free hit counter code Kelurahan Kebon Gedang Kota Bandung Bentuk Komunitas Tanggap Stunting - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Kelurahan Kebon Gedang Kota Bandung Bentuk Komunitas Tanggap Stunting
    Siti Muntamah saat Peresmian Komunitas Tanginas

    Kelurahan Kebon Gedang Kota Bandung Bentuk Komunitas Tanggap Stunting

    • Sabtu, 17 Oktober 2020 | 19:24:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Bandung - Dalam upaya mencegah stunting, Kelurahan Kebon Gedang, Kecamatan Batununggal membentuk Komunitas Tanginas (Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat) Lembur Tohaga Lodaya Sabtu 17 Oktober 2020.

     

     

    Kelurahan Kebon Gedang juga menjadi Lembur Tohaga Lodaya dengan mengusung tema kuat dan kokoh dalam setiap komunitasnya. Kuat dan kokoh dalam bidang iman, imun, dan aman.

     

    Menurut Lurah Kebon Gedang, Yusuf Firmansyah, ada filosofi dari iman, imun, dan aman. "Iman yang dimaksud adalah syiar melalui pemuka agama setempat tentang bahayanya pandemi Covid-19," katanya di sela-sela peresmian. 

     

    Yusuf menjelaskan, menguatkan imun masyarakat melalui 4 komunitas senam di 8 RW, 1 komunitas sepeda, dan 1 komunitas bulu tangkis serta Ibu PKK selalu menyediakan pangan yang sehat dalam peningkatan imun tubuh masyarakat sekitar.

     

    Kuat dalam bidang aman, Kelurahan Kebon Gedang memiliki program beas perelek yakni program pengumpulan beras hasil subsidi masyarakat dan LPM sekitar untuk di sebarluaskan kepada masyarakat yang tidak mampu. 

     

    "Beas perelek ini adalah program dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat," jelasnya.

     

    Sementara itu, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung, Siti Muntamah Oded yang meresmikan Komunitas Tanginas mengatakan, Indonesia adalah penyumbang manusia pendek ketiga terbesar di dunia. 

     

    Manusia pendek merupakan manusia yang memiliki keterbatasan kognitif yang pendek dengan kondisi perkembangan otak yang tidak maksimal. 

     

    Hal ini disebabkan oleh pada masa awal pertumbuhan anak dalam 1000 hari pertama hingga dua tahun usia anak tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk pengembangan otaknya.

     

    "1000 hari pertama adalah waktu terpenting bagi seluruh tumbuh kembang manusia. Di masa itulah 90 persen terjadi perkembangan dari otak manusia. Dan 10 persen terjadi di usia dua tahun ke atas," jelasnya. 

     

    “Untuk itu, perhatian kepada 1000 hari pertama ini menjadi catatan terpenting bagi semua masyarakat Indonesia. Semua dari kita harus menyelamatkan generasi yang akan datang dengan perkembangan otak yang optimal,” imbuhnya. 

     

    Menurut Siti, melalui Bandung Tanginas ini memberikan intervensi gizi spesifik melalui pangan aman yang sehat kepada 5.811 Ibu Hamil di Kota Bandung.

     

    Selain ibu hamil, ada 50.000 jumlah balita rawan stunting di Kota Bandung yang harus diselamatkan. 

     

    Terdata masih terdapat 8.211 kasus stunting di Kota Bandung pada usia balita, 8.711 di usia baduta. Termasuk ada 54 anak di Kelurahan Kebon Gedang ini yang masuk dalam kasus stunting.

     

    "Dengan Lembur Tohaga Lodaya ini akan mengentaskan kasus stunting di Kelurahan Kebon Gedang," tuturnya.(*)

    bas

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Kader Demokrat Jabar Ikut Sukseskan Pilkada 2024
    KPU Mulai Sebar 3.851.277 Surat Suara Pilkada 2024
    Kasus Smart City, 2 Anggota DPRD Diperiksa KPK
    Pasangan HD akan Tumbuhkan Ruang Industri Kreatif
    Perkuat Sinergi Kaum Z Demokrat Jalin Influencer

    Editorial


      Info Kota


        Inspirasi