Refleksi Akhir Tahun 2024, Peduli Lingkungan Jabar
- 14 Desember 2024 | 14:10:00 WIB
BENCANA alam yang terjadi akhir-akhir ini mendapatkan perhatian dari Pelija Foundation.
BENCANA alam yang terjadi akhir-akhir ini mendapatkan perhatian dari Pelija Foundation.
JABAR meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Wiratama 2024 sebagai pemda provinsi terbaik dalam partisipasi pengelolaan sistem transportasi publik.
SETIAP tanggal 10 Desember. termasuk Indonesia, merayakan Hari Hak Asasi Manusia. Penetapan ini dinyatakan oleh IHEU sebagai hari resmi perayaan kaum humanisme.
JuaraNews, Bogor - Sebanyak 1.249 petani milenial Angkatan I Program Petani Milenial diwisuda secara luring dan daring, di kampus Institut Pertanian Bogor, Kabupaten Bogor, Kamis (24/3/2022). Wisuda dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Setelah satu tahun dimulai 20 Maret 2021 lalu, hari ini dari sekian banyak yang mengikuti Program Petani Milenial diwisuda sebanyak 1.249 orang," ujar Gubernur.
Emil, sapaan akrabnya, tak memungkiri, selama perjalanan satu tahun ini banyak terjadi dinamika, hingga menyebabkan sebagian petani milenial tidak cukup berhasil. Seperti adanya kendala akses ke perbankan karena tak memenuhi persyaratan, salah komoditas, hingga gagal panen. Namun sebanyak 1.249 petani milenial inilah yang membuktikan konsistensinya dan pantang menyerah.
"Mengapa segini, artinya ada yang berhasil ada yang tidak karena menyerah di perjalanan, urusan akses ke perbankannya tidak memadai, ada yang salah komoditas, dan gagal panen. Tapi yang berhasil ini membuktikan mereka konsisten," tutur Emil.
Peserta yang mengikuti wisuda ini adalah peserta Program yang memiliki pendapatan minimal setara upah minimum kabupaten/kota di lokasi usaha.
Berbagai macam latar belakang peserta yang ikut dalam program ini hingga inaugurasi, mulai dari mereka yang berlatar belakang keluarga petani, juga ada sarjana non-pertanian seperti psikologi, sastra, mahasiswa, dosen, seniman, maupun ibu rumah tangga.
Peserta yang diwisuda sebagian besar peserta laki-laki 88 persen, sedangkan peserta perempuan 12 persen.
Dari kategori umur, untuk usia 19-24 tahun 19 persen, usia 25-29 tahun 26 persen, dan paling banyak peserta di usia 30-39 tahun yang mencapai 55 persen.
Kang Emil menegaskan, bahwa petani milenial bukan program karpet merah yang secara instan bisa langsung menghasilkan keuntungan tanpa rintangan.
Program ini diibaratkan pendakian gunung yang harus selalu didampingi pemerintah lewat pelatihan, anggaran, lahan, teknologi sampai pemasaran.
"Saya bilang program ini bukan program karpet merah yang bisa langsung sukses, melainkan program mendaki gunung yang didampingi pemerintah melalui pelatihan, anggaran, lahan, peralatan, dan pemasaran," jelasnya.
Kendati demikian, Emil optimistis, di tahun-tahun berikutnya jumlah petani milenial yang berhasil dan diwisuda akan semakin bertambah. Tentunya dengan diiringi evaluasi di sektor yang kurang.
"Jadi ada keberhasilan ada juga kekurangsempurnaan yang terus kita perbaiki. Tapi saya optimistis, boleh dicek dengan provinsi lain yang paling produktif melahirkan anak muda kembali bertani di desa adalah Jabar," tutur Emil.
Ia pun meyakini, dengan konsistensi Program Petani Milenial, ke depan usia petani di Jabar bisa digantikan oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun. Saat ini 70 persen petani di Jabar rata-rata berusia 70 tahun.
"Dengan konsistensi maka usia petani yang saat ini 70 persennya sudah lansia bisa digantikan oleh generasi baru yang dibawah 40 tahun," katanya.
Regenerasi petani pun kini sudah terlihat dari penggunaan teknologi pengolahan pertanian hingga pemasaran yang tak ditemui pada petani lansia.
"Saat ini terlihat petani muda sudah mulai pakai teknologi, menyiram tanaman menggunakan _handphone_, penjualan dengan e-commerce, ini tidak terjadi di generasi orang tuanya," jelas Kang Emil.
Penguasaan teknologi pertanian ini menjadi bukti bergesernya kesejahteraan yang didominasi perkotaan ke perdesaan.
"Saya optimistis, Program Petani Milenial dipadukan dengan desa digital, kesejahteraan akan bergeser tak hanya didominasi oleh pekerjaan di kota, melainkan juga di desa asal menguasai teknologi," ujarnya.
Untuk Program Petani Milenial Angkatan II Pemda Provinsi Jabar kembali membuka pendaftaran yang akan berkolaborasi dengan pemda kabupaten/kota. Pemda Kabupaten Bogor sudah menyiapkan lahan untuk digarap petani milenial di Angkatan II ini.
"Kita akan buka pendaftaran lagi tentu kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Contohnya Pemkab Bogor sudah menyiapkan lahan yang disumbangkan untuk generasi muda dengan konsep petani milenial," ujar Emil. (*)
bas
0 KomentarKEMENANGAN Golkar di Jabar dan kenaikan jumlah anggota DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi dan DPR RI secara signifikan, adalah buah kerja keras Selengkapnya..
YOD Mintaraga meminta perbaikan Infrastruktur khususnya jalan provinsi di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur yang rusak akibat bencana beberapa waktu Selengkapnya..
BAGI organisasi, terlebih lagi partai politik, menyiapkan kader adalah sebuah keniscayaan sesuatu yang teramat penting demi keberlangsungan dan Selengkapnya..
AKSI demo datang dari organisasi LSM Koalisi DPP APBD dan LSM DPC GBR menuntut para koruptor di TPA Burangkeng segera ditangkap dan dipenjara, Rabu Selengkapnya..
KETUA Fraksi Golkar DPRD Jabar Yod Mintaraga berharap kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dapat diterima para Selengkapnya..
MAJU kena mundur kena. Peribahasa itu tepat menggambarkan kondisi saat ini, terkait penanggulangan Covid-19.
PENYEBARLUASAN peraturan daerah Provinsi Jawa Barat salah satu bagian penting untuk diketahui masyarakat.