free hit counter code Pasangan Usia Subur, Jadilah Akseptor KB - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Pasangan Usia Subur, Jadilah Akseptor KB

    PUTIH SARI

    Pasangan Usia Subur, Jadilah Akseptor KB

    • Senin, 13 November 2023 | 16:00:00 WIB
    • 0 Komentar

     

    JuaraNews, Bekasi – Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat  (DPR) Putih Sari mendorong pasangan usia subur (PUS) untuk menjadi akseptor keluarga berncana (KB) sebagai salah satu upaya mencegah risiko stunting. Putih menyampaikan dorongan tersebut kepada ratusan warga yang menghadiri Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, pada Minggu 12 November 2023.

     

    “Untuk menekan peningkatan stunting, masyarakat perlu memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkab stunting. Selain kekurangan gizi dan kesalahan pola asuh, penyebab stunting adalah tidak menerapkan program KB di keluarga. Pasalnya, dengan tidak ber-KB  maka angka kelahiran anak di keluarga tidak bisa direncanakan,” ujar Putih Sari. 

     

    “Kehamilan yang terlalu dekat dan tidak terencana berdampak pada terganggunya kesehatan ibu. Juga menjadikan pola asuh tidak maksimal. Mungkin saja anaknya jadi stunting,” tambah Putih.

     

    Anggota DPR RI tiga periode ini meminta Pemerintah Kabuputen Bekasi untuk melakukan berbagai upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Alasannya, Kabupaten Bekasi merupakan  salah satu kabupaten di Indonesia  yang kasus stunting terbanyak. 

     

    “Untuk menekan angka stunting di Kabupaten Bekasi, harus melakukan upaya pencegahan agar program percepatan penurunan stunting lebih maksimal,” ujar Putih.

     

    Terkait hubungan antara program KB dengan stunting, sebelumnya Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan, program KB menjadi kunci penting dalam rangka menurunkan stunting nasional. Karena itu, BKKBN terus menggenjot program KB di seluruh daerah.

     

    “KB penting sekali mencegah stunting. Kunci menurunkan stunting asalkan jumlah anak jangan terlalu banyak dan jaraknya jangan kurang dari 3 tahun. Kalau kurang dari 3 tahun jaraknya cenderung stunting dan autis,” ujar Hasto.

     

    Lebih jauh dia menjelaskan, stunting terjadi bukan hanya karena kekurangan gizi pada anak, namun juga terbatasnya pemahaman tentang pengasuhan yang dilakukan saat anak berada dalam kandungan. Sayangnya, masih banyak kehamilan berisiko (terlalu muda, terlalu rapat, terlalu banyak, terlalu senja) dilakukan oleh pasangan usia subur yang membahayakan baik bagi si ibu, maupun bagi si anak. 

     

    Program KB sendiri bertujuan mengatur kehamilan pasangan usia subur, di antaranya mencegah usia kehamilan yang terlalu dini serta jarak kehamilan yang terlalu dekat sehingga berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan memastikan ketercukupan gizi anak. KB melakukan intervensi spesifik seperti mempersiapkan calon ibu semenjak remaja, termasuk menghindari pernikahan terlalu dini.

     

    “Program KB fokus pada kesehatan reproduksi perempuan. Seorang ibu disarankan untuk merencanakan dan mengatur jarak kehamilannya dengan baik. Dengan begitu, anak yang dikandung dan dilahirkan pun sehat dan kecil risiko menderita stunting,” papar dia. (*)

    ude

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links