free hit counter code 90% Perusahaan Pers yang Bertahan di Era Pandemi Covid-19 Sudah tak Sehat Secara Ekonomi - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    90% Perusahaan Pers yang Bertahan di Era Pandemi Covid-19 Sudah tak Sehat Secara Ekonomi

    90% Perusahaan Pers yang Bertahan di Era Pandemi Covid-19 Sudah tak Sehat Secara Ekonomi

    • Kamis, 25 Februari 2021 | 02:27:00 WIB
    • 0 Komentar

     

    JuaraNews, Bandung – Sebanyak 90 persen perusahaan pers yang bertahan saat ini dinilai sudah tak sehat secara ekonomi, selain karena disrupsi media juga karena hantaman pandemi Covid-19. Bahkan sebanyak 13 persen perusahaan media saat ini sudah menutup perusahaannya dan 34 persen perusahaan media sudah tak membayar gaji wartawannya.

     

    Hal itu terungkap dalam Webinar Hari Pers Nasional (HPN) 2021 bertema “Strategi Bisnis Media dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan PWI Jawa Barat, Rabu (24/12/2021). Hadir sebagai pembicara Tokoh Pers Wina Armada, wartawan senior Hersubeno Arief, dan Manajer Engagement Anymind Grup Priskilla Ifke Goni.

     

    Pembicara Tokoh Pers Wina Armada mengatakan, pers belakangan ini mengalami dilema dan kontradiksi karena harus melakukan sosialisasi penanggulangan Covid-19 dan menyuarakan communications of hope, namun justru media sendiri yang “termakan pandemic Covid-19”.

     

    Wina mengatakan, secara eksternal pandemic Covid-19 telah menguras energi media sehingga sebagian mengalami sekarat. Daya beli masyarakat pun melorot drastis sehingga secara umum perekomian benar-benar terpuruk dan ikut memuluk industry media.

     

    Secara internal, kata Wina, pers mengalami tekanan ganda dari internal dan eksternal yang menganggu ekosistem dari per situ sendiri. Di sisi lain media sedang mengalami perubahan karens disrupsi tadi, karena perkembangan dunia digital yang dahsyat tengah mengalami tekanan yang besar dan sumber informasi cepat berubah.

     

    Dampak yang paling dirasakan pada masa ini adalah menurunnya pendapatan iklan dan pemasang beralih ke masa transisi yang belum ajeg. Pers atau media kehilangan pendapatan dan cenderung terus bertambah rugi.

     

    Wina menilai media harus melakukan ikhtiar-ikhtiar yang harus dilakukan di masa Pandemi Covid-19. Karena kondisi yang daurat, katanya, maka penanganannya pun harus dilakukan secara darurat pula. Efesiensi yang optimal, katanya, dan diupayakan media mendapatkan sumber pendapatan non konvensional.

     

    Sementara itu pembicara Priskila Ifke Goni mengatakan, selain potensi iklan media juga memiliki potensi bisnis lain selain analisa bid data dan konsultasi. Pendapatan ini akan menjadi nilai tambah bagi pendapatan media.

     

    Potensi lain yang dikembangkan adalah membangun komunitas online dan offline, serta pelatihan dan sertifikasi, serta pengembangan bisnis multiplatform.

     

    Kegiatan peringatan HPN didukung oleh berbagai sponsor seperti Bank bjb, Bank bjb syariah, Djarum Foundation, Summarecon Bandung, PT Pos Indonesia, LPS , Yayasan Alfamat, Gojek, Masyarakat Tionghoa Peduli. (*)

    Oleh: ude gunadi / ude

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat

    Editorial



      sponsored links