free hit counter code Gubernur Jabar Ajak Seniman dan Wartawan Diskusi Soal Definisi Mural - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Gubernur Jabar Ajak Seniman dan Wartawan Diskusi Soal Definisi Mural
    Mural mirip Presiden Joko Widodo di Plyover Pasopati Kota Bandung

    Gubernur Jabar Ajak Seniman dan Wartawan Diskusi Soal Definisi Mural

    • Senin, 30 Agustus 2021 | 10:17:00 WIB
    • 0 Komentar

     

    JuaraNews, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya terbuka akan ekspresi seni yang menggambarkan suatu pesan, termasuk seni mural yang sudah tidak asing lagi ditemui di kota-kota besar.

     

    Hal itu gubernur katakan menanggapi adanya mural mirip presiden Joko Widodo di Jembatan Pasopati Kota Bandung yang menimbulkan kontoversi, hal itu dikarenakan mural tersebut dinilai mengkritisi presiden.

     

    Gubernur menilai mural apapun adalah sebuah seni ekspresi, akan tetapi ekspresi juga harus memegang etika dan juga batasan.


    “Soal mural saya kira, tradisi seni kota ini (Kota Bandung) saya sangat senang. Dulu waktu jadi wali kota, saya memberi ruang-ruang, tiangnya Pasupati dimural, tembok di Jalan Siliwangi dimural,” ujarnya, Senin (30/8/2021).


    Menurutnya, ekspresi seni yang selama ini dituangkan di tempat publik tidak akan menjadi masalah selama memegang batasannya.“Tinggal kita menyepakati secara etika, budaya, batas-batasnya saja. Selama memenuhi kearifan lokal dan etika disepakati, saya kira tidak masalah,” tuturnya.


    Untuk menyepakati batasan-batasan tersebut, Emil mengajak media di antaranya untuk bisa menarasikan, mewacanakan, dan mendiskusikan ekspresi seni tersebut.


    “Bagi saya ini bagian dari dialog. Karena kita jarang dialog. Mungkin coba kita diskusikan mural dan kritik politik. Sampai akhirnya ditemukan kesepakatan kritik baik,” ucapnya.


    Emil mengatakan, diskusi tersebut perlu ditempuh guna memahami kesepakatan budaya. Dirinya tidak masalah, bahkan sering memfasilitasi diskusi. “Yuk kita ngobrol dan diskusikan seni ekspresi ruang publik. Tentu semua ada batas yang disepakati,” katanya. (*)

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah

    Editorial



      sponsored links