Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
- 21 November 2024 | 17:07:00 WIB
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi bodong.
PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin mengimbau masyarakat agar selalu hati-hati dan mewaspadai investasi bodong.
RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
JuaraNews, Bandung - Kujang adalah salah satu senjata tradisional asal Jawa Barat yang paling tersohor dan menjadi ikon masyarakat pasundan. Kujang memiliki asal usul sejarah yang cukup panjang selain sakral senjata ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Tarumanagara. Meski tidak pernah ditulis dalam prasasti.
Salah satunya Pusaka Kujang milik Prabu Siliwangi yang bisa menembus dan merusak alam ghoib dalam waktu seketika, memiliki bentuk yang sangat unik kujang pusaka milik Prabu Siliwangi ini menjadi sangatlah menarik perhatian selain menjadi pusaka andalan dari Kerajaan Pajajaran, senjata ini juga dikenal sebagai ikon masyarakat Pasundan tak heran jika hampir di seluruh daerah di wilayah Pasundan meliputi Jawa Barat dan Banten juga sering kita temukan simbol-simbol Kujang yang terpampang di pusat-pusat kota bahkan di pusat pemerintahan.
Kujang sendiri pada awalnya hanyalah sebuah alat atau senjata kaum petani yang mengakar pada budaya pertanian masyarakat Sunda bentuk awal Kujang sendiri biasa saja layaknya alat untuk bertani Kujang digunakan sebagai sebuah benda pusaka pertama kali muncul dalam sejarah kerajaan Sunda Galuh atau Pajajaran tepatnya pada masa Prabu Bonisora atau disebut juga sebagai Prabu Kuda Lalea.
Baca juga : Awal Mula Curug Penganten yang Penuh Misteri
Sang Prabu Kuda Lelea adalah kakek buyut dari Prabu Siliwangi kuda lalea yang merupakan seorang petapa dan juga resi yang mumpuni dengan ketaatannya terhadap spiritual dan ajaran agama, beliau pun mendapat gelar Raja Resi.
Asal usul Kujang menjadi sebuah benda pusaka bermula dari keinginan Sang Prabu memiliki sebuah pusaka yang menjadi ciri khas kerajaan dan bangsanya pada saat itu suatu ketika Prabu Kuda Lalea tengah melakukan tapa brata di kaki Gunung Ciremai tepatnya di Curug Sawer wilayah Majalengka sekarang.
Saat sang Prabu Kuda Lalea sedang bertapa tiba-tiba Sang Prabu mendapat petunjuk dari Sang Pencipta alam semesta, sebuah pusaka yang berdasar pada Kujang yang biasa dipakai untuk alat pertanian masyarakat Sunda namun dengan perubahan bentuk ke arah yang lebih sakral bentuk dari kujang pusaka yang ada di benak Sang Prabu bentuknya mirip dengan Pulau Jawa. Bentuk Pulau Jawa sendiri merupakan filosofi dari cita-cita Sang Prabu untuk menyatukan kerajaan-kerajaan yang berada di Tanah Jawa.
Kerajaan Jawa yang memang masih satu keturunan dari Kerajaan Sunda Galuh untuk menjadi satu kerajaan besar di Nusantara setelah Prabu Kuda Lalea mendapat petunjuk segera Prabu Kuda Lalea menugaskan salah seorang pandai besi atau empu dari keluarga Kerajaan, sang empu diminta membuat mata pisau seperti yang ada di dalam pikiran Sang Prabu.
Baca juga : Asal Usul Nama Bukit Senyum di Cikalong Wetan
Mulanya sang empu besar ini, sebelum melakukan pekerjaannya melakukan ritual meditasi untuk meneropong alam pikiran Sang Prabu dari meditasi yang dilakukan sang empu akhirnya didapatlah sebuah bayangan tentang purwarupa atau sketsa senjata seperti yang ada di dalam pikiran Sang Prabu.
Setelah meditasi sang Empu memulai pekerjaannya dengan sentuhan-sentuhan magis yang diperkaya nilai-nilai filosofis spiritual maka jadilah sebuah pusaka yang memiliki kekuatan tinggi. Sejak saat itu Kujang secara berangsur-angsur digunakan para raja dan bangsawan kerajaan yang berada di Tanah Sunda sebagai lambang kewibawaan kesaktian.
Setelah kekuasaan raja beralih pada Prabu Siliwangi beliau menyempurnakan kembali Kujang Pusaka dari para leluhurnya selain daya magis yang lebih disempurnakan untuk Kujang juga mengalami perubahan terutama pada pegangan Kujang yang diukir membentuk kepala Macan ukiran kepala Macan adalah sebuah bentuk penghormatan Sang Prabu Siliwangi terhadap pendamping setianya Panglima Macan Putih. Dia selalu senantiasa setia untuk menjaga serta menghadapi serangan para musuh yang ingin menghancurkan Kerajaan Pajajaran.
Itulah sekelumit cerita tentang sejarah asal usul senjata Kujang Pusaka yang dimiliki Prabu Siliwangi yang sekarang menjadi ciri khas ikon Tanah Pasundan. (*)
Rdsp
0 KomentarBELAKANG ini, wilayah Bandung Raya sedang mengalami cuaca ekstrem dengan suhu terendah berkisar 16-21 derajat dan tertinggi 29-30 Selengkapnya..
INDONESIA negara yang beriklim tropis cuaca di Indonesia cenderung panas Kendati demikian bukan berarti tidak ada daerah bersuhu dingin di Selengkapnya..
PADANG 12 adalah lahan kosong yang dipenuhi pohon pinus serta ilalang yang menyimpan legenda mistis. Selengkapnya..
TIKTOK telah menjadi tren dan hiburan tersendiri bagi masyarakat. TikTok juga digunakan untuk memasarkan produk Selengkapnya..
SESAR Lembang, yang terletak di Jawa Barat, merupakan salah satu patahan aktif yang menarik perhatian para ahli Selengkapnya..