JuaraNews, Bandung – Pembangunan BIJB Kerta Jati dinilai hanya membakar uang terus. Sejak perencanaan hingga Bandara Kertajati Majalengka, beroperasi hingga sekarang, dana dari APBD Provinsi Jawa Barat telah mengucur sekitar Rp 7 triliun. Angka itu tak sebanding dengan manfaat yang diperoleh Pemprov maupun warga Jabar.

"Hingga kini, Bandarudara Internasional Jawa Barat terus jadi cost center. Jangan sampailah BIJB bakar uang terus," tegas Wakil Ketua Kadin Jabar Aldo F. Widiyana, di hadapan pengurus Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jabar, saat berdiskusi di Sekretariat PHRI Jabar, Senin (5/9/2022) petang.

Menurutnya, dibutuhkan political will dari pemerintah pusat maupun Pemprov untuk memberdayakan bandara terbesar kedua di Indonesia ini. "Tanpa keinginan yang kuat dari pemerintah, ya Bandara Kertajati hanya akan seperti ini, hidup segan mati tak mau," jelas pemilik usaha transportasi ini.

Dalam penilaian Aldo, kapasitas manajemen BIJB sejak dulu kurang qualified. "Manajemen maupun networking dengan maskapai, sangat kurang. Mau gimana orang akan percaya untuk menggunakan bandara ini, jika aspek jaringan dan pelayanan tak diperhatikan."

Dihubungi seara terpisah, anggota DPRD Jabar Daddy Rohendi, menyampaikan hal senada. "Saya sudah beberapa kali sampaikan, bahwa saya tak ikhlas uang APBD sebanyak itu hanya menghasilkan bandara yang nyaris tak beroperasi seperti sekarang," tegasnya.

Kehadiran Pengurus JMSI adalah untuk merencanakan diskusi bersama dengan Kadin Jabar, bertajuk "Optimalisasi Bandara Kertajati" yang akan digelar pada hari Jumat (9/9) petang, di Gedung Kadin Jabar. Diskusi ini akan digelar secara berserk dengan menghadirkan para tokoh berkompeten. (*)

ude