Persebaya Siap Curi Poin di Kandang Persib
- 20 April 2024 | 07:38:00 WIB
PERSEBAYA siap 100 persen untuk menghadapi Persib pada laga Pekan 32 Liga 1 2023-2024 , Sabtu (20/4/2024) sore.
PERSEBAYA siap 100 persen untuk menghadapi Persib pada laga Pekan 32 Liga 1 2023-2024 , Sabtu (20/4/2024) sore.
JABAR merupakan provinsi yang terdepan di Indonesia dalam penerapan sistem merit dengan menetapkan kebijakan manajemen ASN..
PEMILIHAN Umum Legislatif (Pileg) 2024 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) telah menghasilkan sejarah baru.
JuaraNews, Bandung - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Pasundan Bandung Dede Ramdan menilai ada berbagai persoalan sehingga Kota Bandung masuk ke dalam wilayah orange penyebaran Covid-19 di Jabar.
Personal tersebut, kata Deden adalah tidak adanya keputusan dari pemerintah Jawa Barat terkait pemberlakuan sanksi bagi masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan.
Selain itu, Kejenuhan masyarakat terhadap Pemberlakuan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan juga adanya tekanan ekonomi di tengah pandemi.
"Ada 3 faktor yang menyebabkan hal seperti ini terjadi, dan bahkan jika tidak segera di atasi tidak menutup kemungkinan bisa semakin memburuk tidak hanya di Kota Bandung melainkan di seluruh daerah di Jawa Barat," kata Deden saat dihubungi, Kamis (23/7/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan faktor-faktor pemicunya yang pertama belum adanya keputusan kongkrit dari pemerintah setempat untuk memberikan sanksi bagi masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan.
Kedua proses PSBB yang terbilang lama, memberikan kejenuhan tersendiri bagi masyarakat, sehingga ketika Adaptasi Kebiasaan Baru di berlakukan masyarakat berbondong bondong berupaya melepaskan kepenatan yang mengakibatkan semakin parahnya dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian masyarakat
"Meski demikian ada 3 cara yang sebenarnya bisa di lakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini sejak saat ini, diantaranya mulai dari menerbitkan Pergub yang akan di terapkan oleh Kabupaten/Kota terkait sanksi bagi masyarakat yang membandel tidak menjalankan protokol kesehatan, lalu mulai kembali menjalankan perekonomian secara bertahap," jelasnya.
"Mendorong protokol kesehatan agar tidak menjadi tempat perkembangan baru virus, dan yang paling penting dorongan dari pemerintah untuk terus mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan, dan bahayanya Covid 19 karena kita pun tidak tahu kapan pandemi ini berakhir," tambahnya.
Deden berharap, Pemerintah bisa mengambil langkah tegas agar masyarakat bisa mengerti bahwa Covid-19 ini bukan sekedar ancaman biasa, melainkan musuh yang sangat mengancam bangsa.
"Saya berharap ada keputusan kongkrit dari pemerintah untuk masalah ini terlebih kepada peraturan terkait sanksi, hal ini bukan semata mata memberikan efek jera kepada masyarakat, melainkan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa pandemi ini merupakan masalah kita bersama dan musuh yang sangat mengancam bangsa ini," pungkasnya. (*)
Oleh: ridwan / rid
0 KomentarTIGA Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Prakarsa telah tntas dibahas DPRD Selengkapnya..
PJ Gubernur Jabar, Bey Machmudin menargetkan wilayahnya menjadi Swasembada pangan nasional khususnya pada komoditas Selengkapnya..
ANGGOTA Komisi V DPRD Jabar Johan J Anwari meminta pemerintah mengevaluasi Penerimaan Peserta Didik Selengkapnya..
KOMISI V DPRD Jawa Barat mendorong Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin segera menerbitkan Keputusan Gubernur Selengkapnya..
Sekretariat DPRD Jabar menggelar acara halal bihalal dengan tema Mari Perkuat Silaturahmi dan Sucikan Hati untuk Menggapai Kemenangan Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
TIGA Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Prakarsa telah tntas dibahas DPRD Jabar.
PEMPROV Jabar bersama kepolisian telah menyiapkan jalur alternatif bagi pemudik Lebaran 2024.