JuaraNews Bandung - Perguruan Tinggi di Indonesia terus menunjukkan komitmen mereka dalam menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Program ini merupakan upaya nyata untuk memenuhi kewajiban pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

PKM menawarkan berbagai kegiatan yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat mitra, termasuk pelatihan keterampilan, penyuluhan kesehatan, pengembangan usaha kecil, dan berbagai program pemberdayaan lainnya. Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan dampak positif bagi masyarakat dan membantu mereka mengatasi masalah sehari-hari.

Menariknya, PKM disusun agar sesuai dengan bidang ilmu program studi yang menginisiasi kegiatan tersebut. Dengan demikian, ada kesinambungan antara teori yang diajarkan di kampus dan penerapannya di lapangan. 

Sebagai contoh, Program Kemitraan Masyarakat dari Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pasundan, berfokus pada penerjemahan isu-isu internasional kepada masyarakat.

Dalam konteks ini, Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan, bermitra dengan SMAS Nasional Bandung pada tahun 2024. Mengusung konsep Model ASEAN Meeting, tim PKM memperkenalkan isu perdagangan manusia (human trafficking) kepada siswa, serta mekanisme perumusan dan pengambilan keputusan di organisasi ASEAN.

"Simulasi Model ASEAN Meeting memberikan gambaran umum tentang proses sidang di organisasi ASEAN. Selain itu, kegiatan ini melatih siswa dalam negosiasi dan keterampilan lainnya seperti public speaking. Harapannya, siswa SMAS Nasional Bandung dapat lebih memahami peranan dan posisi Indonesia dalam merespons isu-isu internasional, khususnya dalam lingkup ASEAN," ujar Alif Oktavian, Ketua Tim PKM dalam keterangan resminya, Selasa (6/8/2024).

Lebih lanjut, Alif Oktavian menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang isu-isu dalam lingkup ASEAN dan kesadaran generasi muda mengenai pentingnya diplomasi ASEAN. Kegiatan ini dirancang untuk memfasilitasi keterlibatan siswa dalam berbagai praktik diplomatik dan diskusi, memberikan wawasan komprehensif tentang peran ASEAN dalam mempromosikan kerja sama regional.

Peserta mendapatkan pengetahuan tentang esensi dan mekanisme pertemuan ASEAN AMMTC dalam konteks pertahanan dan keamanan, serta implikasinya bagi masa depan Indonesia. Dengan pemahaman yang mendalam ini, siswa diharapkan dapat menjadi katalis perubahan, memperkuat posisi Indonesia dalam ASEAN AMMTC.

Program ini menunjukkan bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam pembangunan masyarakat, tidak hanya sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan formal tetapi juga sebagai agen perubahan sosial, ungkap Alif Oktavian dalam keterangan tertulisnya. (*)

bas