free hit counter code Sudah Melalui Uji Klinis, Pemerintah Jamin Keamanan Vaksin Covid-19 - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter
Sudah Melalui Uji Klinis, Pemerintah Jamin Keamanan Vaksin Covid-19
Wakil Koordinator Sub Divisi Pos Vaksinasi Faskes Jabar dr. Dewi Ambarwati

Sudah Melalui Uji Klinis, Pemerintah Jamin Keamanan Vaksin Covid-19

 

JuaraNews, Bandung - Masyarakat diminta agar tetap mau disuntik vaksin Covid-19 jenis apapun. Hal itu sebagai upaya iktiar pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.


Wakil Koordinator Sub Divisi Pos Vaksinasi Faskes Jabar dr. Dewi Ambarwati mengatakan pemerintah menjamin keamanan vakisin yang disuntikkan kepada masyarakat, pasalnya semua jenis vaksin sudah melalui uji klinis dari otoritas kesehatan.


Maka dari itu, Dewi mendorong masyarakat supaya tidak pilah-pilih perihal jenis vaksin. Hal lain yang turut dia tekankan yakni penerapan 3M dan meningkatkan imun tubuh.


"Karena ada melihat yang demam, tidak usah takut, engga masalah. Ada juga yang tidak mau Sinovac karena katanya Sinovac ini tidak membuat antibodi yang baik, engga juga, buktinya masih banyak yang divaksin Sinovac dua kali tetapi dia masih bagus daya tahan tubuhnya," katanya, Rabu (25/8/2021).

 

"Jadi kalau dibilang masyarakat maunya yang mana? Yang mana saja sama, tapi kuncinya satu, kita punya imunitas yang baik untuk membuat antigen, antibodi," pungkasnya.


Menurutnya, Vaksin Covid-19 merupakan vaksin yang berasal dari bakteri atau virus yang dimatikan dan atau dilemahkan. Sehingga efek yang timbul dari vaksin pun kemudian berbeda.


Dewi menjelaskan, jenis vaksin sinovac atau sinopharm merupakan jenis vaksin yang berasal dari virus atau bakteri yang dimatikan. Maka respon antibodi terhadap tubuh itu berbeda. "Karena begitu virus ini masuk kedalam tubuh kita dia adalah spesimen dari virus itu yang memang dia sudah tidak hidup, dia mati," katanya,


"Masuk ke dalam tubuh kita sebagai benda asing. Maka ada terjadi reaksi di dalam tubuh untuk mengenal benda asing ini sebagai suatu lawan yang dimana di dalam tubuh kita akan terbentuk senjata atau imunitas yang kalau nanti masuk seperti benda asing ini ke dalam tubuh kita sudah punya senjatanya," tambahnya.


Selain itu, katanya Responnya tidak terlalu besar, kenapa? Karena yang masuk adalah bagian dari virus yang mati, jadi reaksi demam jarang terjadi.


"Sedangkan, untuk jenis vaksin yang dibuat karena melemahkan virus atau bakteri seperti jenis Pzifer dan Moderna, tubuh akan berekasi untuk mengidentifikasi spesimen yang masuk tersebut," katanya.

 

Dewi menambahkan, berbeda dengan vaksin moderna atau pfzer, karena vaksin ini adalah bagian virus yang dilemahkan.


"Artinya dia tidak begitu responsif seperti virus yang masuk betul-betul maka reaksi antigen, antibodi kita akan lumayan, begitu masuk ke dalam tubuh kalau kita demam berarti tubuh kita bergerak ada penyerangan dari daya tahan tubuh kita terhadap virus ini," tambahnya.


Dia kemudian mencontohkan pengalamannya ketika mendapat booster vaksin jenis Moderna. Seusai menjalani vaksinasi, ungkap Dewi, respon tubuh terhadap vaksin membuat dirinya terserang demam. Namun hal itu tidak berlangsung serius.


"Seharian saya tidak bisa ngapa-ngapain, dengan tangan sebelah kanan itu sakit sekali, begitu hari ketiga Alhamdullilah sehat, lalu setelah itu seminggu kemudian saya periksa antibodi, hasilnya tinggi, di atas 500," tutupnya.(*)

bas

0 Komentar

Tinggalkan Komentar


Cancel reply

0 Komentar


Tidak ada komentar

Berita Lainnya


Wapres Ma'ruf: Optimalkan Teknologi dalam Mitigasi
Agus Mulyana Optimistis Timnas Menang Lawan Korsel
SAH! Prabowo-Gibran Presiden & Wapres 2024-2029
Bey Ingin Sumedang Kembali Jadi Paradijs van Java
Bonus Demografi Sumber Daya Pembangunan Produktif

Editorial



    sponsored links