free hit counter code Sekolah Jadi Sasaran Serangan Pasukan Junta Militer Myanmar, 11 Siswa Tewas - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Sekolah Jadi Sasaran Serangan Pasukan Junta Militer Myanmar, 11 Siswa Tewas
    (Foto: Ist) Seorang pria melihat mayat seorang anak di sekolah yang diserang dari udara oleh militer Myanmar di Sagaing, Myanmar Jumat (16-/9/2022)

    Sekolah Jadi Sasaran Serangan Pasukan Junta Militer Myanmar, 11 Siswa Tewas

    • Selasa, 20 September 2022 | 22:44:00 WIB
    • 0 Komentar

    Bandung, Juaranews – Setahun sudah kemelut melanda Myanmar sejak militer melakukan kudeta atas pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi pada Februari tahun lalu. Kini, kontak senjata antara pasukan Junta Militer Myanmar dengan pemberontak kerap terjadi di beberapa wilayah. Pasukan junta Militer Myanmar pun berulang melakukan “pembersihan” di wilayah-wilayah yang dianggap menjadi kantong pasukan yang mereka sebut pemberontak itu.

    Kabar menyedihkan bulan ini, datang dari Kota Depeyin, Wilayah Sagaing. Wilayah ini merupakan lokasi pertempuran paling sengit antara pasukan Junta Militer Myanmar dan dengan pemberontak serta milisi anti-kudeta Aung San Suu Kyi. Pada Jumat pekan lalu (16/9/2022), di Salah satu desa pada wilayah yang terletak di Myanmar sebelah barat laut itu, pasukan Junta Militer melakukan penyerangan. Berdalih mencari pemberontak, mereka justru melakukan serangan udara dan menembaki sebuah sekolah pada Jumat pekan lalu (16/9/2022). Tak ayal, 11 siswa di sekolah yang menjadi sasaran itu harus menjadi korban, mereka tewas terkena timah panas. Kabar mengenaskan ini, dilaporkan UNICEF pada senin (19/9/2022).

    "Pada 16 September, sedikitnya 11 anak tewas dalam serangan udara dan tembakan membabi-buta di area-area sipil," begitu disebutkan UNICEF dalam pernyataannya sebagaimana dirilis AFP, Selasa (19/9/2022).

    Atas serangan yang menimbulkan jatuhnya korban sipil dan anak-anak di sekolah tersebut, Badan PBB UNICEF mengecam peristiwa itu.

    Selain itu, dalam pernyataannya UNICEF pun menegaskan bahwa semestinya sekolah menjadi tempat yang aman dan tidak menjadi target serangan.

    "Setidaknya 15 anak dari sekolah yang sama masih hilang," kata UNICEF, seraya menyerukan para penculik untuk membebaskan mereka. Rekaman video yang diambil warga setempat menunjukkan ruang kelas dengan lantai penuh darah. Selain itu bagian atap kelas rusak dan tampak seorang perempuan menangisi jenazah putranya.

    Peristiwa penembakan tersebut tidak dibantah oleh pemerintah Junta Militer. Mereka justeru membenarkan dan berdalih jika serangan udara dan penembakan yang dilakukan pasukannya itu karena para pemberontak menggunakan gedung sekolah untuk menyerang pasukannya.

    Dikatakan pemerintah Junta Militer Myanmar, mereka mengirimkan pasukan dalam helikopter ke desa itu setelah menerima informasi bahwa pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) dan milisi antikudeta Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) bersembunyi di dalam biara di desa Let Yet Kone, wilayah Sagaing dan memindahkan senjata di area itu.

    Militer Myanmar juga menuduh pemberontak menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup dan mengklaim telah menyita ranjau dan bahan peledak di sana.

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker

    Editorial



      sponsored links