free hit counter code Terciduk Istri Herkos Diduga Kampanye di Musholla - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Terciduk Istri Herkos Diduga Kampanye di Musholla

    Terciduk Istri Herkos Diduga Kampanye di Musholla

    • Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:20:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bekasi - kampanye di Rumah Ibadah terjadi lagi di perhelatan Pemilukada Kota Bekasi 2024. Kali ini, Istri Calon Wali Kota Bekasi, Heri Koswara melakukan kampanye didalam Mushola.

     

    Pasalnya, acara yang di helat di Mushola Uswatun Hasanah daerah Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi terlihat Sang Istri Calon Wali Kota sedang mengadakan acara dalam kemasan pengajian yang berujung kampanye politik paktis. Bahkan parahnya lagi, spanduk Heri Koswara - Sholihin terlihat ditempat ruangan Imam.

     

    Informasi yang didapat, Jama’ah yang tadinya niat ngaji didalam Mushola, akhirnya panitia ngaji merubah topik tema, Istri dari Heri Koswara langsung mesosialisasikan program kerja dari salah satu calon Wakil Wali Kota Bekasi Heri koswara - Sholihin.

     

    Pengajian yang tadinya bertulisan kaligrafi ayat ayat suci Allah SWT. kini berubah menjadi Player Benner Risol Heri-Sholihin sampai di tempat Imam tempat ibadah terpasang.

     

    Salah satu peserta ngaji yang tidak mau di sebut namanya, mengaku ikut acara ngaji karena undangan dari sahabatnya yang juga sering melakukan kajian di Mushola dan Masjid mengaku niat saya ngaji aja, kalau sudah berbau politik mending saya pulang.

     

    "Pada dasarnya saya sangat kecewa. Masalah politik jangan dicampuradukkan di tempat Ibadah. Allah jangan diajak kampanye, Tuhan kok diajak kampanye," ujarnya dengan kesal, Kamis (10/10/2024).

     

    Sementara itu, tokoh agama jatiasih, Kiyai Haji Mas’ud menganggap kampanye politik praktis di Masjid dan tempat pengajian dapat menurunkan nilai agama dan menimbulkan perpecahan antarwarga. Hal tersebut karena dipastikan terjadi perbedaan pilihan politik. 

     

    "Kalau kemudian mimbar keagamaan itu dijadikan sarana untuk mengkampanyekan politik praktis, maka akan menimbulkan perpecahan dan mendegradasi nilai agama itu sendiri," kata Kiyai Mas’ud.

     

    Menurut Kiyai Mas’ud, Agama seharusnya menjadi sumber inspirasi dalam berpolitik agar bermoral.

     

    "Bukan sebaliknya, yakni Agama dijadikan alat politik," pungkasnya. (*)

    Oleh: pratigto / Rdsp

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links