Ini Usulan Legislator Jabar Kurangi Dampak PPN 12%
- 22 Januari 2025 | 07:00:00 WIB
ANGGOTA Komisi II DPRD Jabar Saeful Bahri siap mengawal kebijakan pemerintah pusat yang berpotensi memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
ANGGOTA Komisi II DPRD Jabar Saeful Bahri siap mengawal kebijakan pemerintah pusat yang berpotensi memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
PEMPROV Jabar mendapatkan Hasil Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) tahun 2024
BENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan.
Jakarta, juaranews – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan keberadaan ummat Islam di Indonesia sangatlah diperhitungkan. Hal ini dikarenakan saat ini, kaum santri telah mengalami mobilitas vertikal sosial yang sangat tinggi, dimana mereka mengisi pelbagai peran dalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan pemerintahan.
"Itu semua membantah tudingan bahwa di Indonesia terjadi Islamofobia. Kaum santri bisa melesat melalui mobilitas vertikal yang lebih cepat, justru karena tidak ada Islamofobia di negeri ini," ungkap Mahfud dalam acara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022, di kantor Kemenko Polhukam, Kamis (21/10/2022).
Dalam politik, Islam tidaklah dibenci dan ditakuti di Indonesia. Maffud mencontohkan, mereka yang mengikuti kontestasi politik selalu memperhatikan dukungan umat Islam dan kaum santri.
"Setiap kontestasi politik juga di Indonesia itu selalu memperhatikan dukungan umat Islam dan kaum santri. Tidak mungkin orang ikut kontestasi politik kok mengatakan 'saya tidak mau santri', 'saya tidak mau Islam'. Itu tidak mungkin," ujar Mahfud.
Ini merupakan realitas bahwa di Indonesia itu tidak ada Islamofobia. Negara melindungi kepercayaan warganya. Bahkan, menurut Mahfud, keberadaan santri pun diakui oleh pemerintah, hingga ditetapkan Hari Santri setiap 22 Oktober.
"Tidak ada lagi rasa takut terhadap Islam, karena tidak ada Islamofobia di negara ini yang dilakukan oleh negara," jelas Mahfud, dalam acara yang juga digadang-gadang sebagai 'Halaqah Kebangsaan' yang mengambil tema ‘Ideologi Negara Ideologi Santri’ itu.
Meski demikian, Mahfud mengakui jika dalam masyarakat terjadi kasus-kasus seperti gesekan antarumat beragama. Namun, dirinya memastikan kasus itu hanya sedikit terjadi.
"Tidak ada Islamofobia di Indonesia. Islamofobia hanya terjadi di dalam masyarakat secara perseorangan,” jelasnya.
Aep
0 KomentarPRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anak-anak di Indonesia yang belum menerima program Makan Bergizi Selengkapnya..
PRESIDEN Prabowo Subianto meresmikan PLTA Jatigede, di Kabupaten Sumedang, Senin Selengkapnya..
BEY Machmudin melantik Benny Bachtiar sebagai Penjabat Wali Kota Cimahi dan Ade Afriandi sebagai Penjabat Bupati Selengkapnya..
PEMBANGUNAN jembatan Muara Gembong di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, diduga dibangun secara terburu-buru dan banyak Selengkapnya..
WAKIL Ketua DPRD Jabar, Iwan Suryawan menilai opsi masuk sekolah penuh seperti biasa atau libur sebagian saat Ramadan harus dengan Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anak-anak di Indonesia yang belum menerima program Makan Bergizi Gratis(MBG).
MAHASISWA Kota Bekasi yang tergabung dalam Aliansi Forum Komunikasi Lingkungan Kota Bekasi melakukan aksi demo Gedung Bersama.