free hit counter code Sejarah Barongsai Atraksi yang Ditunggu Saat Imlek - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Sejarah Barongsai Atraksi yang Ditunggu Saat Imlek
    imlek barongsai

    Sejarah Barongsai Atraksi yang Ditunggu Saat Imlek

    • Selasa, 6 Februari 2024 | 09:47:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews Bandung - Banyak hal yang dinanti-nanti saat tibanya tahun baru imlek seperti makanan-makanannya yang khas, angpao, dan pastinya salah satu yang paling ikonik yaitu atraksi tarian Barongsai. 

     

    Di Indonesia sendiri banyak tempat yang menampilkan atraksi ini pada minggu-minggu menuju imlek. Atraksi ini sendiri menampilkan sebuah tarian yang biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan kostum yang mirip dengan singa, para penari akan bergerak kesana-kemari sambil melompati tiang-tiang dengan diiringi oleh alat musik simbal, gong, dan terompet.

     

    Istilah Barongsai sendiri merupakan gabungan dari kata ‘Barong’ yang diambil dari seni tari Bali dan ‘Sai’ yang berasal dari bahasa Hokkian yang berarti singa. Kata ‘barongsai’ hanya dikenal di Indonesia saja sedangkan Negara asalnya menyebut kesenian ini dengan nama ‘Wu Shi’.

     

    Dibalik keseruan atraksi ini, barongsai 

    memiliki makna dan sejarah yang dalam. Dikutip dari beberapa sumber, dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa sendiri merupakan sebuah simbol dari kebahagiaan. Catatan mengenai tarian ini sendiri dapat ditelusuri pada masa Dinasti Qin abad ke-3 sebelum masehi. Barongsai sendiri berkaitan dengan sebuah legenda yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa yaitu seekor hewan yang muncul pada malam Tahun Baru Imlek.

     

    Kala itu seekor makhluk yang tidak diketahui menghancurkan lading, tanaman, dan hewan milik petani di sebuah desa di Tiongkok. Warga desa yang tidak mengetahui makhluk apa itu akhirnya menamainya dengan sebutan Nian, yang berarti ‘tahun’ dalam bahasa China. 

     

    Dalam upaya menghentikan kehancuran yang dilakukan Nian, para penduduk desa membuat model hewan berbentuk singa yang terbuat dari bambu dan kertas dengan digerakan oleh dua orang sambil diiringi dengan suara pukulan panci dan wajan.

     

    Terdapat juga sejarah yang mengatakan bahwa kesenian ini mulai popular pada zaman dinasti Selatan-utara atau Nan Bei sekitar tahun 420-589 Masehi. Pada saat itu pasukan dari raja Song Wen Di sudah tidak sanggup untuk melawan serangan dari pasukan gajah raja Fan Yang yang berasal dari negeri Lin Yi. Lalu seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat sebuah boneka tiruan yang menyerupai singa utuk mengusir pasukan raja Fan Yang. Upaya yang dilakukan oleh panglima itu pun berhasil dan tarian barongsai ini pun menjadi legenda hingga saat ini.



    Barongsai pertama kali masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-17, dibawa oleh para imigran dari Tiongkok Selatan. Pada zaman perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan, Barongsai mengalami masa maraknya. Saat itu disetiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di setiap daerah di Indonesia pasti memiliki perkumpulan Barongsai.

     

    Sayangnya hal itu berhenti pada tahun 1965 dimana adanya Gerakan 30 S/PKI yang menyebabkan segala bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkamkan. Setelah tahun 1998 dimana terjadinya perubahan situasi politik di Indonesia barongsai dapat bangkit kembali hingga saat ini dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. (*)

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    DPRD Jabar Minta DPD RI Bantu Cabut Moratorium DOB
    Dukung Ridho, Partai Buruh Kawal Sampai Menang
    Bey Deklarasikan Netralitas ASN di Pilkada
    Pengelolaan Website Setwan Jabar Jadi Percontohan
    Pemprov Tutup Semetara Gedung Pusat Kebudayaan

    Editorial



      sponsored links