24.976 Personel Siap Amankan Mudik dan Lebaran
- 24 Maret 2025 | 17:29:00 WIB
SEBANYAK 24.976 personel gabungan dikerahkan dalam Operasi Ketupat Lodaya 2025 guna mengamankan mudik dan Idulfitri 1446 Hijriyah.
SEBANYAK 24.976 personel gabungan dikerahkan dalam Operasi Ketupat Lodaya 2025 guna mengamankan mudik dan Idulfitri 1446 Hijriyah.
PEMPROV Jabar mendapatkan Hasil Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) tahun 2024
KEBERADAAN pagar bambu laut di sejumalah perairan, menjadi polemik di masyarakat.
JuaraNews Bandung - Federasi Mahasiswa Jabar (FMJ) mengecam keputusan politik Pemerintah yang berdampak langsung pada kehidupan rakyat, dan teriakan TRITURA.
Seperti kenaikan harga pangan khususnya beras yang sangatlah masif, terlebih kenaikan harga beras yang menjadi bahan pokok mendasar konsumsi masyarakat Indonesia.
Selain itu, Pasca pemilu trend kenaikan harga bukan hanya berlaku untuk beras, BBM, listrik dan tarif tol pun mengalami kenaikan harga.
Atas dasar itu, Para mahasiswa melakukan demonstrasi Teriakkan TRITURA di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro,Kota Bandung, Senin (26/2/2024).
Koordinator Lapangan Arya Eka Bimantara, didampingi Bani Rizki dan Ahmad Sidik mengatakan mahasiswa teriakkan TRITURA karena, kenaikan harga pangan akhir akhir ini sangatlah masif.
“Pasca pemilu trend kenaikan harga bukan hanya berlaku untuk beras, BBM, listrik dan tarif tol pun mengalami kenaikan harga,” katanya.
Arya menambahkan, selain harga beras FMJ juga menolak dengan tegas kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan tol, serta mendesak agar Pemerintah untuk segera menurunkan harga sembako.
“Tidak hanya itu para mahasiswa juga menolak pelaksanaan pemilu curang,” tegasnya.
Arya menjelaskan, kenaikan harga beras sangat tidak masuk akal karena hanya dalam kurun waktu, kurang dari sepekan, beras mengalami kenaikan harga sebanyak dua kali.
“Beras medium dari harga 10.000 mengalami kenaikan hingga 14.000 dan beras premium dri harga 12.000 naik hingga angka 18.000 padahal kita adalah negara agraris kenaikan harga yang sangat tiba tiba ini sangatlah tidak masuk akal,” ungkapnya.
Melihat Fenomena ini maka Federasi Mahasiswa Jabar mengecam dan akan melakukan aksi besar-besaran bersama mahasiswa lain dari seluruh Jawa Barat, atas fenomena yang terjadi saat ini.
"Seharusnya pemerintah sebelum melakukan keputusan, sudah memperhitungkan dan mempertimbangkan terlebih dahulu dampak dari keputusan itu, dan Jangan anggap rakyat itu bodoh." pungkasnya.
Dengan naiknya harga kebutuhan pokok tersebut, kata Arya, sangatlah mencekik masyarakat menengah ke bawah belum lagi dalam beberapa minggu kedepan kita memasuki bulan puasa yang mana konsumsi bahan pangan akan lebih besar.
"Dampak pesta demokrasi yang kita sudah lewati juga kebijakan bansos yang ugal-ugalan tanpa memikirkan ketersediaan pasokan kemarin pun memberikan dampak besar atas kelangkaan beras," tuturnya.
"Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher juga mengatakan langka dan mahalnya beras di pasaran selama beberapa bulan terakhir ini diduga akibat dari kebijakan bansos yang salah penerapan," bebernya.
Menurutnya, Pemerintah seakan-akan tidak mempersoalkan hal yang seharusnya menjadi kebutuhan utama masyarakat.
"Lagi dan lagi masyarakat dijadikan korban keputusan politik demi kepentingan golongan tertentu tanpa mempertimbangkan kebutuhan, keperluan dan kepentingan rakyat. Hal seperti ini seharusnya sudah menjadi bahan evaluasi sekaligus pertimbangan pemerintah dalam mengambil sebuah keputusan maupun kebijakan politik," tuturnya.
Dikatakan Arya, hasil keputusan ini sudah jelas tidak berpihak kepada rakyat, kelangkaan dan kenaikan harga pangan ini menjadi sebuah pertanyaan dan catatan besar masyarakat kepada pemerintah terkait terhadap keputusan yang tidak sesuai dan merugikan masyarakat.
Maka dari itu, sambung Arya, Aliansi Mahasiswa Provinsi Jawa Barat mengecam keras atas keputusan politik yang menghasilkan kelangkaan dan kenaikan harga pangan.
"Selain sembako dan tarif listrik juga tol, kami pun secara tegas menolak proses pemilu yang curang," pungkasnya. (*)
bas
0 KomentarSEBANYAK 24.976 personel gabungan dikerahkan dalam Operasi Ketupat Lodaya 2025 guna mengamankan mudik dan Idulfitri 1446 Selengkapnya..
GUBERNUR Dedi Mulyadi bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melakukan penanaman pohon sebanyak 50.000 bibit untuk menghijaukan kawasan Selengkapnya..
JURNALIS Kompas.com, Faqih Rohman Syafei, melaporkan penganiayaan yang dialaminya saat meliput unjuk rasa penolakan revisi UU TNI di Gedung DPRD Selengkapnya..
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi tahun ini Selengkapnya..
FRAKSI PDIP DPRD Jabar meminta Gubernur Dedi Mulyadi tegas dalam menertibkan bangun-bangun yang Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
SEBANYAK 24.976 personel gabungan dikerahkan dalam Operasi Ketupat Lodaya 2025 guna mengamankan mudik dan Idulfitri 1446 Hijriyah.
GUBERNUR Dedi Mulyadi bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melakukan penanaman pohon sebanyak 50.000 bibit untuk menghijaukan kawasan Puncak