Pagar Laut Diduga Milik Pemprov di Bekasi Disegel
- 16 Januari 2025 | 14:45:00 WIB
DIRJEN PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel Pagar Laut di Kabupaten Bekasi.
DIRJEN PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel Pagar Laut di Kabupaten Bekasi.
PEMPROV Jabar mendapatkan Hasil Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) tahun 2024
BENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan.
JuaraNews Bandung - Tradisi membagikan angpao atau amplop merah berisi uang tentu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru Imlek di masyarakat Tionghoa. Memberikan angpao bukan sekedar tanda terima kasih dan kebaikan, namun juga mematuhi seperangkat kode etik yang diwariskan secara turun-temurun.
Memberi angpao biasanya menjadi hal yang paling mengasyikkan bagi banyak orang. Karena sebagian besar isinya adalah uang. Berakar dari masa Dinasti Han hingga Dinasti Song, pemberian uang dalam amplop merah telah menjadi simbol keberuntungan, kemakmuran, dan diyakini sebagai perlindungan dari roh jahat.
Mengacu pada kata ‘hong bao’ yang memiliki arti kantong merah, dikaitkan pemberian angpao ini melambangkan kebaikan yang akan selalu menyertai penerima angpao sepanjang tahun ini. Namun pada saat itu, amplop merah disebut ‘ya sui qian’ dan digunakan untuk memberi ucapan selamat kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya selama perayaan Tahun Baru Imlek.
Umumnya, anak-anak dan para cucu memberikan ucapan selamat kepada orang tua dan kakek-neneknya. Sebagai imbalan, kakek-nenek dan orang tua memberikan anak-cucu mereka amplop merah berisi uang, mengucapkan semoga mereka beruntung di tahun baru.
Tetapi tidak hanya sekedar memberi amplop berisi uang saja, pemberian amplop ini diketahui mempunyai aturan tersendiri yang haru dipatuhi. Berikut merupakan etika dalam memberi angpao saat Imlek.
Memasukkan Uang Baru
Pada tahun baru imlek, merupakan tradisi untuk memasukkan dan memberikan uang baru ke dalam amplop merah. Memberi uang kertas yang kotor atau kusut rasanya hanya tidak etis diberikan untuk hari sakral. Dan seminggu menjelang Tahun Baru Imlek, biasanya sudah banyak orang mengantri panjang di bank untuk menukarkan uang kertas lama dengan uang baru.
Menghindari Memberi Koin ke Dalam Amplop
Koin menurut pandangan budaya Tionghoa dianggap sebagai simbol keberuntungan yang kurang signifikan dalam konteks perayaan Imlek, karena uang kertas lebih representatif sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan yang lebih besar.
Menghindari Jumlah Angka 4
Saat memberikan angpao dikaitkan untuk menghindari jumlah senilai 40 yuan atau 400 yuan. Angka ‘4’ dalam bahasa China terdengar seperti ‘kematian’, sehingga dianggap membawa sial. Angka genap, kecuali empat lebih dipercaya membawa kebaikan daripada angka ganjil. Hingga jumlah yang terbaik disarankan saat memberi angpao adalah dimulai atau diakhiri dengan delapan, seperti 800 yuan, karena dianggap meningkatkan keberuntungan.
Membawa Amplop Merah Selama 16 Hari
Disarankan untuk membawa amplop merah lebih dulu dan selalu bawa beberapa amplop selama 16 hari Tahun Baru Imlek (dari Malam Tahun Baru hingga Festival Lentera) sebagai pegangan kalau ada seseorang yang mungkin perlu diberikan amplopnya.
Memberikan Denominasi Berbeda
Disarankan memasukkan denominasi yang berbeda ke dalam amplop merah yang diatur berbeda sedemikian rupa sehingga bisa menjadi pembeda yang cepat dan bijaksana untuk membedakan apakah memberikan 100 yuan atau 1.000 yuan.
Demikian beberapa etika yang perlu dipatuhi saat memberikan amplop merah pada perayaan Imlek. Namun, tak ayal tradisi pemberian angpao juga memiliki aturan tertentu siapa yang bisa menerimanya. Yakni hanya diberikan pada anak-anak, orang lajang (orang dewasa yang belum menikah), dan pada anggota keluarga yang masih bersekolah atau tidak bekerja.
“Buat aku malahan kadang udah gak dapet atau nerima angpao, dapet mungkin kalau dikasih sama mamah papa sama kakak di rumah aja” kata Chelsea, salah satu mahasiswi Binus yang berketurunan Tionghoa. (*)
bas
0 KomentarDIRJEN PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel Pagar Laut di Kabupaten Selengkapnya..
MENDUKBANGGA Wihaji melantik Dadi Ahmad Roswandi sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat di Jakarta, Rabu Selengkapnya..
PULUHAN warga Jalan Batu Api, RT 004 RW 011, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung melakukan aksi demonstrasi menuntut penundaan Selengkapnya..
MENLU Sugiono melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gedung Merdeka, Jala Asia Afrikan Kota Bandung, Senin Selengkapnya..
MWC NU Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi sukses menggembleng 78 kader pada PD PKPNU selama tiga Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
PULUHAN warga Jalan Batu Api, RT 004 RW 011, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung melakukan aksi demonstrasi menuntut penundaan eksekusi.
AMBK kembali menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Kota Bekasi, Kamis (9/1/2025).