terjadinya bencana ekologi diakibatkan oleh pergeseran lempengan termasuk oleh keadaan iklim dan cuaca.
Yang menjadi pertanyaan sudah seberapa siapkah masyarakat kita secara umum menghadapi bencana ekologi tersebut, mengingat tidak ada satu orang pun yang dapat menegaskan tentang kapan bencana itu akan terjadi, namun berbagai macam informasi dari lembaga yang memiliki kapasitas tersebut serta dapat dipertanggungjawabkan sudah sejatinya harus membawa kita ke ruang mawas diri dan mempersiapkan sedini mungkin kesiapsiagaan dalam menghadapi datangnya bencana tersebut.
Selain itu pemerintah tentunya harus terjemahkan kemungkinan yang akan terjadi ini dengan berbagai macam upaya yang bermuara pada usaha meminimalisir, berbagai macam hal yang tidak diharapkan terutama hadirnya korban jiwa masyarakat yang terdampak.
Namun sampai saat ini, upaya penguatan kesiapsiagaan bencana tersebut masih belum masif. Pemerintah belum secara maksimal menghadirkan berbagai macam opsi edukasi dan sosialisasi terutama yang berhubungan dengan kesiapsiagaan bencana tersebut.
Kita bisa membayangkan, bagaimana kondisi ekosistem masyarakat di wilayah yang sangat padat harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman dengan berbagai macam tantangan yang hadir di sekitar lingkungan masyarakat terdampak tersebut.
Contoh bagaimana kita akan dihadapkan dalam sebuah kondisi yang sangat rumit manakala bencana itu datang, diantaranya harus ada tenda-tenda yang dapat menaungi masyarakat terdampak. Sebagai contoh berapa banyak tenda yang harus disiapkan untuk skala kecil saja setingkat RW.
Apabila sebuah RW berjumlah penduduk sebanyak 1000 jiwa dan kapasitas tenda yang dihadirkan hanya cukup untuk 40 orang maka di wilayah tersebut harus hadir sebanyak 40 tenda besar.
Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah lokasi tenda itu akan didirikan di lokasi mana mengingat di kota Bandung sudah sangat jarang dijumpai lahan-lahan terbuka.
Selain itu harus menjadi perhatian juga bagaimana tenda itu didirikan sedangkan masyarakat tidak cukup memiliki kemampuan teknis mendirikan tenda besar tersebut.
Ini baru bicara skala 1 RW belum bicara skala RW di tingkat kecamatan bahkan sampai tingkat Kota/Kabupaten.
Berapa banyak tenda yang harus disiapkan dan apakah fasilitas itu pemerintah memilikinya?
Hal lain yang harus menjadi perhatian terutama yang berhubungan dengan kesiapsiagaan bencana yaitu bagaimana masyarakat memiliki kecakapan medis dasar. Hal ini sangat penting sebagai upaya meminimalisir resiko besar bagi masyarakat yang terkena musibah luka-luka dan kesehatan lainnya.
Dengan adanya masyarakat yang memiliki kecakapan medis dasar secara tidak langsung membantu tenaga-tenaga medis di rumah sakit-rumah sakit yang mungkin pada saat terjadi bencana besar mereka sangat memiliki keterbatasan personel sementara jumlah warga yang perlu pelayanan medis mungkin jumlahnya sangat banyak.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah ketersediaan dapur umum. Hal yang sangat penting dan ini harus didukung oleh warga masyarakat yang memiliki kecakapan merencanakan, melakukan tindakan kesiapsiagaan dalam ketersediaan bahan makanan.
Bagaimana mengemas bahan-bahan baku yang tersedia dengan cepat dan tepat dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai gizi yang terkandung dalam produk olahan.
Oleh karena itu sangat perlu pelatihan juga sehingga di setiap sisi lingkungan ada warga yang sudah memiliki kemampuan untuk menjadi petugas di dapur umum.
Dengan adanya kesiapsiagaan bencana diharapkan siapapun bisa menjadi bagian solusi atas masalah yang menimpa banyak orang termasuk diri kita sendiri.
Kita tentunya tidak mengharapkan bencana apapun menghampiri namun sebuah kondisi alamiah bisa saja terjadi dalam waktu kapan saja.
Dengan hadirnya masyarakat yang sadar bencana dan memiliki kecakapan kesiapsiagaan bencana diharapkan akan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak kita harapkan. (*)
Oleh: Rahmat Suprihat, S.Pd
Aktivis Peduli Lingkungan Jawa Barat (Pelija)
Rdsp
0 KomentarBENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan Selengkapnya..
TURBULENSI APBD Jabar jilid 1 terjadi ketika musibah melanda seluruh negeri pada akhir Selengkapnya..
SELAIN bekerja sama dengan DPRD Provinsi Jabar, KDM harus pula berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan 27 pemerintahan kabupaten/kota Selengkapnya..
DEDI Mulyadi telah dinyatakan oleh KPU sebagai Gubernur Jabar Terpilih hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar serentak pada 27 November Selengkapnya..
INDRAMAYU merupakan lumbung padi nasional dengan julukan Bumi Wiralodra dengan penghasil beras yang Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
Tim | M | Point | ||
---|---|---|---|---|
1. | Liverpool | 7 | 18 | |
2. | Manchester City | 7 | 17 | |
3. | Arsenal | 7 | 17 | |
4. | Chelsea | 7 | 14 | |
Tampilkan Detail |
Tim | M | Point | ||
---|---|---|---|---|
1 | Persib Bandung | 18 | 40 | |
2 | Persebaya Surabaya | 18 | 37 | |
3 | Persija Jakarta | 18 | 34 |