free hit counter code Warga Depok Bisa Jadi Pelopor Penurunan Stunting - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Warga Depok Bisa Jadi Pelopor Penurunan Stunting

    NETTY HERYAWAN

    Warga Depok Bisa Jadi Pelopor Penurunan Stunting

    • Jumat, 27 Oktober 2023 | 15:52:00 WIB
    • 0 Komentar

     

    Juara News, Bandung - Begitu Cintanya Netty Heryawan kepada Warga Depok, sehingga dirinya rela datang ke Kota itu untuk mengajak warganya mencegah stunting melalui empat hal dalam membangun keluarga berkualitas. Hal ini disampaikan saat Netty melakukan sosialisasi penurunan stunting di Aula Ganesha Satria Jalan merdeka Kelurahan abadijaya kecamatan Sukmajaya Kota Depok Rabu (25/10/2023).

     

    Turut hadir dalam kesempatan tersebut Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Provinsi, Ahmad Zaki, Sth.i, lalu ada Sekretaris Dinas DP3AP2KB Kota Depok, Widiyati, Ketua Komunitas Penggerak Posyandu, M. Kholid dan 200 kader posyandu se-Kota Depok.

     

    Dalam kesempatan tersebut Netty Heryawan mengungkapkan warga Kota Depok adalah Kota yang memiliki IPM tertinggi bersama Bandung di Jawa Barat.

     

    Oleh karenanya Netty Heryawan yakin bahwa warga Kota Depok bisa menjadi pelopor penurunan stunting di Jawa Barat. Dan hal ini sudah dibuktikan dengan turunnya angka stunting di Kota Depok menjadi 12,46, sehingga dengan angka tersebut Kota Depok mendapat ganjaran prestasi sebagai juara tingkat penurunan prestasi se-Jawa Barat.

     

    Netty juga mengungkapkan empat hal yang wajib atau rumus untuk bisa membangun keluarga tangguh dan terhindar dari stunting. Rumus pertama, menikah dengan perencanaan. Segala sesuatu dilakukan melalui perencanaan hasilnya akan jauh lebih baik.

     

    "Perhatikan usia aman dan tepat untuk menikah. Misalnya laki-laki 25 tahun dan perempuan 21 tahun atau tamat SMA. Secara fisik seperti organ reproduksinya sudah siap dan secara emosional juga lebih matang," tutur Netty.

     

    Sedangkan untuk laki-laki, pada usia 25 tahun, idealnya sudah lebih matang. Akan jauh lebih baik bila sudah memiliki pekerjaan, sehingga bisa mandiri secara ekonomi.

     

    Berikutnya, kedua, pengasuhan yang benar dan tepat. Memperhatikan delapan fungsi keluarga. Meliputi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi serta pembinaan lingkungan. "Jika delapan fungsi keluarga itu dijalankan, Insya Allah akan menjadi keluarga sejahtera dan bahagia, dan anaknya terhindardari stunting," tutur Netty.

     

    Rumus ketiga berupa ketahanan keluarga. Seperti ketahanan fisik ekonomi, emosional, sosial dan ketahanan spiritual. Menurutnya, banyak masalah sosial seperti kenakalan remaja timbul akibat kurangnya ketahanan sosial dalam keluarga dalam menjaga norma-norma dan aturan.

     

    Rumus berikutnya, keempat, masing-masing keluarga harus bisa mencegah dan menurunkan stunting. “Perlu mendapat informasi dan pengetahuan memadai terkait program pencegahan stunting,” tutur Netty.

     

    Sementara itu Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Provinsi, Ahmad Zaki, Sth.i mengungkapkan Berbicara Stunting bukan hanya masalah fenomena kesehatan dan permasalahan gizi saja tapi juga berbicara tentang nasib generasi penerus bangsa.

     

    "Jangan pernah menganggap sepele masalah stunting, karena salah satu akibat stunting ini adalah gagal tumbuh kembang otak dan akal pada anak, jika otak dan akal sudah gagal tumbuh kembang pada anak maka bisa dibayangkan jika anak tersebut beranjak remaja lalu dewasa akan menjadi apa bangsa kita ini?" Ujar Ahmad Zaki,

     

    Ahmad Zaki melanjutkan, Indonesia akan menuju Indonesia emas tahun 2045 dan juga akan mengalami bonus demografi. "Jika saat 2045 dan bonus demografi tersebut datang generasi penerus mempunyai kemampuan berkualitas maka bangsa ini akan menjadi maju. Tapi jika sebaliknya maka bangsa ini bisa tidak maju," Ujar Ahmad Zaki

     

    Tak mau ketinggalan Sekretaris DP3AP2KB Kota Depok, Widiyati menjelaskan kesuksesan Kota Depok menurunkan stunting adalah hasil kolaborasi DP3AP2KB dengan instansi lainnya. Dan tentunya tak kalah pentingnya adalah hasil kerja keras dari stakeholder DP3AP2KB seperti TPK, penyuluh KB, Generasi Remaja (Genre) dan lain-lain.

     

    "Selain ada TPK Kami mempunyai program yang mendorong agar ayah atau suami ikut serta dalam mencegah dan menurunkan stunting yaitu Parenting Ayah", ujar Widiyati. (*)

    ude

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links