Presiden Minta Maaf, MBG Belum Sentuh Semua Anak
- 21 Januari 2025 | 14:22:00 WIB
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anak-anak di Indonesia yang belum menerima program Makan Bergizi Gratis(MBG).
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anak-anak di Indonesia yang belum menerima program Makan Bergizi Gratis(MBG).
BENCANA gempa yang diakibatkan oleh terjadinya pergeseran lempengan (Megatrusht) harus menjadi perhatian dan disikapi dengan kesiapsiagaan.
JuaraNews, Bandung - Membangun SDM yang unggul dalam menyongsong bonus demografi 2045 menjadi kewajiban yang harus disiapkan oleh pemerintah sejak saat ini.
Akses Pendidikan yang mudah bagi masyarakat, dengan fasilitas penunjang pendidikan dan sarana prasarana yang lengkap, menjadi tanggung jawab besar yang harus di siapkan pemerintah. Terlebih memberikan pendidikan yang layak menjadi amanat Undang undang yang wajib dilakukan oleh negara.
Bahkan negara pun mewajibkan anak anaknya, untuk mengenyam bangku pendidikan minimal 12 tahun, yang artinya negara telah siap memberikan fasilitas penuh untuk anak anaknya bersekolah hingga minimal lulus SMA.
Namun nyatanya, fasilitas sekolah yang menjadi pondasi dasar proses belajar mengajar masih belum merata di berbagai daerah. Di Jawa Barat saja menurut data dinas pendidikan Jawa Barat, sebanyak 128 kecamatan belum memiliki Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri.
Menyikapi hal tersebut, Ketua DPW PKS Jawa Barat, Haru Suandharu beberkan sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk memenuhi kewajiban negara, agar anak anak masa depan bangsa bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
Menurut Kang Haru, memberikan prioritas dalam program wajib belajar gratis bagi masyarakat menjadi langkah awal yang perlu dilakukan.
"Jangan gaya-gayaan pakai sekolah gratis, (anggarannya) gak mampu. Yang mampu tidak perlu digratiskan, suruh bayar saja. Pemerintah cukup mensubsidi yang tidak mampu. Silakan mau negeri atau swasta," katanya. Rabu (22/5/2024).
"Jadi orangtua tidak pusing, semua pasti alumni fakultas pendidikan, mau negeri atau swasta," imbuhnya.
Tidak hanya itu lebih lanjut dikatakan Bakal Calon Gubernur Jawa Barat dari PKS itu, pemerataan fasilitas sekolah dan upaya menghilangkan paradigma sekolah favorit menjadi langkah yang harus dilakukan.
"Yang bagus itu siswanya, bahkan kalau gurunya beda-beda jadi aneh. Karena guru harus standar, baik negeri atau swasta harus sama,"jelasnya.
"Sekolah di mana saja yang dekat dengan rumahnya kualitasnya sama, infrastruktur sama dan itu bagian dari upaya pemerataan pembangunan,"paparnya.
Ia pun meyakini generasi muda Jawa Barat yang unggul bisa terwujud, dan Jabar akan mampu mengoptimalkan bonus demografi dengan SDM yang unggul.
"Saya bermimpi anak-anak bisa sekolah di mana saja. Sekolah negeri atau swasta, di mana saja tanpa harus kesulitan karena biaya,"tandasnya. (*)
Rdsp
0 KomentarBEY Machmudin meminta ITB bantu mengkaji wacana penerbangan di Bandara Husein Selengkapnya..
PEMKOT Bandung melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung terus melakukan pencegahan Selengkapnya..
SEKOLAH Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) membatalkan 233 ijazah mahasiswa yang lulus pada periode 2018-2023. Selengkapnya..
KORBAN yang tinggal di Jalan Cipicung Hilir, Ciumbuleuit, Kota Bandung, terlihat linglung dengan tatapan mata Selengkapnya..
PEMERIKSAAN dilakukan di Balai Pengembangan Kompetensi PUPR Wilayah IV Bandung, Kamis, Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
LAYANAN Mobil SIM Keliling Online hadir di sejumlah tempat di wilayah Kota Bandung Raya. Berikut ini jadwal dan lokasinya:
ACHYADI sosok bapak pemilik sepeda tua yang juga melukis tokoh tokoh sejarah pejuang kemerdekaan Indonesia.
BEY Machmudin meminta ITB bantu mengkaji wacana penerbangan di Bandara Husein Sastranegara.
SEBANYAK 21 Kepala Keluarga (KK) Jalan Batu Api, Kota Bandung terpaksa harus segera angkat kaki dari kediamannya yang sudah dihuni puluhan tahun.