free hit counter code Pengamat: Tak Menutup Kemungkinan Pemimpin Perempuan Hadir di Kabupaten Bandung - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Pengamat: Tak Menutup Kemungkinan Pemimpin Perempuan Hadir di Kabupaten Bandung
    JuaraNews/Abdul Basir Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Asep Warlan

    Pengamat: Tak Menutup Kemungkinan Pemimpin Perempuan Hadir di Kabupaten Bandung

    • Selasa, 3 November 2020 | 14:23:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Asep Warlan menilai, sosok perempuan sangat terbuka lebar untuk menjadi memimpin di Kabupaten Bandung.

     

    Hal itu mengingat pada Pilkada Serentak di Kabupaten Bandung mendatang diikuti 3 pasangan calon (Paslon), dengan 2 di antaranya kandidat kepala daerah perempuan, yakni pasangan Kurnia Agustina-Usman Sayogi dan Yena Iskandar Masoem-Atep Rizal. Sementara 1 paslon lagi, dua-duanya dari kaum Adam, yakni pasangan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan.

     

    "Saya kira bukan hal mustahil perempuan membuka peluang untuk menjadi kepala daerah pertama di Kabupaten Bandung. Bu Nia Golkar kuat sekali, dan juga Bu Yena PDIP juga kuat," kata Asep, Selasa (3/11/2020).

     

    Menurut dia, tren perempuan jadi kepala daerah terjadi di Pilkada secara langsung 2005. Namum pemimpin perempuan, baru ada sejak Pilkada 2009 dan 2014. Misalnya, kata dia, di Jabar tren kepada daerah perempuan sudah ada di Kabupaten Indramayu, Kota Cimahi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta.

     

    Asep berasumsi bahwa peluang perempuan menang di Pemilihan Bupati (Pilbup) Bandung tidak sebesar laki-laki. Hal tersebut bukan berarti perempuan tidak diperhitungkan, tetapi karena tradisi di Kabupaten Bandung pemimpinnya dipegang oleh laki-laki.

     

    "Tapi itu tidak sebuah popularitas objektif yang merata. Ini hanya orang-orang tertentu saja yang paham tentang kondisi objektif di Kabupaten Bandung," tutupnya. (*)

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Cakupan Vaksinasi Booster Tenaga Kesehatan di Jabar Capai 97,7 Persen
    Pasangan Iwan-Iip Gugat Hasil Pilkada ke Mahkamah Konstitusi
    Dadang-Sahrul 96% Hampir Kuasai Bandung, Nia-Usman Hanya Unggul di Satu Kecamatan
    KPU Kabupaten Bandung Gelar Sidang Pleno Secara Live Via Zoom
    Besok, KPU Kabupaten Bandung Rapat Pleno Pengitungan Suara Pilkada 2020

    Editorial



      sponsored links