free hit counter code Mabes Polri Diserang, Pengamat: Program Deradikalisasi yang Dijalankan Pemerintah Belum Berhasil - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Mabes Polri Diserang, Pengamat: Program Deradikalisasi yang Dijalankan Pemerintah Belum Berhasil
    (bas) Pengamat Terorisme, Prof Obsatar Sinaga

    Mabes Polri Diserang, Pengamat: Program Deradikalisasi yang Dijalankan Pemerintah Belum Berhasil

     

     

    JuaraNews, Bandung - Gedung Mabes Polri belum lama ini diserang orang yang di duga teroris. Aksi yang dilakukan ZA merupakan gerakan baru, karena polanya berbeda dengan sebelumnya.


    Pengamat terorisme Prof Obsatar Sinaga mengatakan serangan tersebut menjadi bukti, program deradikalisasi yang dijalankan pemerintah belum berhasil.


    "Kalau betul itu berhasil, tentu sudah tidak ada lagi gerakan-gerakan baru seperti ini kan," katanya, Jumat (2/4/2021).


    Selain itu, pelakunya adalah kaum milenial yang masih baru usianya. Artinya, kalau dia junior, seharusnya terjangkau program deradikalisasi yang dilaksanakan pemerintah.


    "Itu artinya kalau dia masih baru, dia baru kena pengaruh dong. Artinya kalau dia, baru kena pengaruh, artinya pengaruh pengaruh positif dari program deradikalisasi, nggak ada kan, nggak berjalan dengan baik," ucap


    Rektor Universitas Widiatama Bandung ini mengatakan baiknya program deradikalisasi sebaiknya dievaluasi. Sasarannya jangan hanya masyarakat yang sudah biasa bersosialisasi sebagaimana yang telah dilakukan selama ini.


    "Ibaratnya program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah saat ini, seperti berburu di kebon binatang," ungkapnya.


    Pemuda yang sudah terlibat dalam organisasi kemasyarakat, tidak perlu lagi dimasukkan ke dalam program deradikalisasi.


    "Kalau mereka sudah terlibat di dalam organisasi, pasti sudah ada pendidikan politiknya. Nggak perlu dimasukkan ke dalam program deradikalisasi," terangnya.


    Program deradikalisasi, seharusnya dilakukan kepada masyarakat yang tidak bisa masuk ke dalam habitat umum.


    "Yang dijangkau program deradikalisasi, mereka yang memisahkan diri, itu yang seharusnya dimasukkan di dalam program deradikalisasi," paparanya.


    Selain itu, sambung Prof Obi, program deradikalisasi yang akan dijalankan pemerintah, seharusnya juga dikonsep dengan matang.


    "Saya ambil contoh, saat saya lagi sekolah di luar negeri. Ketika lagi ada di Jerman. Agak lama, enam bulan pertama itu. Mendengar lagu Indonesia Raya itu. Saya nangis. Ingat kampung, ingat teman, ingat keluarga, ingat semua, deh," jelasnya.


    Maksudnya sentuhan-sentuhan (touching) seperti itu yang seharusnya ditumbuhkan dalam diri pemuda.


    "Jangan karena dia milenial dibebaskan. segala macam, akhirnya. Ya, nggak ada tuh kecintaannya. Di sekolah ada yang nyanyi lagu Indonesia Raya, kita lewat biasa aja," pungkasnya. (*)

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links