free hit counter code AMSI Jabar: Media Massa Harus Bijak Membuat Berita dari Konten Akun Pribadi Medsos - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    AMSI Jabar:  Media Massa Harus Bijak Membuat Berita dari Konten Akun Pribadi Medsos
    (net) ilustrasi

    AMSI Jabar: Media Massa Harus Bijak Membuat Berita dari Konten Akun Pribadi Medsos

    • Selasa, 23 November 2021 | 22:13:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)  Jabar memberikan perhatian serius maraknya pemberitaan yang dibuat media massa siber yang bersumber dari akun pribadi media sosial.

     

    Salah satu yang terbaru kisah Dedi Mulyadi dan Yudha Mahasiswa, pada konten akun pribadi medsos Dedi Mulyadi.

     

    AMSI Jabar melihat ada 'kecelakaan' pada kaidah dan prinsip jurnalistik yang dilakukan beberapa media massa siber dalam membuat pemberitaan atas konten tersebut. Kecelakaan itu terjadi karena media massa mengejar produksi berita yang bergantung pada tren kata kunci yang sedang viral. Namun mengabaikan keberimbangan serta luput dari proses konfirmasi, akurasi, dan verifikasi.

     

    "Terlepas soal polemik yang terjadi dalam konten pribadi Dedi Mulyadi, AMSI menyayangkan media massa latah mengikuti framing dalam konten pribadi tersebut. Mengabaikan konfirmasi dan verifikasi," kata Ketua AMSI Jabar, Riana A Wangsadiredja dalam keterangan resminya, Selasa (23/11/2021).

     

    Karena sekedar ingin mengejar trending topic untuk meraih traffic pembaca, media massa tersebut mengabaikan konfirmasi dan keakurasian data.

     

    Pada konten Dedi Mulyadi terkait Yudha itu misalnya, ada media massa memberitakan bahwa Yudha meminta maaf kepada Dedi Mulyadi. Sumbernya hanya menyadur dari akun medsos FB yang dikira milik Yudha.  Lalu, ada video reportase atas konten tersebut dari media massa siber dengan memberikan judul subjektif cenderung sarkasme terhadap Yudha.

     

    "Media massa punya fungsi kontrol sosial, bukan memperkeruh situasi sosial. Juga media massa punya tugas moral membentuk karaktek yang luhur bagi bangsa," lanjut Riana.

     

    Riana berharap media massa khususnya siber atau online, terus belajar memperkuat kaidah jurnalistik. Dimana Dewan Pers pun sudah menyusun pedoman pemberitaan media siber, salah satunya membahas soal verifikasi dan keberimbangan berita.

     

    "Ditegaskan bahwa pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi. Dan berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan," ungkap Riana.

     

    Dia menegaskan, boleh saja media siber berlomba di kata kunci tapi tidak harus melupakan prinsip jurnalistik itu sendiri, yaitu verifikasi dan keberimbangan berita. "Media massa jangan terjebak framing yang ada dalam konten pribadi media sosial. Media massa harus bijak dan seimbang dalam menyuguhkan informasi," tutupnya. (*)

    jn

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Demokrat Jabar Sosialisasikan Dedi-Erwan
    BPBD Turunkan Dua Tim Pusdalops ke Lokasi Banjir
    Job Fair Diharapkan Bisa Turunkan Pengangguran
    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah

    Editorial



      sponsored links