free hit counter code Indonesia Langganan Bencana, Menko PMK: Jadikan Waspada Bencana Sebagai Gaya Hidup - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Indonesia Langganan Bencana, Menko PMK: Jadikan Waspada Bencana Sebagai Gaya Hidup
    (istimewa) Menko PMK Muhadjr Effendy menyarankan agar waspada bencana menajdi gaya hidup bagi masyarakat Indonesia

    Indonesia Langganan Bencana, Menko PMK: Jadikan Waspada Bencana Sebagai Gaya Hidup

    • Rabu, 14 Desember 2022 | 11:41:00 WIB
    • 0 Komentar

    JuaraNews, Jakarta – Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), bencana makin menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia. Sepanjang 2021 tercatat terjadi 3.350 kejadian bencana alam. Peristiwa itu didominasi bencana cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor. Berbagai bencana yang terjadi itu telah menimbulkan korban meninggal dunia 565 jiwa, hilang 43 jiwa, 8.703 luka-luka dan terdampak serta lebih dari 5 juta jiwa mengungsi.


    Mengingat kenyataan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan diperlukan sikap siaga dan waspada dari masyarakat.


    “Kondisi ini tentunya menjadi refleksi, bahwa masih diperlukan sikap siaga dan waspada menghadapi ketidakpastian sangatlah penting,” ujar Menko PMK dalam Seminar Nasional PASTI (Paguyupan Alumni Sesko TNI) bersama BNPB di Flores Ballroom A-B. Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (13/12/2022).


    Menurut Menko PMK, Indonesia sudah menghadapi banyak tantangan, salah satunya disebabkan posisi geografi dan geologi Indonesia sebagai kawasan rawan bencana. Sebanyak 95 persen merupakan bencana hidrometeorologi yang disebabkan dinamika iklim dan perubahannya, seperti puting beliung, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. Indonesia juga memiliki potensi risiko bencana geologi seperti gempa tektonik, likuifaksi, tsunami dan erupsi vulkanik sangat besar.


    Bahkan, baru-baru ini Indonesia kembali menghadapi duka yang mendalam akibat kejadian Gempa Cianjur yang mengakibatkan korban meninggal hingga 335 jiwa dan kerusakan hingga 56.548 rumah warga.


    “Kita harus menjadikan waspada bencana itu adalah gaya hidup. Karena dari tahun ke tahun angka kebencanaan kita semakin meningkat, ditambah dengan bencana yang diakibatkan dari bencana hidrometeorologi,” tuturnya.


    Bencana adalah urusan bersama, untuk itu penanggulangan bencana bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata namun memerlukan dukungan berbagai pihak seperti akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media (termasuk komunitas PASTI).


    “Dalam penanggulangan bencana, konsep pentahelix atau multipihak selalu kita gunakan. Dimana unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu. Dan sekarang saya kira ditambah TNI,” kata Muhadjir.


    Sementara itu, untuk membangun postur TNI Indonesia yang responsif terhadap bencana, mitigasi dan edukasi bencana harus terus digencarkan.


    “Tidak cukup hanya di kurikulum formal namun harus ada langkah strategis untuk memastikan anak bangsa sadar bahwa mereka berada di lingkungan bencana sehingga mereka waspada dan paham bencana,” tuturnya.(*)

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Bey Machmudin: Hati-hati, Marak Investasi Bodong
    UPI Siap Jadi Agen Penggerak Pengelolaan Sampah
    Rutilahu Diharapkan Bisa Dikelola oleh Masyarakat
    Buruh Sosialisasikan Putusan MK soal UU Cipataker
    LPI Gelar Diskusi soal Politik Identitas

    Editorial



      sponsored links