free hit counter code Perang Rusia-Ukraina, 'Hantam' Nelayan Rajungan di Karawang - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Perang Rusia-Ukraina, 'Hantam' Nelayan Rajungan di Karawang
    (Foto:iNews.id/nl) Nelayan Pasirputih, Karawang pun cuma bisa mengurut dada, "Perang Rusia – Ukraina diduga turunkan harga rajungan"

    Perang Rusia-Ukraina, 'Hantam' Nelayan Rajungan di Karawang

    • Jumat, 19 Agustus 2022 | 15:50:00 WIB
    • 0 Komentar

    KARAWANG, JuaraNews – Perang Rusia – Ukraina dikeluhkan nelayan Karawang. Perang yang terjadi di nun jauh di Eropa itu membuat harga rajungan turun tajam. Hal ini sebagaimana dikemukakan Kepala Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Duladi Saputra. Menurutnya, perang Rusia-Ukraina berdampak terhadap nelayan pasir putih di Desa Sukajaya. Sebab rajungan yang menjadi hasil laut andalan nelayan pasir putih tidak bisa menjual ke negara Eropa dan Amerika.

    “Biasanya hasil rajungan dijual kepada pengepul atau pabrik dan kemudian diekspor. Namun pihak pabrik menghentikan pembelian karena mereka tidak berani ekspor ke Eropa dan Amerika karena ada perang Rusia-Ukraina," kata Duladi, Jumat (19/8/22) sebagaimana diberitakan iNews.id.

    Berhentinya ekspor rajungan ke Eropa dan Amerika membuat harga rajungan menjadi tambah anjlok. Sebelum perang Rusia-Ukraina harga rajungan sempat mengalami naik turun. Namun saat ini harga mengalami penurunan tajam. Dalam keadaan normal harga rajungan mencapai Rp150.000 per kilogramnya. Namun saat ini harga turun tajam menjadi Rp40.000 per kilogramnya.

    "Harga turun naik itu sudah biasa dialami nelayan kita. Tapi sejak ada perang harga menjadi turun drastis. Kami masih sulit bagaimana cara menjualnya," katanya.

    Menurut Duladi nelayan rajungan saat ini hanya mengandalkan penjualan domestik setelah pasar ekspor tertutup. Namun pasar domestik tidak sebesar pasar ekspor.

    "Mengandalkan pasar domestik belum sebanding dengan biaya perbekalan nelayan saat melaut. Nelayan rajungan memang mengandalkan ekspor tapi mau gimana lagi kalau keadaannya seperti ini," ucapnya.[nl]

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    DPRD Anggarkan Rp50 M untuk Bangun 33 Sekolah Baru
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong

    Editorial



      sponsored links