free hit counter code Seratusan Tokoh Adat Nusantara Hadiri Dialog Budaya di Yogyakarta - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter

Hot News


  • DDS Siap Dimainkan 90 Menit lawan PSS Sleman
    DDS Siap Dimainkan 90 Menit lawan PSS Sleman
    • 7 Desember 2024 | 23:08:00 WIB

    DAVID da Silva menyatakan kesiapannya untuk dimainkan saat Persib melakoni laga Pekan 13 LIga 1 2024/2025 melawan PSS, Senin (9/12/2024) malam.

Jabar Juara


Opini


  • RPJPD JABAR 2025-2045
    RPJPD JABAR 2025-2045

    RENCANA Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.

    Seratusan Tokoh Adat Nusantara Hadiri Dialog Budaya di Yogyakarta
    (Foto: Ist) Para peserta Ruwat Nusantara 2022 naik andong dari Tugu hingga Bangsal Kepatihan

    Seratusan Tokoh Adat Nusantara Hadiri Dialog Budaya di Yogyakarta

    • Minggu, 11 September 2022 | 20:33:00 WIB
    • 0 Komentar

    YOGYAKARTA, Juaranews – Dalam rangkaian acara G20 bidang kebudayaan, sebanyak seratus tokoh adat dari seluruh Indonesia berkumpul di Yogyakarta. Kehadiran mereka di kota itu, salahsatunya untuk mengikuti acara dialog budaya Ruwat Nusantara. Acara yang merupakan rangkaian Ruwat Nusantara ini, diinisiasi oleh Kemendikbudristek dan digelar di Bangsal Kompleks Kepatihan Malioboro, Yogyakarta.

    Menghadiri pertemuan itu, para tokoh adat dari itu tampak menggunakan pakaian adat daerah masing-masing. Setidaknya sekitar tiga puluhan andong telah disiapkan untuk mengantarkanmereka. Iring-iringan kirab Andong yang membawa para tokoh adat itu, bergerak mulai dari Tugu Yogyakarta menuju ke Bangsal Kepatihan di Maliboro Yogyakarta. Setibanya di halaman kepatihan, mereka disambut oleh Wakil Gubernur DI Yogyakarta, KGPAA Mangkunegara X, seraya menyampaikan kekaguman dengan pakaian yang dikenakan oleh para tokoh adat itu.

    “Saya terkagum-kagum melihat ragam pakaian daerah yang bapak dan ibu pakai saat ini. Betapa kaya dan beragamnya kebudayaan Indonesia. Selamat datang di Yogyakarta yang katanya kota budaya dan hari ini dikunjungi oleh sesepuh-sesepuh kebudayaan dari seluruh Indonesia,” ujar Paku Alam X.

    Sementara itu, dalam acara dialog yang diinisiasi oleh Kemedikbudristek itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, semangat pertemuan dialog budaya adalah upaya bersama untuk pemulihan dan upaya tetap kuat.

    “Ini merupakan aksi bersama di bidang kebudayaan dan menjadi salah satu tujuan diselenggarakan kegiatan G20 bidang kebudayaan,” katanya.

    Lebih lanjut, Hilmar Farid mengemukakan bahwa semangat dari dialog budaya ini sama seperti kuatnya Yogyakarta melestarikan budayanya, sejalan dengan tema G20 Presidensi Indonesia "Recover Together, Recover Stronger".

    “Yogyakarta merupakan contoh pelestarian budaya yang berhasil di Indonesia, pada pertemuan ini, penjaga-penjaga kebudayaan bertemu. Bapak dan ibu adalah pelestari kearifan lokal dan praktik-praktik kebudayaan yang mendukung bumi lestari,” ujar Hilmar Farid dalam pertemuan dialog budaya di Yogyakarta, Minggu (11/9/2022).

    Dalam pertemuan itu pun Hilmar Farid mengatakan bahwa rangkaian pertemuan Ruwat Nusantara merupakan bagian agenda G20 bidang Kebudayaan, dengan puncak acara akan dilaksanakan di Candi Borobudur pada 12-14 September.

    Sementara itu, Penanggungjawab Kegiatan Ruwat Nusantara, Julianus Liembeng mengatakan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat diminta untuk menghadirkan narasi ketahanan masyarakat adat melalui ritual dan kearifan lokalnya.

    “Setiap masyarakat adat memiliki cara masing-masing untuk bertahan dari bala atau sesuatu yang buruk. Covid-19 merupakan bala untuk semua orang di seluruh dunia termasuk juga masyarakat adat,” katanya.

    Berbagai ritual adat dan masyarakat adanya telah didokumentasikan dalam kegiatan Ruwat Nusantara sebagai bagian dari rangkaian kegiatan G20 bidang kebudayaan. Ritual bukan hanya sekadar simbol namun harus dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-sehari, bagaimana harus menjaga hubungan dengan alam, sesama, leluhur, dan Tuhan Yang Maha Esa.

    Menurut Julianus, banyak hal yang harus ditanamkan ke generasi muda dalam hidup beradat dan berbudaya tentang menjaga alam dan lingkungan tempat mereka tinggal.

    “Adat dan tradisi harus dijaga agar tidak diklaim bangsa asing,” tegas peserta asal Kalimantan Barat ini.

    Aep

    0 Komentar

    Tinggalkan Komentar


    Cancel reply

    0 Komentar


    Tidak ada komentar

    Berita Lainnya


    Seleksi Administrasi PPG Bagi Guru Tertentu Dibuka
    Fatal Akibat Abaikan Lingkungan
    KPU Tetapkan Paslon Ridho Pemenang Pilkada 2024
    Masyarakat Harus Komitmen Perhatikan Lingkungan
    Gus Miftah Mundur dari Utusan Khusus Presiden

    Editorial



      sponsored links