free hit counter code Antisipasi Omicron, Semua Rumah Sakit di Jabar Siaga 1 - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Antisipasi Omicron, Semua Rumah Sakit di Jabar Siaga 1
    (net)

    Antisipasi Omicron, Semua Rumah Sakit di Jabar Siaga 1

    • Jumat, 4 Februari 2022 | 17:21:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Jakarta – Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta rumah sakit untuk Siaga 1 mengingat tingkat keterisian kamar atau Bed Occupancy Rate (BOR) oleh pasien Covid-19 kini sudah meningkat.

     

    "Saya sudah perintahkan semua rumah sakit Siaga 1 karena BOR meningkat," ujar Emil di Jakarta, Kamis (3/2/2022).

     

    Emil menuturkan, status Siaga 1 tersebut harus ditunjukkan dengan penambahan kasur atau ruang pasien, ketersediaan tabung oksigen hingga obat-obatan. "Bed ditingkatkan, oksigen disiapkan plus treatment-nya," ucapnya.

     

    Adapun penerapan status Siaga 1 rumah sakit ini khususnya di wilayah aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya. Diketahui di dua wilayah tersebut terjadi lonjakan kasus cukup signifikan yang kemungkinan oleh varian Omicron.

     

    "Jadi kita mendorong aglomerasi ini rumah sakitnya agar bersiap-siap. Itu berulang-ulang dari dulu Covid-19 ngumpulnya di situ," kata Emil.

     

    Covid-19 varian Omicron diketahui memiliki daya tular yang cukup cepat. Di Indonesia varian ini tingkat fatalitasnya lebih rendah dari varian Delta. Terlebih menyerang kepada orang yang sudah divaksin lengkap. Rata-rata pasien sembuh dalam waktu 3-4 hari.

     

    "Omicron itu seperti kata Pak Menkes cepat menular tapi juga cepat sembuh, 3 sampai 4 hari biasanya sembuh," sebut Emil.

     

    Untuk itu, bagi masyarakat yang terkonfirmasi varian Omicron namun bergejala kecil, Emil meminta agar diisolasi di rumah masing-masing dengan pengawasan dan obat-obatan yang cukup. Sebab perawatan di rumah sakit hanya bagi pasien yang berejala berat seperti demam, flu, batuk, saturasi rendah dan punya komorbid. Perawatan di luar rumah sakit ini akan berdampak baik pada BOR.

     

    "Jadi kalau gejalanya kecil terus ingin dirawat di rumah sakit nanti menaikkan BOR. Rumah sakit itu untuk yang gejala berat, komorbid dan saturasi rendah, di luar itu di rumah saja dengan disiapkan vitamin, obat dan pengawasan," tuturnya.

     

    Emil meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam segala aktivitas. Pandemi Covid-19 hingga saat ini belum diketahui kapan akan berakhir.

     

    "Prokes tidak boleh diabaikan supaya kita jangan kalah oleh pandemi yang datang silih berganti dan belum selesai," ujarnya.

     

    Meski di Indonesia belum menampakkan fatalitasnya, namun di sejumlah negara seperti Australia tingkat kematian akibat varian Omicron cukup mengkhawatirkan. Kewaspadaan tetap diperlukan dan tak boleh menganggap enteng, terutama bagi lansia dan kelompok rentan atau punya komorbid. (*)

    jn

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat

    Editorial



      sponsored links