free hit counter code Harga BBM Naik, Pengamat: Inflasi Bakal Tembus 7,5 Persen - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Harga BBM Naik, Pengamat: Inflasi Bakal Tembus 7,5 Persen
    Bhima Yudhistira Adhinegara, Dierktur Celios mengatakan, kenaikan harga BBM akan menimbulkan ancaman stagflasi, yakni naiknya inflasi yang signifikan

    Harga BBM Naik, Pengamat: Inflasi Bakal Tembus 7,5 Persen

    • Sabtu, 3 September 2022 | 19:37:00 WIB
    • 0 Komentar

    JAKARTA, Juaranews – Kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022) diperkirakan akan mendongkrak level inflasi.

    Begitu disebutkan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara. Menurutnya, kenaikan harga BBM subsidi (saat ini-Red) dilakukan di waktu yang tidak tepat, terutama untuk jenis Pertalite.

    "Masyarakat belum siap menghadapi kenaikan harga tersebut, sehingga dapat menimbulkan ancaman stagflasi, yakni naiknya inflasi yang signifikan, yang tidak dibarengi dengan kesempatan kerja," katanya, sebagaimana dikutip dari iNews.id, Sabtu (3/9/20022).

    Dengan adanya kenaikan ini, Bhima menengarai inflasi pangan diperkirakan akan kembali menyentuh double digit atau di atas 10 persen per tahun pada September ini. Sementara inflasi umum diperkirakan menembus di level 7 persen hingga 7,5 persen hingga akhir tahun. 

    Lebih lanjut, Bhima yang jebolan UGM dan Universitas Bradford Inggris ini menjelaskan, kenaikan harga BBM ini tidak hanya berdampak pada harga energi dan biaya transportasi kendaraan pribadi, namun akan berdampak ke hampir semua sektor. Misalnya, harga pengiriman bahan pangan akan naik di saat yang bersamaan pelaku sektor pertanian mengeluh biaya input produksi yang mahal, terutama pupuk.

    Menurutnya, masyarakat baik yang memiliki kendaraan pribadi maupun yang tidak memiliki kendaraan akan secara bersamaan mengurangi konsumsi barang-barang lainnya. Pasalnya, BBM merupakan kebutuhan dasar, yang pada saat mengalami kenaikan harga, maka pengusaha di sektor industri pakaian jadi, makanan minuman, hingga logistik akan terdampak.

    “Sekarang realistis saja, biaya produksi naik, biaya operasional naik, permintaan turun, ya harus potong biaya-biaya. Ekspansi sektor usaha bisa macet, nanti efeknya ke PMI manufaktur kontraksi kembali di bawah 50,” ujarnya.

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat

    Editorial



      sponsored links