free hit counter code Sulitnya Menerapkan 3M secara Utuh di Hotel dan Acara Pernikahan - JuaraNews Inspirasi Semangat Muda web stats service from statcounter
Sulitnya Menerapkan 3M secara Utuh di Hotel dan Acara Pernikahan
(istimewa) Pelantikan Kadin Jabar, Kamis (22/10/2020).

Sulitnya Menerapkan 3M secara Utuh di Hotel dan Acara Pernikahan

  • Senin, 26 Oktober 2020 | 11:08:00 WIB
  • 0 Komentar

JuaraNews, Bandung - Masyarakat belum sepenuhnya memahami pentingnya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dalam adaptasi kebiasaan baru. Setidaknya, ini ditemui dalam beberapa kegiatan di tingat atas maupun di bawah.


Dalam acara pelantikan Pengurus Kadin Jabar yang diselenggarakan Kamis (22/10/2020) di Trans Hotel, Jalan Gatot Subroto Kota Bandung, misalnya. Meski menjalankan protokol kesehatan, acara dihadiri ratusan orang. Dalam kegiatan itu tak ada sama sekali acara yang dilakukan secara virtual.


Tiga ratus lebih peserta menghadiri acara tersebut. Meskipun ruangan besar dan memuat sekitar 50 meja, namun suasana terkesan tak mengindahkan imbauan pemerintah tentang kapasitas maksimal 50 orang.

 

"Saya nggak tahu, kenapa harus banyak seperti ini. Meskipun menggunakan protokol kesehatan, namun aspek menjaga jarak dan melakukan kerumunan yang sangat banyak kan beriso juga," kata Syarif, salah seorang peserta.

 

Tak ada konfirmasi dari Panitia. Namun dalam proses pelantikan Panitia membatasi peserta yang naik ke panggung. Hanya Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang ke panggung dan dilantik Ketua Kadin pusat Rosan P  Roslani.

 

Kegiatan lain yang menggambarkan belum dipenuhinya 3M adalah kebiasaan acara pernikahan di masyarakat. Dalam sebuah pernikahan di Desa Dawagung Kecamatan Rajapolan Kabupaten Tasikmalaya misalnya, kekhawatiran munculnya claster baru datang karena protokol kesehatan yang sepenuhnya belum dipatuhi.

 

Meskipun banyak yang menggunakan masker, namun protokol menjaga jarak kurang dipatuhi. Terkadang masker pula tak digunakan karena pernapasan yang terganggu. Hal ini menjadi kekhawatiran yang sama, munculnya klaster baru penyebaran covid-19.

 

"Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. Karena memang sulit untuk menerapkan protokol kesehatan ini secara seutuhnya," kata Eri, salah seorang pengunjung acara tersebut.

 

Sekalipun demikian, pihak penyelenggara masih berupaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan menyediakan fasilitas cuci tangan dan thermo gun. "Kalau ada yang panasnya lebih dari 37 tentu kita minta tidak masuk," ujarnya.

 

Eri sadar, masyarakat harus dipaksakan dengan kebiasaan baru ini. Kebiasaan yang mengharuskan hidup berdamai dengan virus corona, yang semestinya bisa dicegah dengan perilaku atau kebiasaan baru. "Sampai virus ini hilang di bumi Indonesia," pungkas Eri. (*)

Oleh: ude gunadi / ude

0 Komentar

Tinggalkan Komentar


Cancel reply

0 Komentar


Tidak ada komentar

Berita Lainnya


Wapres Ma'ruf: Optimalkan Teknologi dalam Mitigasi
Agus Mulyana Optimistis Timnas Menang Lawan Korsel
SAH! Prabowo-Gibran Presiden & Wapres 2024-2029
Bey Ingin Sumedang Kembali Jadi Paradijs van Java
Bonus Demografi Sumber Daya Pembangunan Produktif

Editorial



    sponsored links