oleh : Imam Wahyudi *)
MUSORPROV KONI Jabar 2022 sudah berlalu. Menunggu hasil "kompromi" lanjutan. Tentu, soal komposisi dan formasi pengurus anyar. Periode bakti lima tahun ke depan yang tak surut harapan.
Bahkan tantangan "tiga dimensi". Hasil musorprov hendaknya tak dimaknai semata suksesi kepemimpinan. Terpilihnya Budiana terbilang mengejutkan. Bahkan sejak "demisioner" KONI Jabar, September lalu -- Budiana dalam posisi _low profile_. Dia bergulir di antara dua kandidat yang diunggulkan, Daud Achmad dan Arief Prayitno.
Peran _man behind the screen_ membuat ruang bagi Budiana melangkah lebih jauh. Kontestasi _pupuhu_ KONI Jabar pada jelang akhir warsa, bagai kejaran kado tahun baru 2023. Budiana menang _simple mayority_.
Meski skor tipis. Budiana beroleh 52 suara, berbanding 48 suara milik Daud Achmad. Dalam konstelasi forum, perolehan suara itu menunjukkan tingkat persaingan nan ketat. Cuma selisih empat suara. Meski tidak harus diartikan potensial oposisi, namun ada dugaan "terbelah".
Langkah antisipasi tentang itu perlu menjadi perhatian. Mumpung belum terbentuk kepengurusan baru. Aksi antisipasi itu tampak tersirat, usai pemilihan. Budiana "merangkul" Arief menjadi tim formatur -- representasi organisasi cabor.
Seorang formatur lainnya mewakili KONIDA, Abdul Rosyad. Mereka bertanggungjawab terhadap pembentukkan pengurus KONI Jabar 2022-2027 nanti. Seperti dimaklumi, Arief yang semula bakal unggul atau setidaknya terjadi persaingan ketat -- justru terpuruk.
Cuma 13 suara memilihnya pada putaran pertama. Padahal sebelumnya klaim dukungan 40 suara dari urusan cabor. Betapa pun dalam kesempatan pertama lebih pada memenangkan "turnamen", merangkul Arief dapat dimaknai sebagai langkah akomodatif.
Lewat tulisan sebelum ini, saling akomodasi hendaknya dijadikan "model" bagi kepengurusan KONI Jabar. Bila itu langkah terbaik, mengapa tidak sekalian merangkul Daud Achmad?!
Eks trio kandidat sangat dimungkinkan berperan sebagai elit utama KONI Jabar mendatang. Terlebih Budiana yang kental berbasis akademisi, rasanya bakal bersepakat soal satu ini. Formasi kekinian itu akan melengkapi komposisi ideal barisan kepengurusan.
Dari sinilah, lepas landas dilakukan. Bukan sebatas slogan "olahraga prestasi dan prestasi olahraga". Sebelum jauh kejaran, diperlukankokoh landasan. Bergandengan, kebersamaan, merenda harapan.*
*) jurnalis senior di bandung
ude
0 Komentar