Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
- 21 November 2024 | 17:07:00 WIB
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi bodong.
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi bodong.
JABAR meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama 2024 sebagai pemda provinsi terbaik dalam partisipasi pengelolaan sistem transportasi publik.
RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
JuaraNews, Bekasi - kampanye di Rumah Ibadah terjadi lagi di perhelatan Pemilukada Kota Bekasi 2024. Kali ini, Istri Calon Wali Kota Bekasi, Heri Koswara melakukan kampanye didalam Mushola.
Pasalnya, acara yang di helat di Mushola Uswatun Hasanah daerah Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi terlihat Sang Istri Calon Wali Kota sedang mengadakan acara dalam kemasan pengajian yang berujung kampanye politik paktis. Bahkan parahnya lagi, spanduk Heri Koswara - Sholihin terlihat ditempat ruangan Imam.
Informasi yang didapat, Jama’ah yang tadinya niat ngaji didalam Mushola, akhirnya panitia ngaji merubah topik tema, Istri dari Heri Koswara langsung mesosialisasikan program kerja dari salah satu calon Wakil Wali Kota Bekasi Heri koswara - Sholihin.
Pengajian yang tadinya bertulisan kaligrafi ayat ayat suci Allah SWT. kini berubah menjadi Player Benner Risol Heri-Sholihin sampai di tempat Imam tempat ibadah terpasang.
Salah satu peserta ngaji yang tidak mau di sebut namanya, mengaku ikut acara ngaji karena undangan dari sahabatnya yang juga sering melakukan kajian di Mushola dan Masjid mengaku niat saya ngaji aja, kalau sudah berbau politik mending saya pulang.
"Pada dasarnya saya sangat kecewa. Masalah politik jangan dicampuradukkan di tempat Ibadah. Allah jangan diajak kampanye, Tuhan kok diajak kampanye," ujarnya dengan kesal, Kamis (10/10/2024).
Sementara itu, tokoh agama jatiasih, Kiyai Haji Mas’ud menganggap kampanye politik praktis di Masjid dan tempat pengajian dapat menurunkan nilai agama dan menimbulkan perpecahan antarwarga. Hal tersebut karena dipastikan terjadi perbedaan pilihan politik.
"Kalau kemudian mimbar keagamaan itu dijadikan sarana untuk mengkampanyekan politik praktis, maka akan menimbulkan perpecahan dan mendegradasi nilai agama itu sendiri," kata Kiyai Mas’ud.
Menurut Kiyai Mas’ud, Agama seharusnya menjadi sumber inspirasi dalam berpolitik agar bermoral.
"Bukan sebaliknya, yakni Agama dijadikan alat politik," pungkasnya. (*)
Oleh: pratigto / Rdsp
0 KomentarPJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi Selengkapnya..
FMIPA UPI menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat atau P2M yang diselenggarakan dengan pendanaan hibah FPMIPA Selengkapnya..
BKM di Kota Bandung berharap wadah tersebut diaktifkan kembali dengan mengelola pengeloaan Rutilahu dilakulan langsung oleh Selengkapnya..
PP FSP KEP SPSI bersama PC FSP KEP SPSI Kabupaten-Kota Bekasi menggelar acara sosialisasi Putusan MK terkait uji materiil UU No. 6 Tahun 2023 tentang Selengkapnya..
LITERASI Pemuda Indonesia (LPI) menggelar diskusi mengenai politik identitas menjelang penyelenggaraan Pilkada Serentak Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
BKM di Kota Bandung berharap wadah tersebut diaktifkan kembali dengan mengelola pengeloaan Rutilahu dilakulan langsung oleh masyarakat.
ALIANSI Buruh Bekasi Melawan (BBM) Kota Bekasi menurut upah minimum Kota Bekasi dilaksanakan sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK).