JuaraNews, Bandung - Laga el-Classico antara Persib Bandung menjamu Persija Jakarta pada Pekan 28 Liga 1 2023-2024 yang akan digelar di Stadion si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu (9/3/2024) mendatang, tinggal 4 hari.

Namun sejauh ini panitia pelaksan (Panpel) pertandingan kandan Persib belum mulai menjual tiket pertandingan kandang tersebut.

Vice President Operational PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Andang Ruhiat menegaskan, pihaknya memang belum menjual tiket. Pasalnya, pihak manajemen masih berusaha mengupayakan agar laga Persib kontra Persib bisa disaksikan penonton. Pihaknya pun telah mengirimkan surat permohonan banding agar sanksi Komdis PSSI yang melarang Persib mengelar laga dengan penonton bisa dicabut.

Karena itu, Andang meminta Bobotoh mewaspadai upaya penipuan bermodus penjualan tiket laga Persib kontra Persija. Jika ada pihak-pihak tertentu yang sudah menawarkan atau menjual tiket, hal itu sudah bisa dipastikan merupakan upaya penipuan.

"Sampai sekarang, Persib belum menjual tiket. Kita masih menempuh proses banding atas hukuman larangan pertandingan kandang tanpa penonton dari Komite Disiplin PSSI," kata Andang, Selasa (5/3/2024).

Sanksi larangan satu pertandingan kandang dengan penonton itu ditetapkan melalui keputusan Komdis PSSI No 191/L1/SK/KD-PSSl/III/2024 terkait Tanggung Jawab Terhadap Tingkah Laku Buruk Penonton tertanggal 1 Maret 2024. Hal tersebut terkait kerusuhan supoter saat Persib menjamu PSIS Semarang pada laga Pekan 26 pada 27 Februari 2024 lalu.

Dalam salinan putusannya, Komdis yang merujuk kepada Pasal 70 Ayat 1, ayat 4 dan Lampiran 1 Nomor 5 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, menyebutkan, sanksi untuk Persi berlaku pada pertandingan terdekat yaitu melawan Persija pada Pekan 28.

"Nota banding sudah kita kirimkan kemarin (Senin, 4/3/2024). Sekarang, tahapan banding yang kita ajukan masih berjalan dan kami masih menunggu keputusan dari Komite Banding PSSI," ujar Andang.

Karena itu, Andang meminta Bobotoh untuk berhati-hati jika mendapatkan penawaran tiket pertandingan di luar aplikasi resmi yaitu PersibApp.

"Kalau sudah ada keputusan dari Komite Banding tentang status pertandingan PERSIB vs Persija, pasti akan segera kami informasikan lebih lanjut," kata Andang.

Peluang dikabulkannya banding Persib sendiri, menurut Sekjen PSSi Yunus Nusi, tetap terbuka. Dia mengatakan, jika peluang tersebut dikabulkan, pihaknya tetap meminta agar para bobotoh dapat mematuhi regulasi dan menjaga ketertiban, sebagaimana yang telah ditetapkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Terlebih PSSI dan LIB, lanjutnya, masih menyimpan trauma mendalam atas tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 135 jiwa, pada Oktober 2022.

"Kami tidak mau kecolongan lagi karena kejadian seperti, maaf, Kanjuruhan itu memukul federasi. Betul-betul luar biasa memukul federasi. Kami juga berharap ke depannya kawan-kawan saling menjaga diri juga," ungkap Yunus dala keterangan resminya, Senin (4/3/2024).

Yunus pun meminta, agar semua pihak dapat saling memaklumi terhadap setiap keputusan yang telah ditetapkan PSSI dan PT LIB.

"(Kita) harus memaklumi bahwa ketika PSSI memberikan keputusan tanpa penonton, ya layaknya itu juga dituruti, memaklumi itu," ucapnya.

Dia pun menjelaskan, regulasi larangan pendukung atau suporter tim tamu dibuat, lantaran masih banyak oknum suporter yang datang menonton terkadang dengan niat yang tidak baik.

Maka, PSSI khawatir, jika insiden kerusuhan tersebut terjadi di laga Persib vs Persija, maka akan berakibat fatal bagi sepak bola Indonesia. Hukuman FIFA menjadi ketakutan terbesar PSSI saat ini.

"Karena kita lihat sendiri, soal regulasi yang suporter tandang ke kandang lawan, mereka kadang datang dengan cara-cara tidak benar," ujarnya.

"Ini kan kita khawatirlan, karena kita masih dalam pemantauan FIFA dalam rangka transformasi sepak bola Indonesia, kita khawatir apabila ada kejadian yang menyerupai kejadian sebelumnya ini akan berakibat fatal terhadap federasi kita," pungkasnya. (*)

den