free hit counter code Jelang Hari Pahlawan Indonesia Anugrahkan Gelar Pahlawan pada 5 Tokoh, Siapa Saja? - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter
Jelang Hari Pahlawan Indonesia Anugrahkan Gelar Pahlawan pada 5 Tokoh, Siapa Saja?
(collaget) Searah jarum jam, Dr. Soeharto, Pakualam VIII, dr. Rubini, H Salahuddin, dan KH Ahmad Sanusi Cantayan

Jelang Hari Pahlawan Indonesia Anugrahkan Gelar Pahlawan pada 5 Tokoh, Siapa Saja?

  • Jumat, 4 November 2022 | 00:29:00 WIB
  • 0 Komentar

JuaraNews, Jakarta – Dalam peringatan hari pahlawan 10 November mendatang, pemerintah Indonesia akan menganugrahkan gelar pahlawan. Penganugrahan yang akan dilakukan sebelum hari pahlawan atau tanggal 7 November 2022 itu akan diberikan pada 5 tokoh nasional. Menurut Menko Polhukam Mahfud MD selaku Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, kelima tokoh itu dianggap telah ikut berjuang mendirikan negara Republik Indonesia melalui perjuangan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan-pembangunan.

1. Dr dr HR Soeharto
Dokter yang Lahir di Solo, Jawa Tengah pada 24 Desember 1908 ini merupakan dokter probadi Presiden Soekarno. Menurut selaku Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Mahfud MD, Dr Soeharto dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah kemerdekaan, sosok satu ini ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air seperti Ikut pembangunan syariah dan pembangunan Monumen Nasional serta Masjid Istiqlal dan pembangunan Rumah Sakit Jakarta serta salah seorang pendiri berdirinya IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Selain itu, dokter kelahiran Tegalgondo ini pun merupakan inisiator program Keluarga Berencana (KB) dan menjadi ketua pertama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).


2. KGPAA Paku Alam VIII
Sosok yang bernama BRMH Sularso Kunto Suratno merupakan Raja Paku Alam ke-8 yang menjabat dari tahun 1937-1989. Beberapa jasa yang telah diberikan almarhum KGPAA Paku Alam VIII antara lain bersama Sultan Hamengkubowono IX dari Keraton Yogyakarta mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi utuh hingga saat ini. Sehari sesudah kemerdekaan, Pakualam VIII menyatakan bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemudian Yogyakarta menjadi ibu kota yang kedua dari Republik Indonesia ketika terjadi agresi Belanda pada tahun 1946


3. dr. Raden Rubini Natawisastra
Saat kemerdekaan, dokter kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 31 Agustus 1906 ini merupakan lulusan STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Kedokteran Bumiputra. Ia kemudian mengabdi sebagai dokter keliling bersama istrinya di Kalimantan Barat. Karena perjuangannya, dr Rubini bersama istrinya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang.


4. H. Salahuddin bin Talibuddin
Tokoh yang satu ini berasal dari Maluku Utara. Selama 32 tahun, Salahuddin bin Talibuddin dinilai telah berjuang dan ikut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila. Salahuddin pernah dibuang ke ke Sawahlunto tahun 1918-1923 dan Boven Digul tahun 1942.


5. KH Ahmad Sanusi
KH Ahmad Sanusi merupakan sosok ulama dari Sukabumi, Jawa barat. Ia dikenal juga dengan panggilan Ajengan Cantayan. Pendiri pondok pesantren Cantayan atau Gunungpuyuh Sukabumi ini merupakan tokoh Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah, sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan ekonomi. Selain itu, KH Ahmad Sanusi merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang belum mendapat gelar pahlawan nasional. Ahmad Sanusi juga tokoh Islam yang memperjuangkan dasar negara yang menghasilkan kompromi lahirnya negara Pancasila.(*)

Aep

0 Komentar

Tinggalkan Komentar


Cancel reply

0 Komentar


Tidak ada komentar

Berita Lainnya


Legislator Minta Permasalah RKB Segera Diatasi
3 Raperda Prakarsa DPRD Jabar Tuntas Dibahas
Bey Target Swasembada Pangan di Jabar
Legislator Minta Regulasi PPDB Zonasi Dievaluasi
Komisi V Dorong Penerbitan Kepgub Upah Buruh

Editorial



    sponsored links