Pemkot Bekasi Segera Atur Titik Penjualan Minol
- 19 Desember 2024 | 09:04:00 WIB
PEMKOT Bekasi akan segera menindaklanjuti Perda baru tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol (Minol).
PEMKOT Bekasi akan segera menindaklanjuti Perda baru tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol (Minol).
JABAR meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama 2024 sebagai pemda provinsi terbaik dalam partisipasi pengelolaan sistem transportasi publik.
INDRAMAYU merupakan lumbung padi nasional dengan julukan Bumi Wiralodra dengan penghasil beras yang melimpah.
JuaraNews, Sukabumi - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dewi Asmara mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mempercepat penurunan stunting di daerah.
Peran tersebut bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana. Warga hanya perlu bergotong-royong membangun kepedulian melalui hal-hal kecil yang bisa dilakukan setiap hari di rumah masing-masing.
.
“Kita sebagai anggota masyarakat jangan menyerahkan semua urusan kepada pemerintah. Jangan bilang bukan urusan saya. Karena kalau susah, susah semua. Nah, marilah kita bergotong-royong karena Pancasila juga mengamatkan kita sebagai warga negara untuk senantiasa gotong-royong,” ungkap Dewi saat menjadi narasumber Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Cikembar, Sukabumi, Jumat 18 November 2022.
Dia mencontohkan, jika dalam sebuah lingkungan terdapat keluarga tidak mampu, maka para tetangga sudah seharusnya turut tangan untuk membantu. Sebut saja misalnya dengan mengumpulkan beras secara rutin. Tak perlu banyak, cukup hanya dengan satu atau dua genggam. Beras tersebut dikumpulkan di tingkat rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) untuk kemudian disalurkan kepada keluarga prasejahetra.
“Jika sehari dua genggam misalnya, katakanlah seminggu kita ambil, jadi banyak dan tidak terasa. Sebut saja misalnya dari satu rumah dua genggam, berarti seminggu enam genggam, berarti sebulan 24 genggaman. Mungkin sekitar 200 gram. Bayangkan itu jika orang yang masih bisa berbagi mau mengumpulkan, hasilnya bisa signifikan. Jika dikoordinir bisa membantu mereka yang tidak mampu seara sosial-ekonomi,” Dewi mencontohkan.
Tak hanya beras, pola gotong-royong juga bisa dilakukan dalam jenis makanan berbeda. Sebut saja misalnya kacang hijau. Sebagai salah satu sumber makanan bergizi, kacang hijau bisa menjadi salah satu makanan tambahan untuk anak-anak di perdesaan. Lagi-lagi tak perlu banyak, melainkan cukup dengan 1 ons misalnya.
"Taruhlah lah seroang membeli 1 ons sebulan, bergantian. Bulan ini yang nomor rumahnya ganjil, bulan depan yang nomor rumahnya genap. Khusus bagi yang mampu tentu saja. Kalau itu dikumpulin, itu bisa menambah gizi anak-anak yang ada di kampung kita. Ini menjadi salah satu cara mencegah munculnya stunting baru,” ungkap Dewi.
"Jadi, jangan mikir yang penting anak sorangan beres. Anak lain mah kumaha engke. Ingat, setelah nanti besar, kita sebagai masyaakat itu akan saling membutuhkan. Bayangkan kalau semua orang pinter, maunya kerja di kantor, gak ada yang mau jadi petani, mau makan apa kita? Gak ada yang mau menjadi nelayan, gak bisa kan kita makan ikan kalengan terus tiap hari. Begitu juga pekerjaan-pekerjaan lain. Di sinilah pentingnya kita bergotong-royong. Bahkan, untuk hal-hal kecil sekalipun,” tambah Dewi.
ude
0 KomentarPEMKOT Bekasi akan segera menindaklanjuti Perda baru tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol Selengkapnya..
USAI mendapat penolakan dari warga sekitar, pembangunan hotel Fox di Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi dihentikan Selengkapnya..
BEY Machmudin bersama tiga menteri meluncurkan program Penanganan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) Selengkapnya..
DEPIDAR SOKSI Jabar menggelar Pendidikan Politik Kader Bangsa (P2KB) Tingkat Madya Batch Kedua Selengkapnya..
SOKSI lahir pada 1960 untuk membenahi arah politik negara, yang cenderung semakin jauh dari cita-cita para pemimpin Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
SOKSI lahir pada 1960 untuk membenahi arah politik negara, yang cenderung semakin jauh dari cita-cita para pemimpin bangsa.
KONI Jabar mengapresiasi Raker KONI Kabupaten Cirebon yang membahas persiapan BK Porprov menuju Porprov Jabar pada 2026.