free hit counter code Meski Pertumbuhan Ekonomi RI Tinggi, Banyak Sektor Usaha Lakukan PHK, Kenapa? - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Meski Pertumbuhan Ekonomi RI Tinggi, Banyak Sektor Usaha Lakukan PHK, Kenapa?
    (istimewa) Buruh sektor tekstil banyak mengalami PHK meski pertumbuhan ekonomi RI 2022 tercatat lebih tinggi dari tahun sebelumnya

    Meski Pertumbuhan Ekonomi RI Tinggi, Banyak Sektor Usaha Lakukan PHK, Kenapa?

    • Selasa, 7 Februari 2023 | 23:26:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 tercatat tumbuh sebesar 5,31%. Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,7%. Meskipun demikian, pertumbuhan itu tidak dialami seluruh sektor usaha, banyak sektor yang terguncang hingga mesti melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan.

     

    Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, pertumbuhan yang melesat tinggi ini secara domestik didorong oleh kombinasi aktivitas masyarakat yang semakin menggeliat dan hasil dari bauran kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga daya beli maupun meningkatkan aktivitas perekonomian.

     

    "Catatan BPS tahun 2022 konsolidasi yang kuat antara fiskal dan moneter dapat menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan aktivitas perekonomian seluruh pelaku ekonomi di Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (06/02/2023).

     

    Bauran kebijakan itu, kata Margo seperti penyaluran bantuan perlindungan sosial, subsidi BBM, bantuan subsidi upah dan dukungan APBN. Adapun kebijakan moneter, hal ini didorong dengan respon bank sentral terkait inflasi dengan menaikkan suku bunga dari 4,5% pada September 2022 menjadi 5,50% pada Desember 2022.

     

    Sementara itu, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) pada kuartal III dan IV tahun 2022 BPS menyebut justru menunjukkan kondisi yang terpuruk.

     

    Keterpurukan sektor itu, diungkap Direktur Neraca Produksi BPS Puji Agus Kurniawan disebabkan oleh beberapa faktor.

     

    Pertama, data nilai tambah industri tekstil pada dua kuartal itu yang menunjukkan kontraksi tajam, dimana semula di kuartal II pertumbuhannya sebesar 1,64, kemudian anjlok menjadi -0,92 pada kuartal III dan sedikit membaik menjadi -0,43 pada kuartal IV 2022.

     

    "Di triwulan III ada PHK besar-besaran di industri tekstil, maka harusnya di triwulan III turun dibandingkan q to q sebelumnya. Nah di kuartal III industrinya itu negatif 0,92, masih negatif di kuartal IV -0,43, padahal sebelumnya masih positif di kuartal II sebesar 1,64 itu produksinya," papar Puji sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Senin (06/02/2023).

     

    Kedua, lanjut Puji biasanya penurunan pertumbuhan dipengaruhi oleh menurunnya permintaan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ekspor sektor pakaian dan aksesoris (rajutan). Dimana sepanjang tahun 2022 nilainya mencapai USD 4,679 miliar, nilai ini naik dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya mencapai USD 4,392 miliar.

     

    Meskipun demikian, data BPS memang menunjukkan penurunan ekspor pada industri ini pada kuartal III dan IV tahun lalu. Dimana pada kuartal II ekspornya mencapai USD 1,220 miliar namun nilainya turun menjadi USD 1,207 miliar pada kuartal III. Kemudian, ekspor kembali turun pada kuartal IV menjadi USD 987,6 juta.

     

    Selain itu, yang ketiga menurut Puji hal tersebut dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja di sektor industri tekstil. Jika dilihat dari jumlah tenaga kerja di industri tekstil pada periode Agustus 2021 hingga Agustus 2022 juga menunjukkan tren penurunan.

     

    Penurunan jumlah tenaga kerja, dari data BPS terjadi pada 13 sub sektor industri tekstil. Di mana terjadi penurunan tenaga kerja sebesar 1,13 juta menjadi 1,08 juta. Atau turun sekitar 50.000 orang.(*)

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    bank bjb Dukung Ekonomi Desa
    bank bjb Perluas Kolaborasi dengan BP Rebana
    PLN Perpanjang Pendaftaran PJA hingga 14 November
    Q3 bank bjb Catat Laba Kondsolidasi Rp1,47 Triliun
    Komitmen PLN Sebagai Fondasi Pembangunan Nasional

    Editorial



      sponsored links