JuaraNews, Bandung - Pemerintah Kota Bandung telah melaksanakan 7 dari 8 aksi konvergensi stunting. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen dalam menurunkan angka stunting atau gagal tumbuh pada anak.

"Agar angka stunting menurun, kata kunci tetap sosialisasi edukasi kepada masyarakat menjadi hal yang sangat penting. Dari mulai aparat, dan seluruh stakeholder bisa bekerja sama, kolaborasi yang bagus. Kalau tidak dilakukan seperti itu, pasti sulit dalam menangani angka stunting," tegas Walikota Bandung Oded M. Danial di Balai Kota Bandung, Selasa (29/12/2020).

Aksi ke 7 yaitu berkenaan dengan dan publikasi stunting merupakan salah satu rangkaian penting dalam percepatan penurunan dari 8 aksi yang tidak boleh terlewatkan.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan Puskesmas, kecamatan, dan kelurahan/desa.

Oded mengatakan, dengan mengetahui status gizi anak sesuai umur dan prevalensi stunting di Kota Bandung, maka Pemkot Bandung bisa memantau kemajuan tumbuh kembang anak secara berkala.

Selain itu, menurut Oded, salah satu cara yang paling mudah untuk mengatasi permasalahan stunting yaitu merawat bayi dengan baik sejak dalam masa kandungan sampai 1.000 hari pertama bayi lahir.

"Apabila masa kehamilan itu bisa dirawat dengan baik, seperti gizinya tercukupi. Saya yakin angka stunting akan menurun," tuturnya.

Maka dari itu, Oded mengajak semua stakeholder untuk bersama-sama berkomitmen dalam menurunkan angka stunting, salah satunya dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded menyebut, sebagai bentuk komitmen menurunkan angka stunting, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi dengan berkolaborasi bersama Kampung KB di Kota Bandung.

"Sementara untuk program jangka panjang, kita memberikan pelatihan kepada keluarga yang terindikasi stunting supaya ekonominya meningkat dan dapat memenuhi gizi anak," jelas Siti. (*)

Oleh: alvian hamzah / alv